PELATIHAN

LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Kerjasama

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Kamis, 20 November 2025

LRMPHP Diseminasikan ALTIS sebagai Teknologi Terekomendasi BPPSDM KP


Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) diseminasikan Alat Transportasi Ikan Segar (ALTIS) sebagai salah satu teknologi yang direkomendasikan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan pada 19 November 2025. Kegiatan yang berlangsung secara daring tersebut dihadiri oleh lebih dari 300 penyuluh perikanan dari berbagai wilayah Indonesia, dengan menghadirkan Prof. Dr. Maman Hermawan, M.Sc., dan Prof. Dr. Aef Permadi, S.Pi., M.Si. (Guru Besar Politeknik Ahli Usaha Perikanan Jakarta) sebagai pembahas.

ALTIS merupakan inovasi yang telah ditetapkan sebagai teknologi terekomendasi melalui Keputusan Kepala BPPSDM KP Nomor 320 Tahun 2025. Teknologi ini hadir untuk menjawab permasalahan rendahnya mutu ikan yang diterima konsumen akibat lemahnya penanganan selama proses transportasi dan distribusi, terutama oleh pedagang ikan keliling. Selama ini, proses transportasi ikan masih banyak mengandalkan styrofoam box atau blong plastik yang tidak higienis dan kurang mampu mempertahankan kualitas ikan.

Menjawab kebutuhan tersebut, LRMPHP mengembangkan ALTIS, yaitu peti berinsulasi dengan sistem pendingin yang dapat dipasang pada sepeda motor roda dua. Peralatan ini dirancang untuk membantu pedagang ikan keliling dalam mendistribusikan ikan segar dengan lebih efektif sekaligus menjaga mutu produk hingga ke tangan konsumen.

ALTIS telah dikembangkan sejak tahun 2013, dan terus disempurnakan melalui serangkaian uji teknis dan uji kinerja di berbagai daerah, di antaranya Bantul, Gunungkidul, Pacitan, Jembrana, Padang, Bitung, Cirebon, dan Pekalongan. Pengujian tersebut dilakukan untuk mengetahui performa, tingkat produktivitas, serta nilai tambah yang dihasilkan bagi pedagang ikan keliling pengguna ALTIS.

Dalam kesempatan tersebut, Tri Nugroho Widianto, salah satu anggota tim inventor, memaparkan berbagai keunggulan ALTIS, seperti kemampuan mempertahankan mutu ikan segar, keberadaan sistem pendingin, kebersihan, higienitas, serta kemudahan operasional yang dapat meningkatkan efisiensi penjualannya. ALTIS juga telah meraih sejumlah pengakuan, di antaranya Inovasi Paling Prospektif (BIC) Tahun 2016, menjadi teknologi rekomendasi KKP, meraih Juara 2 IPLAN Challenge 2018, serta telah memperoleh sertifikat paten.

Secara umum, hasil uji terap menunjukkan bahwa ALTIS mudah dioperasikan dan mampu mendukung pedagang ikan keliling dalam aktivitas transportasi maupun penjualan. Selama pelaksanaan uji terap, pedagang tidak mengalami kendala berarti. “Keberhasilan inovasi ALTIS dalam berbagai uji terap tidak terlepas dari kemudahan teknologi ini untuk diadopsi dan dimodifikasi sesuai karakteristik masing-masing daerah,” ujarnya.

Inovasi teknologi ALTIS diharapkan dapat menjadi rujukan teknis bagi para penyuluh perikanan dalam kegiatan penyuluhan sehingga dapat mendorong peningkatan produktivitas dan kualitas layanan sektor kelautan dan perikanan.


Selasa, 18 November 2025

Sambut Harkannas, KKP Ajak Masyarakat Terapkan Gaya Hidup Sehat dengan Makan Ikan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak masyarakat menjadikan ikan sebagai bagian dari gaya hidup sehat sekaligus investasi bagi generasi emas. Dalam rangka menyambut peringatan Hari Ikan Nasional (Harkannas) ke-12 Tahun 2025, Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP menyiapkan sejumlah kegiatan dengan mengusung tema "Protein Ikan untuk Generasi Emas 2045".

Plt Dirjen PDSPKP, Machmud mengungkapkan tema tersebut sejalan dengan visi Presiden Prabowo yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 serta Asta Cita kedua yang menekankan sistem pertahanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau dan ekonomi biru.

"Kami percaya pembangunan manusia unggul khususnya generasi emas bisa terwujud apabila kebutuhan gizi terutama proteinnya terpenuhi. Dan ini bisa kita wujudkan mengingat Indonesia sebagai bangsa maritim memiliki ikan sebagai sumber protein," terang Machmud melalui keterangan tertulisnya, Senin (17/11).

Guna memeriahkan peringatan Harkannas tahun ini, Ditjen PDSPKP menyiapkan sejumlah kegiatan, mulai dari bimbingan teknis (Bimtek) penanganan dan pengolahan ikan bersama Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berlangsung pada 8 Oktober, 22 Oktober, dan 8 November 2025. 

Kemudian Webinar Road to Harkannas pada 29 Oktober, 6 dan 13 November 2025, lomba masak serba ikan tingkat nasional seleksi awal yang berlangsung secara daring pada 13-31 Oktober 2025, lomba video masak ikan untuk masyarakat pada 27 Oktober-15 November 2025, bazar produk kelautan dan perikanan spesial Harkannas pada 5-6 November 2025 serta Bincang Bahari Spesial Harkannas Tahun 2025 pada 19 November 2025.

Tak hanya itu, KKP juga menggelar Investment and Business Matching dengan topik "Accelerate National Economic Growth Through Downstreaming of Fisheries" di Ballroom Gedung Mina Bahari (GMB) 3 KKP pada 20 November 2025. Rencananya, peringatan Harkannas 2025 akan dibuka pada 21 November 2025 di GMB 3 KKP secara hybrid, yang dirangkaian dengan Grand Final Lomba Masak Serba Ikan Tingkat Nasional yang diikuti oleh 9 peserta provinsi dan Final Lomba Storytelling. Puncak acara Harkannas akan dilangsungkan di Anjungan Sarinah Jakarta pada 23 November 2025, di tengah penyelenggaraan car free day dan dibuka untuk umum.

"Kami menyadari, car free day adalah ruang publik dan tempat yang tepat untuk merayakan Harkannas dengan masyarakat. Jadi sampai jumpa di sana," tutupnya.

Sebagai informasi, peringatan Harkannas 2025 tahun ini turut didukung Kementerian Koordinator Bidang Pangan dan berbagai mitra, seperti Shopee, Royco, Heinz ABC, Regal Springs Indonesia, WWF Indonesia, Delta Food, PT. Bank Mandiri, PT BNI, PT. Komira, PT. Perindo, PT. Sekar Bumi, serta para mitra lainnya.

Kolaborasi ini diwujudkan dalam beragam kegiatan seperti live shopping, demo masak, bazar kuliner ikan, kampanye gemarikan, pembagian ikan gratis, ragam promosi, serta edukasi mengenai perikanan berkelanjutan.

Secara serentak, berbagai daerah di seluruh Indonesia juga turut memeriahkan Harkannas melalui beragam kegiatan yang digagas oleh pemerintah daerah maupun swasta. Inisiatif ini menunjukkan bahwa semangat Harkannas tidak hanya tumbuh di tingkat pusat, tetapi mengalir hingga ke daerah sebagai gerakan bersama dalam mendukung pembangunan sumber daya manusia yang sehat dan unggul.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa salah satu upaya meningkatkan konsumsi ikan adalah melalui program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan). Dengan harapan, pemenuhan gizi masyarakat terpenuhi, sekaligus membantu kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan.



Sumber ; kkp web


Selasa, 11 November 2025

Menteri Trenggono Kembangkan Budidaya Modern untuk Kebutuhan Blue Food

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menceritakan besarnya potensi bluefood Indonesia untuk mendukung program ketahanan pangan dunia, saat menjadi pembicara dalam kuliah umum mengenai transformasi tata kelola maritim di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Jumat (7/11).

Blue food yang bersumber dari hasil perikanan tangkap dan budidaya di Indonesia jumlahnya tak kurang dari 24 juta ton setiap tahun, termasuk rumput laut. Pihaknya menargetkan peningkatan volume produksi, khususnya dari perikanan budidaya demi menjaga keberlanjutan populasi perikanan di alam. 

Saat ini volume produksi perikanan budidaya di rata-rata 5,6 juta ton per tahun. Padahal Indonesia memiliki potensi lahan budidaya di darat, laut, dan pesisir yang jumlahnya hampir 18 juta hektare, dengan pemanfaatan saat baru di angka 1,2 juta hekater atau 6,8 persen.

“Budidaya itu masa depan, dan kami telah mengembangkan modeling-modeling budidaya modern sejumlah komoditas, salah satunya nila salin di Karawang. Keberhasilan di Karawang kami bawa ke skala yang lebih besar yaitu dalam bentuk program revitalisasi tambak untuk budidaya nila salin, yang tahap awal pembangunan luasnya mencapai 20 ribu hektare di Jawa Barat,” ungkap Menteri Trenggono.

Konsep pembangunan revitalisasi tambak di Pantura Jawa tidak hanya fokus pada produksi, tapi dibarengi dengan pengembangan kawasan ekosistem mangrove sebagai penyangga lingkungan secara alami. Selain pengembangan kawasan mangrove, tambak-tambak revitalisasi juga dilengkapi dengan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL).

“Pengelolaan budidaya yang baik terbaik harus dikelola limbahnya dengan benar. Dan pengelolaan limbah ini tidak hanya di budidaya, termasuk di kawasan permukiman kampung nelayan. Untuk ini kami juga siapkan program Kampung Nelayan Merah Putih,” ungkapnya.

Program revitalisasi 20 ribu hektare tambak di Jabar diproyeksikan menghasilkan sekitar 1,56 juta ton nila salin per tahun, yang akan berkontribusi menambah jumlah hasil perikanan budidaya nasional. Besarnya hasil produksi berkat penerapan cara budidaya ikan yang baik, dan teknologi produksi modern sehingga produktivitas meningkat menjadi 130 ton/hektare lahan produksi/siklus dari yang semula 0,6 ton per hektare per tahun. 

Untuk pasar, Menteri Trenggono tidak khawatir karena kebutuhan protein dunia terus meningkat setiap tahun, termasuk yang berasal dari produk perikanan. Timur Tengah merupakan pasar potensial karena masyarakatnya menggemari ikan nila, serta banyak warga negara Indonesia yang berada di sana untuk bekerja, sekolah, maupun beribadah.

Sebagai informasi, FAO menyebut populasi dunia diperkirakan akan tumbuh lebih dari 30 persen hingga tahun 2050 sehingga diprediksi bahwa kebutuhan protein dunia akan meningkat hingga 70 persen. Sedangkan proyeksi nilai pangan biru (blue food) pada 2030 sebesar USD 419,09 miliar.



Sumber : kkp web


Rabu, 05 November 2025

LRMPHP Perkuat Jejaring Kerja Sama dengan SMK Negeri 1 Tanjungsari

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) memperkuat jejaring kerja sama dengan SMK Negeri 1 Tanjungsari melalui kegiatan pembahasan kurikulum serta monitoring dan evaluasi (monev) Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang dilaksanakan pada Selasa, 4 November 2025, di SMK Negeri 1 Tanjungsari, Gunungkidul.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya LRMPHP untuk memperkuat kemitraan dengan institusi pendidikan kejuruan dalam mendukung peningkatan kompetensi sumber daya manusia di bidang mekanisasi dan pengolahan hasil perikanan.

Pada kesempatan tersebut, Koko Kurniawan, selaku perwakilan LRMPHP, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memastikan pelaksanaan PKS berjalan sesuai dengan ruang lingkup yang telah disepakati. “Melalui kerja sama ini, kami ingin memastikan implementasi PKS terus berjalan optimal, meliputi praktik kerja lapangan (PKL) bagi siswa dan/atau guru, penyelarasan kurikulum berbasis kompetensi yang link and match dengan dunia industri, serta pelatihan di bidang mekanisasi dan pengolahan hasil perikanan,” ujarnya.

Kepala SMK Negeri 1 Tanjungsari, Sunarto, menyambut baik kunjungan LRMPHP dan berharap kerja sama yang telah terjalin dapat terus dikembangkan. “Kami berharap sinergi ini dapat memperkuat program sekolah berbasis kompetensi yang selaras dengan kebutuhan dunia kerja dan industri perikanan,” ungkapnya.

Dalam kegiatan tersebut, kedua pihak membahas penyelarasan Kurikulum Program Keahlian Pengolahan Hasil Perikanan agar lebih sesuai dengan kebutuhan industri dan perkembangan teknologi mekanisasi hasil perikanan. Selain itu, dilakukan pula monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan PKS yang mencakup kerja sama dalam bidang pembelajaran, magang siswa, serta pengembangan kompetensi siswa dan/atau guru.

Sebagai tindak lanjut, direncanakan pelaksanaan program magang (PKL) bagi empat (4) orang siswa SMK Negeri 1 Tanjungsari di LRMPHP pada tahun ajaran 2026. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi teknis dan kesiapan kerja siswa dalam menghadapi tantangan industri perikanan saat ini.

Melalui kegiatan ini, LRMPHP terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kolaborasi dengan lembaga pendidikan kejuruan guna mewujudkan sumber daya manusia unggul, adaptif terhadap perkembangan teknologi, dan siap bersaing di dunia kerja sektor perikanan


Jumat, 31 Oktober 2025

KKP Terima Penghargaan dari ANRI atas Penyelamatan Arsip Bernilai Sejarah

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menerima penghargaan dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) atas komitmennya menyelamatkan arsip statis bernilai sejarah. Penghargaan tersebut diberikan dalam kegiatan Rapat Koordinasi Penyelamatan Arsip Kabinet Indonesia Maju dan Arsip Kemaritiman Tahun 2025 yang digelar di Jakarta, Kamis (30/10).

Sekretaris Jenderal KKP, Komjen Pol Rudy Heriyanto Adi Nugroho menyampaikan bahwa penghargaan ini menjadi simbol tanggung jawab moral dan hukum KKP dalam menjaga jejak perjalanan bangsa di sektor kelautan dan perikanan.

“Arsip bukan sekadar dokumen administratif, tetapi merupakan rekam jejak perjuangan dan kebijakan bangsa. Apa yang kami serahkan adalah bagian dari upaya memastikan sejarah kelautan Indonesia tetap lestari dan dapat dipelajari oleh generasi mendatang,” ujar Rudy dalam siaran resmi di Jakarta, Jumat (31/10).

Arsip yang diserahkan mencakup dokumen penting terkait penyidikan tindak pidana perikanan, kegiatan Satuan Tugas 115 pemberantasan illegal fishing, serta produk hukum seperti Keputusan Menteri dan laporan tahunan KKP. Arsip-arsip tersebut merekam peristiwa penting antara tahun 2004 hingga 2020, termasuk foto-foto kegiatan operasi penenggelaman kapal pelaku illegal fishing, konferensi pers menteri, dan laporan koordinasi lintas lembaga.

Arsip Paling Kaya

Kepala ANRI Mego Pinandito, mengapresiasi langkah KKP yang dinilai menjadi contoh nyata dalam penerapan tata kelola kearsipan nasional. 

Ia menambahkan, hingga periode Kabinet Indonesia Maju, sudah terdapat 86 lembaga negara yang menyerahkan arsip statis ke ANRI. Dari jumlah tersebut, KKP menjadi salah satu instansi dengan koleksi arsip paling kaya di bidang kemaritiman, mulai dari penegakan hukum hingga diplomasi kelautan.

“Penyelamatan arsip statis oleh KKP menunjukkan kesadaran tinggi akan pentingnya memori kolektif bangsa. Arsip-arsip ini bukan hanya catatan masa lalu, tetapi juga sumber pengetahuan dan bahan pembelajaran bagi kebijakan publik di masa depan,” kata Mego.

Mego juga menekankan bahwa penyerahan arsip bukan sekadar memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, melainkan wujud tanggung jawab institusional untuk meninggalkan warisan intelektual bagi bangsa. 

Melalui penghargaan ini, KKP sesuai arahan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat tata kelola kearsipan di lingkungan kementerian, sekaligus memastikan setiap kebijakan, program, dan penegakan hukum di sektor kelautan dan perikanan tercatat secara autentik, transparan, dan berkelanjutan.


Sumber : kkp web


Rabu, 29 Oktober 2025

KKP Bekali Penyuluh Perikanan Pelatihan Komunikasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memperkuat kapasitas para penyuluh perikanan di Indonesia. Tidak hanya kemampuan teknis di bidang perikanan, manajemen, para penyuluh juga dilatih berkomunikasi sebab berperan sebagai garda terdepan KKP di tengah masyarakat.

Bimbingan Teknis Komunikasi Efektif bertema “Penyuluh Bicara Lautra: Menyebar Informasi, Menggerakkan Aksi” merupakan rangkaian Bulan Bakti Kelautan dan Perikanan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-26 KKP. Pelatihan berlangsung selama tiga di Jakarta pekan lalu.

“Kegiatan bertujuan menyiapkan penyuluh KP sebagai garda terdepan penyampai informasi program dan kebijakan KKP, khususnya terkait Oceans for Prosperity Project (Laut untuk Kesejahteraan/LAUTRA),” ujar Kepala Pusat Penyuluhan KP Yayan Hikmayani dalam siaran resmi di Jakarta, Senin (27/10).

Menurutnya, komunikasi publik menjadi kunci keberhasilan implementasi program di lapangan. Komunikasi yang baik bukan sekadar menyampaikan informasi, tapi menggerakkan orang untuk ikut berbuat. “Pengetahuan yang diperoleh dari bimtek ini harus menjadi api yang menyalakan semangat di berbagai daerah,” ujarnya.

Memaksimalkan Integrasi Pesisir 

Program Laut untuk Kesejahteraan (LAUTRA) sendiri merupakan bagian dari Oceans for Prosperity Project yang digagas KKP bersama Bank Dunia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pesisir berbasis sumber daya laut berkelanjutan.

Program ini mengintegrasikan konservasi ekosistem laut, penguatan kelembagaan masyarakat, peningkatan kapasitas usaha pesisir, serta pengembangan model ekonomi biru yang inklusif, mulai dari pengelolaan wisata bahari, diversifikasi usaha nelayan, hingga revitalisasi produksi garam rakyat. Melalui LAUTRA, masyarakat diharapkan tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga aktor utama dalam menjaga laut dan memanfaatkan potensinya secara berkelanjutan.

Direktur Jasa Bahari Ditjen Pengelolaan Kelautan, Enggar Sadtopo, menekankan pentingnya peran penyuluh dalam mendukung pemberdayaan masyarakat pesisir melalui pendekatan partisipatif. “Isu kelautan hari ini bukan hanya soal ekonomi, tapi juga keberlanjutan. Program LAUTRA hadir untuk memastikan sumber daya laut dikelola dengan bijak, memberdayakan masyarakat tanpa mengorbankan ekosistem,” ujarnya.

Salah satu peserta, penyuluh perikanan KP, Regi Natlianus Nalle, asal Kabupaten Sabu Raijua, Satminkal BBRBLPP Gondol, merasakan langsung manfaat kegiatan ini. “Melalui bimtek ini, kami semakin siap memfasilitasi dan mempromosikan program Laut untuk Rakyat. Kami ingin membantu masyarakat pesisir tumbuh lewat wisata bahari dan produksi garam lokal,” tuturnya.

Bimtek ini juga membekali peserta dengan keterampilan merancang narasi publik yang kuat, kredibel, dan berdampak. Dengan penguasaan komunikasi yang baik, penyuluh diharapkan tak hanya menjadi penyampai informasi, tetapi juga motor penggerak perubahan di lapangan, menerjemahkan visi besar KKP menuju laut sehat, masyarakat sejahtera, dan ekonomi biru yang berkelanjutan.

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan menyebut pentingnya peran para penyuluh perikanan sebagai pendamping paling dekat masyarakat di lapangan. Untuk itu, penyuluh harus aktif mengasah kompetensi agar optimal dalam membantu peningkatan produktivitas masyarakat kelautan dan perikanan.


Sumber: kkp web


Senin, 27 Oktober 2025

Bulan Bakti KP: LRMPHP dan Bapas Wonosari Berdayakan Klien Pemasyarakatan melalui Diseminasi Teknologi Mekanisasi

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) bekerja sama dengan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas II Wonosari Gunungkidul menyelenggarakan kegiatan Diseminasi Teknologi Mekanisasi Kelautan dan Perikanan serta Bimbingan Teknis bagi Klien Pemasyarakatan, pada Kamis 24 Oktober 2025  di Kantor LRMPHP, Jalan Imogiri Barat KM 11.5, Kertan, Sumberagung, Jetis, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia serta tindak lanjut implementasi Perjanjian Kerja Sama antara LRMPHP dan Bapas Kelas II Wonosari. Selain itu, kegiatan ini juga diselenggarakan dalam rangka menyemarakkan Bulan Bakti Kelautan dan Perikanan serta menyambut Hari Ulang Tahun Kementerian Kelautan dan Perikanan ke-26. Kerja sama ini bertujuan untuk memberdayakan klien pemasyarakatan melalui pelaksanaan diseminasi teknologi mekanisasi kelautan dan perikanan, serta pembekalan keterampilan kemandirian agar mereka dapat kembali produktif dan berperan aktif di masyarakat.

Kegiatan dihadiri oleh Kepala LRMPHP, Kartika Winta Apriliany, dan Kepala Bapas Kelas II Wonosari, Andi Gafriana Mutiah, serta staf pendamping dari kedua instansi. Sebanyak 12 orang klien pemasyarakatan dari wilayah kerja Bapas Kelas II Wonosari turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.

Acara diawali dengan sambutan dari Kepala LRMPHP dan Kepala Bapas Kelas II Wonosari. Dalam sambutannya, Kartika Winta Apriliany menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat memberikan manfaat nyata bagi peserta, khususnya sebagai bekal ilmu dan keterampilan dalam kehidupan bermasyarakat.

Sementara itu, Andi Gafriana Mutiah menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada LRMPHP atas kesempatan yang diberikan bagi klien pemasyarakatan untuk menimba ilmu dan memperoleh keterampilan baru. Ia juga memberikan motivasi kepada peserta agar terus berusaha, pantang menyerah, dan mampu memanfaatkan pengetahuan yang diperoleh sebagai bekal berwirausaha secara mandiri.

Dengan mengusung tema “Pembuatan Lele Asap dan Pengenalan Alpindel untuk Pembuatan Tahu Bakso Ikan”, peserta memperoleh materi sekaligus melakukan praktik langsung pengolahan lele asap menggunakan asap cair food grade serta pengoperasian alat pengisi adonan sistem handel (Alpindel) untuk pembuatan tahu bakso ikan.

Di bawah bimbingan instruktur dari LRMPHP, para peserta tampak antusias mengikuti seluruh tahapan kegiatan, mulai dari persiapan bahan, proses pengolahan, hingga pemasakan produk. Sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi dan semangat peserta, instruktur memberikan reward berupa door prize selama kegiatan berlangsung.

Melalui kegiatan ini, diharapkan klien pemasyarakatan dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru di bidang pengolahan hasil perikanan yang dapat dimanfaatkan sebagai bekal untuk berwirausaha secara mandiri. Kegiatan ini juga merupakan wujud nyata sinergi antara LRMPHP dan Bapas Wonosari dalam mendukung program pemberdayaan masyarakat bagi klien pemasyarakatan.