Pupuk berbahan dasar rumput laut saat ini banyak dikembangkan di berbagai negara untuk meningkatkan hasil produksi pertanian, hortikultura, dan juga untuk jenis tanaman hias. Sedangkan di Indonesia sendiri, pupuk organik rumput laut sudah tersedia dipasaran, namun demikian masih merupakan produk impor. Pupuk rumput laut tersebut biasanya digunakan sebagai pupuk pelengkap atau sebagai pupuk organik dengan senyawa utamanya adalah hormon pemacu tumbuh (HPT) yang telah diklaim dan juga terbukti secara sains mampu untuk meningkatkan dan mempercepat hasil panen tumbuhan buah dan tanaman pertanian lainnya.
Pengolahan rumput laut menjadi pupuk umumnya dilakukan dengan pencucian, pencacahan dan ekstraksi. Sedangkan untuk membuat pupuk padat (granul) ditambahkan proses penepungan dan granulasi. Beberapa proses tersebut sebagian masih dilakukan secara manual seperti pada pencucian dan ektraksi. Pencucian secara manual dilakukan dengan merendam rumput laut ke dalam bak penampungan dan di injak-injak untuk membersihkan rumput laut dari kotoran-kotoran yang menempel. Sedangkan pada proses ektraksi dilakukan dengan cara memeras cairannya menggunakan kain belacu, kemudian hasilnya ditampung dalam botol-botol plastik.
LPP-MPHP pada beberapa tahun terakhir telah mengembangkan peralatan pengolahan pupuk rumput laut yang dapat digunakan untuk produksi skala UKM. Peralatan tersebut di desain melalui tahapan kegiatan diantaranya identifikasi kebutuhan yang langsung dilakukan terhadap pengguna serta pelaksanaan kegiatan uji coba lapang sehingga menghasilkan peralatan yang sesuai kebutuhan UKM. Beberapa peralatan tersebut diantaranya alat pencuci, alat pencacah, alat ektraksi, alat pengepres, alat granulator dan alat pengayak.
0 comments:
Posting Komentar