dok. LRMPHP |
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menghadiri acara puncak HUT HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) ke 44 di Pantai Depok, Bantul, DI – Yogyakarta pada 21 Mei 2017. Dalam sambutannya Beliau menyampaikan beberapa hal, diantaranya yaitu :
- Ekspor perikanan Indonesia menduduki peringkat tiga se-Asia Tenggara. Padahal Indonesia memiliki garis pantai terpanjang nomor dua di dunia. Hal tersebut sangat kontradiksi dan kita tidak boleh diam saja. Oleh karena itu kita harus bertindak tegas dalam menjalankan kebijakan memerangi pencurian ikan.
- Jajaran PSDKP dan TNI Angkatan Laut diharapkan dapat menghilangkan rumpon (fish aggregating device) yang ada di laut Indonesia, karena keberadaan rumpon dinilai bisa merusak ekologi perairan setempat dan itu bisa mengancam keberadaan ikan-ikan. Semakin banyak rumpon yang dipasang di perairan Indonesia, maka itu akan berpotensi mengalihkan pergerakan tuna ke dalam kawasan perairan nasional. Jika itu dibiarkan, maka itu dinilai bisa merugikan nelayan kecil dan tradisional.
- Kebijakan memerangi pencurian ikan dan penghapusan rumpon merupakan kemenangan tersendiri bagi HNSI, karena nelayan lokal bisa lebih mengoptimalkan perikanan tangkap di laut Indonesia.
- Visi dan misi Presiden Jokowi di antaranya adalah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, juga menjadikan laut sebagai masa depan bangsa. Itu berarti laut merupakan salah satu ujung tombak dalam pengembangan Bangsa Indonesia yang juga berarti bahwa laut kita harus kaya ikan dan harus hidup untuk masa depan bangsa kita. Oleh karena itu para nelayan yang tergabung dalam HNSI diharapkan dapat segera berkonsolidasi mengingat sudah hampir tiga tahun pemerintahan yang baru melakukan beberapa program melalui KKP dalam jaga visi misi Presiden Jokowi.
- Perlunya pemda ikut memberdayakan nelayan, karena sektor perikanan bias membantu pemerintah untuk urusan deflasi. Saat semua komoditas lain mengalami inflasi, justru perikanan bias menjadi penyeimbang.
0 comments:
Posting Komentar