Penentuan kesegaran ikan menjadi langkah penting dalam pengkonsumsian ikan. Perubahan mayor yang dijadikan patokan kesegaran ikan adalah warna, bau dan tekstur. Mata ikan akan berubah semakin cekung dan keruh pada ikan yang busuk selanjutnya mengeluarkan bau dan tekstur daging menjadi lunak (SNI). Perubahan fisik secara visual pada kebusukan ikan mampu diterjemahkan menjadi deretan angka dengan bantuan pengolahan citra digital. Penerapan pengolahan citra untuk menentukan kesegaran ikan dan bahan makanan lain telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Dutta et al (2016) melaporkan bahwa penentuan tingkat kesegaran ikan dapat dilakukan menggunakan pengolahan citra insang ikan. Menesatti et al (2010) menyebutkan bahwa citra digital ikan berbasis kamera hyperspektral bisa menjadi dasar penentu kesegaran ikan. Kelemahan dua penelitian tersebut adalah bersifat destruktif karena perlu pemotongan operculum ikan untuk memperoleh citra insang yang baik dan diperlukan kamera hyperspektral yang harganya cukup mahal. Oleh karena itu, penelitian terkait penerapan model neural network pattern regognition yang bersifat nondestruktif dengan menggunakan kamera biasa masih perlu dikembangkan.
Neural Network atau
Jaringan Syaraf Tiruan (JST) merupakan sebuah metode pengenalan pola, prediksi,
klasifikasi dan pendekatan fungsi yang meniru arsitektur kerja otak. JST
memiliki tiga lapisan yaitu lapisan input, lapisan tersembunyi dan lapisan
output. Salah satu algoritma pada JST adalah backpropagation yang mempunyai
kemampuan untuk melakukan dua tahap perhitungan yaitu perhitungan maju dan turun.
Perhitungan maju untuk menghitung eror antara output dan target, sedangkan
perhitungan mundur sebagai penghitungan balik eror untuk memperbaiki bobot pada
semua neuron yang ada. Penerapan
JST dengan algoritma backpropagation dalam
pengambilan keputusan telah dilaporkan beberapa peneliti. Kusmaryanto, S
(2014) menggunakan JST Backpropagation untuk pengenalan wajah. Dewi et al (2009) mampu menerapkan JST untuk
memprediksi kelulusan mahasiswa. Lebih jauh lagi di bidang perikanan, Dowlati et al (2009) menggunakan metode regresi
dan neural network untuk memprediksi
tingkat kesegaran ikan bawal.
Tahapan dalam
sebuah JST pattern recognition adalah akuisisi data, preprocessing, ekstraksi
ciri dan pengenalan data (Putra, D. 2010). JST dikembangkan dari data citra Red Green Blue (RGB) yang diukur menggunakan computer
vision system. Sebuah
citra dalam model Red Green Blue
(RGB) memiliki tiga komponen warna utama yaitu merah, hijau dan biru dengan
rentang nilai setiap komponen utama antara 0-225. Warna selain komponen utama adalah
hasil percampuran komponen warna utama dengan nilai tertentu. Penggunaan komponen RGB dalam bentuk data statistik yang
digunakan sebagai input pada jaringan pengambil keputusan telah dilaporkan. Hariyanto
(2009) menggunakan metode pengubahan komponen RGB pada gelang resistor untuk
mengetahui nilai resistansinya. Lebih lanjut dibidang perikanan Issac et al (2017) mampu menggunakan data
masukan nilai RGB citra insang sebagai penentu tingkat kesegaran ikan.
Berdasarkan beberapa literatur di atas, penerapan JST pattern recognition di bidang perikanan
masih belum digunakan secara luas, padahal metode image processing dengan JST
sebagai pengambil keputusan yang akurat. Oleh karena
itu, LRMPHP telah melakukan penelitian
untuk mengetahui kemampuan JST
dalam memprediksi kesegaran ikan tuna
(Thunnus sp.). Hasil penelitian
tersebut telah dipublikasikan dalam Seminar Nasional Tahunan XIV Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan
(Semnaskan-UGM) 22 Juli di Yogyakarta.
Rangkaian penelitian dimulai dengan pengambilan data citra mata ikan menggunakan
kamera logitech 8 megapiksel di dalam kotak
khusus berukuran x 55 x 12 cm yang telah dilengkapi dengan lampu LED pada
empat titik. Citra mata ikan yang diperoleh selanjutnya melewati dua tahapan pengolahan
citra menggunakan software matlab
2014a, yaitu preprocessing dan ekstraksi rata rata nilai RGB citra mata ikan. Berikut
diagram proses
penelitian (Gambar 1.) dan alur preprocessing citra mata ikan (Gambar 2.).
Gambar 1. Diagram proses
penelitian
|
Gambar 2. Alur preprocessing citra mata ikan
|
Hasil preprocessing citra mata ikan terlihat pada
Tabel 1.
Berdasarkan olah data yang dilakukan maka diperolah nilai akurasi, sensitivitas
dan spesivitas
pengujian masing-masing sebesar 86, 95 dan 71 %. Nilai AUC
yang diperoleh sebesar
0,834, sehingga dapat
dsimpulkan bahwa metode
klasifikasi kesegaran ikan berdasarkan nilai rata rata RGB citra mata ikan tergolong
baik.
0 comments:
Posting Komentar