Kebutuhan rumput laut diperkirakan akan terus meningkat
seiring dengan meningkatnya kebutuhan untuk konsumsi langsung maupun kebutuhan
industri (makanan, farmasi, kosmetik, dan lain-lain). Selama ini pembudidaya rumput laut umumnya hanya menjual rumput
laut dalam bentuk mentah (kering) dan belum diolah dengan baik. Di pasar internasional, rumput laut dari Indonesia masih
dihargai rendah karena mutunya belum baik. Salah satu penyebab rendahnya kualitas
rumput laut Indonesia tersebut karena kurangnya teknologi penanganan pasca
panen. Jika teknologi pasca panen rumput laut dapat dikembangkan dan diterapkan
dengan baik, maka agroindustri yang bertujuan meningkatkan nilai tambah,
menambah lapangan kerja dan mengurangi impor produk jadi rumput laut dapat
tercapai.
Secara umum, kualitas rumput
laut harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI nomor 2690 : 2015). Salah satu parameter untuk mengetahui kualitas rumput laut
adalah tingkat kebersihan
rumput laut kering yang ditunjukkan dengan nilai CAW (Clean
Anhydrous Weed). CAW yaitu persentase berat sampel rumput laut kering bersih setelah dicuci,
dipisahkan dari pengotor lain dan dikeringkan dalam oven pada suhu 700C
sampai berat konstan dibandingkan dengan bobot rumput laut awal.
Salah
satu tahapan penanganan pasca panen rumput laut adalah pencucian rumput laut. Selama ini pencucian rumput laut masih dilakukan
secara konvensional dengan cara merendam rumput laut dalam
air laut karena akan lebih mudah menghilangkan kerang, pasir dan kotoran
lainnya. Selain itu, pencucian rumput laut juga bisa dilakukan
dengan merendam rumput laut kedalam air bersih dengan beberapa
kali pengadukan. Namun, proses tersebut membutuhkan waktu yang lama sehingga
kapasitas produksinya menjadi kecil. Oleh karena itu diperlukan mesin atau
peralatan yang dapat mempermudah pencucian rumput laut.
LRMPHP telah melakukan penelitian rancang bangun
mesin pencuci rumput laut sistem berkelanjutan. Penelitian mencakup tahap
perancangan/desain, perakitan mesin, uji kinerja mesin, serta analisis produk
yang dihasilkan. Desain alat pencuci rumput laut dirancang untuk pencucian
dengan sistem berkelanjutan, yaitu alat dapat digunakan secara terus menerus
tanpa ada proses muat dan bongkar bahan yang dicuci. Sistem kerja mesin dibuat
sesederhana mungkin agar mudah dioperasikan oleh operator di unit pengolahan
yang pada umumnya memiliki keahlian yang terbatas.
Mesin pencuci rumput laut hasil rancang bangun LRMPHP
dan spesifikasi teknisnya disajikan pada gambar 1 dan tabel 1 berikut:
Gambar 1. Mesin Pencuci Rumput Laut Sistem Berkelanjutan
Tabel 1. Spesifikasi Teknis Alat Pencuci Rumput Laut
Pada uji kapasitas mesin pencuci rumput laut sistem
berkelanjutan terhadap rumput laut Sargassum
sp. dan E. Cottonii diperoleh
hasil 53 kg/jam dan 99 kg/jam. Hasil pencucian terhadap dua jenis rumput tersebut
menunjukkan kapasitas pencucian yang berbeda. Hal ini disebabkan karena sifat
fisik dan morfologi kedua rumput laut tersebut berbeda. Hasil analisa CAW
terhadap rumput laut sargassum sp. diperoleh
nilai 71,76 %, artinya tingkat kemurniannya sebesar 71,76 %. Berdasarkan standar
SNI 2690 : 2015 yang mensyaratkan kadar CAW
rumput laut Sargassum sp. minimal 50%,
maka rumput laut tersebut telah memenuhi standar. Secara umum mesin pencuci
rumput laut sistem berkelanjutan dapat bekerja dengan baik sehingga dapat
mempermudah pencucian rumput laut.
Sumber : Prosiding Semnaskan UGM
Sumber : Prosiding Semnaskan UGM
0 comments:
Posting Komentar