Rumput laut merupakan salah satu komoditas perikanan
Indonesia yang potensial untuk dikembangkan. Data FAO tahun 2014 menyebutkan
bahwa sebanyak 5.738.688 ton rumput laut
jenis Eucheuma sp dibudidayakan di
Indonesia. Salah satu cara penanganan rumput laut agar dapat bertahan lama
setelah proses panen adalah dengan cara pengeringan. Rumput laut yang telah
dikeringkan dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai macam olahan seperti
agar-agar kertas, ATC dan lain sebagainya. Permasalahan yang timbul di tingkat
petani dan pengolah rumput laut skala UKM adalah pengeringan rumput laut pada
musim penghujan yang hanya mengandalkan panas matahari. Rumput laut di musim
penghujan tidak dapat dikeringkan dengan baik sehingga menyebabkan penurunan
mutu, bahkan dapat mengakibatkan rumput laut menjadi busuk. Rumput laut yang mutunya kurang baik tersebut tidak
dapat diterima oleh pengepul/perusahaan dan banyak yang terbuang percuma. Oleh
karena itu, penggunaan alat pengering rumput laut menjadi sangat penting bila
kondisi cuaca tidak optimal.
Alat pengering umumnya terbagi menjadi dua macam yaitu
pengeringan menggunakan matahari dan pengering konvektif. Untuk mendapatkan
alat pengering diperlukan aliran udara yang homogen dalam ruangan. Proses
penguapan cairan dalam bahan dengan pemberian panas menyebabkan terjadinya
proses pengeringan. Panas yang dibawa oleh media seperti udara menyebabkan uap
air akan dilepaskan dari permukaan bahan ke udara pengering. Proses pengeringan
dapat mempengaruhi mutu produk yang akan dihasilkan. Dalam proses pengeringan rumput
laut perlu suhu yang konstan agar mutu yang dihasilkan tetap terjaga. Oleh
karena itu desain alat pengering yang dapat menjaga suhu yang stabil diperlukan
dalam proses pengeringan rumput laut tersebut.
LRMPHP telah
melakukan penelitian tentang alat pengeringan rumput laut. Salah satu tahapan
penelitian tersebut adalah simulasi model aliran udara
dalam ruang pengering rumput laut. Rangkaian percobaan diawali dengan merancang
ruang pengering jenis arc/dome. Pemilihan
jenis ruang pengering arc/dome disesuaikan
dengan jenis produk rumput laut eucheuma
yang digunakan dalam penelitian. Rumput laut jenis eucheuma memiliki banyak komposisi air sehingga diharapkan ruang pengering
jenis arc/dome dapat menampung lebih
banyak uap air di bagian atas.
Gambar 1.
merupakan desain arc/dome yang akan
digunakan pada penelitian tersebut. Sumber panas akan diletakan dibawah yang
diharapkan aliran panas akan mengalir ke bagian atas melalui euchema sehingga terjadi proses
pengeringan. Ruangan desain memerlukan outlet
(lubang udara) agar terjadi perputaran aliran udara dan suhu dalam ruangan.
Selain lubang udara, penambahan kipas diperlukan sebagai pendorong udara dari
bawah.
Gambar 1. Desain Ruang Pengering |
Salah satu desain
simulasi yang dikembangkan pada ruang pengering tersebut adalah penggunaan dua
kipas pendorong pada bagian bawah dengan satu outlet pada bagian atas (Gambar 2.).
Tampak Samping |
Tampak Atas Gambar 2. Analisa Desain |
Berdasarkan
hasil simulasi yang dilakukan diperoleh hasil kecepatan
udara panas pada ruang pengering antara 0 - 0,5 m/s, sehingga panas yang
dihasilkan pada ruang pemanas bertahan lama di ruang pengering. Dengan
demikian, hasil desain tersebut dapat dijadikan acuan sebagai rancang bangun
alat pengering rumput laut.
0 comments:
Posting Komentar