KKP Terus Dorong Peningkatan Ekspor Perikanan Indonesia (Dok. Humas BRSDM) |
Mewakili Menteri
Kelautan dan Perikanan, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan
Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja didaulat menjadi keynote speaker pada acara Marine Business Gathering, yang
diinisiasi oleh Pengurus Ikatan Alumni Fakultas Teknologi Kelautan, Universitas
Sepuluh Nopember (Alfatekelits), di Kapal Pesiar Quick Silver, pada 12 November
2019.
Kegiatan ini terlaksana
dalam rangka memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan
pelayanan dasar yang menjadi salah satu agenda dari 7 agenda pembangunan RPJMN
2020 – 2024. Dalam konteks memperkuat infrastruktur inilah, maka kemandirian
maritim Indonesia harus terus selalu diupayakan.
Pada kesempatan
tersebut, Sjarief menjabarkan perihal potensi kelautan dan perikanan Indonesia
ke depan. Dikatakan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki
tanggung jawab baik di laut, sungai, tambak hingga kolam, guna memberi nilai
tambah untuk Indonesia.
“Kita telah mendorong
kedaulatan Indonesia di periode sebelumnya, maka saatnya kini kita membuka diri
untuk membuka sektor bisnis perikanan, diantaranya dengan meningkatkan nilai
ekspor hasil produksi laut dan perairan darat Indonesia,” tutur Sjarief.
Saat ini KKP memiliki
program Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) yang dinilai dapat
menggairahkan aktivitas perekonomian di berbagai kawasan perbatasan di Tanah
Air. Ekspor hasil perikanan dari SKPT ke negara terdekat diharapkan akan
menjadi sirip yang menggerakkan perekonomian di wilayah-wilayah perbatasan.
“Konsep SKPT adalah
mengintegrasikan rantai nilai bisnis perikanan dalam satu lokasi. SKPT
menyediakan seluruh sarana dan prasarana bisnis perikanan seperti pelabuhan
ikan, tempat pelelangan ikan, cold storage, tempat perbaikan kapal, penyediaan
BBM, karantina untuk ekspor hingga tempat penginapan untuk nelayan. Konsep SKPT
juga bertujuan menciptakan sistem logistik ikan yang lebih efisien karena dekat
dengan pasar ekspor,” terangnya.
Saat ini terdapat 20
pulau terluar sebagai SKPT, yakni Natuna, Simeulue, Tahuna, Saumlaki, Merauke,
Mentawai, Nunukan, Talaud, Morotai, Biak Numfor, Tual, Mimika, Sarmi, Moa, Rote
Ndao, Anambas, Sumba Timur, Buton Selatan, Enggano dan Sabang. Dengan demikian,
berbagai tahapan mulai dari pendaratan ikan, pengolahan ikan, hingga
pemasarannya dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
“Pada periode saat ini,
kami juga tengah fokus pada peningkatan produksi perikanan. Sudah banyak bisnis
KJA masuk ke pesisir pesisir Indonesia, seperti dari Norwegia yang masuk ke
daerah Kulon Progo untuk menjalani bisnis keramba dengan ikan ikan bernilai
jual tinggi seperti kakap putih,” ucap Sjarief.
Turut hadir sebagai
pembicara pada Marine Business Gathering, Direktur Jenderal Perhubungan Laut,
Agus H. Purnomo; Capt. Wisnu Handoko, Dir. Lalu Lintas dan Angkatan Laut
Dirhubla; Nova Mugidjanto, Kadin Perhubungan Laut; Ketut Sudana, Pertamina;
serta Listyo Subiakto, Docking.id.
Sumber : kkpnews
0 comments:
Posting Komentar