Fillet
ikan sebagai salah satu produk andalan perikanan dihasilkan dari ikan yang
telah dipisahkan atau dipotong dengan arah memanjang pada salah satu sisi tubuh
ikan yang sejajar dengan tulang belakang ikan. Sebagai salah satu produk ekspor
andalan, mutu yang konsisten dan terjaga sangat diisyaratkan oleh sejumlah
negara pengimpor. Salah satu masalah utama pada fillet ikan yaitu keberadaan
duri atau tulang yang tertinggal di dalamnya.
Sejumlah metode deteksi duri ikan
dalam fillet telah dikembangkan oleh sejumlah peneliti sebelumnya berbasis
sinar Ultra Violet (UV) dan X Ray namun masih tingginya biaya operasional menjadi
kendala dalam implementasi lanjutan. Untuk
mengatasi kendala tersebut sejumlah peneliti di King Mongkut’s Institute of Technology Ladkrabang, Bangkok
mengajukan sistem penilaian mutu fillet ikan berbiaya rendah menggunakan image processing.Secara umum sistem yang
dibangun mencakup conveyer belt, lampu
UV, Kamera CCD, sirkuit elektronik, kartu grafis interface, dan komputer. Komputer digunakan untuk sistem kontrol
dan analisis citra. Lampu UV digunakan pada panjang gelombang 340 nm untuk
memancarkan sinar ultraviolet pada sampel fillet ikan yang dinilai kualitasnya.
Kamera Webcam digunakan untuk menangkap citra fillet ikan.
Penelitian pendahuluan
yang dipublikasikan pada International
Conference on Computer, Communications and Information Technology (CCIT 2014)
tersebut mengungkapkan proses evaluasi
yang dikembangkan tersebut sangat tergantung pada dua algoritma penting image processing yaitu proses segmentasi
dan perhitungan area tulang ikan. Algoritma segmentasi citra ditunjukkan pada
Gambar 1, sementara Gambar 2 menampilkan algoritma kalkulasi area tulang ikan.
Gambar 1. Algoritma segmentasi citra (Rerkratn dan Kaewpoonsuk, 2014) |
Gambar 2. Algoritma kalkulasi area tulang ikan (Rerkratn dan Kaewpoonsuk, 2014) |
Penulis : I Made Susi Erawan, Peneliti LRMPHP
0 comments:
Posting Komentar