Pengeringan
merupakan salah satu metode pengawetan produk makanan untuk memperpanjang usia
penyimpanan. Pengeringan pada dasarnya merupakan proses perpindahan energi yang
digunakan untuk menguapkan air yang berada dalam bahan sehingga mencapai kadar
air tertentu. Pada proses pengeringan terjadi penurunan kadar air bahan sampai
mencapai kadar air tertentu sehingga dapat memperlambat laju kerusakan produk
akibat aktivitas biologi dan kimia.
Dalam Microwave Technology for Food Processing
yang disampaikan oleh Orsat et al (2017),
pengeringan konveksi merupakan metode pengeringan yang paling umum digunakan.
Meskipun prinsip operasinya sederhana dan biaya konstruksi yang rendah, tetapi
ada kriteria tertentu, seperti ketidakefisienan energi dan kualitas produk yang
tidak diinginkan. Dalam pengeringan konveksi, udara kering digunakan untuk
menghilangkan kadar air dari produk yang menciptakan gradien tekanan antara
inti dan permukaan produk sehingga kadar air akan bergerak dari dalam ke
permukaan.
Produk
yang dikeringkan secara konveksi akan mengalami penyusutan karena berkurangnya
kadar air pada produk. Menurut Gulati
& Datta yang disampaikan dalam Journal
of Food Engineering (2015), penyusutan bahan ini berperan penting dalam
pengembangan struktur dan volume akhir dari produk kering. Selain itu proses
pengeringan juga dapat menyebabkan case
hardening terutama pada proses pengeringan dengan suhu yang tinggi.
Disampaikan
oleh Orsat et al (2017) dalam Microwave Technology for Food Processing,
fenomena case hardening terjadi jika
pengeringan dilakukan pada suhu yang terlalu tinggi. Pemanasan yang terlalu
cepat akan mengakibatkan bagian permukaan luar produk kering lebih cepat dan
bagian dalam produk terlambat kering. Skema case
hardening seperti disajikan pada gambar 1. Hal yang sama juga dijelaskan oleh
Wagner et al. (1995) dalam Purdue
University Extension Services Report no RR 7/95 yang melaporkan bahwa
ketika produk makanan diproses pada suhu tinggi selama pengeringan, makanan
yang dimasak pada bagian luar akan mengalami case hardening yang dapat digambarkan sebagai semacam cangkang
pelindung yang akan menyebabkan penyusutan lebih sedikit dan kepadatan rendah
pada produk. Sedangkan informasi yang diperoleh dari Martynenko (2001) yang dilaporkan dalam Food Bioprocess Technology, bahwa kasus pengerasan dapat merupakan
hasil dari pembentukan kerak dan / atau hilangnya sifat viskoelastik dari
produk makanan yang dikeringkan pada suhu tinggi.
Gambar
1. Skema case hardening
|
Fenomena
case hardening ini akan menyebabkan
proses pengeringan tidak merata sehingga produk yang dikeringkan tidak kering
dengan sempurna, terutama pada bagian dalam produk. Oleh karena itu perlu
dilakukan pencegahan untuk mengurangi ataupun menghilangkan peristiwa case hardening. Salah satu cara pencegahan
case hardening adalah menggunakan
suhu yang lebih rendah dan mengendalikan laju pengeringan terutama pada tahap
awal pengeringan.
0 comments:
Posting Komentar