Salah satu perbaikan untuk menjaga
mutu ikan atas kapal adalah sistem chilling
storage menggunakan media
pendinginan air atau air laut pada palkah dengan suhu sekitar 0°C, banyak lebih
dikenal dengan refrigerated sea water (RSW). Beberapa rancangan sistem pendingin untuk
aplikasi penyimpanan ikan di atas kapal kecil (10-15 GT) diantaranya dilaporkan
oleh Widianto tahun 2016 yang dimuat dalam Prosiding Seminar Nasional Hasil
Litbang Produk dan BIoteknologi Kelautan dan Perikanan 2016. Rancangan tersebut
menjelaskan bahwa secara teknis aplikasi sistem pendingin dapat diterapkan pada
kapal kecil sebagai alternatif penganti es batu. Rancangan berupa rancangan
termal mini chilling storage dengan
sistem RSW menggunakan sistem kompresi uap. Sistem kompresi uap
yang merupakan siklus aliran refrigeran terdiri dari komponen utama evaporator,
kompresor, kondensor, dan katup ekspansi. Evaporator berfungsi untuk menyerap
panas air laut sehingga menjadi dingin, terjadi penyerapan panas oleh
refrigeran . Media pendingin yang digunakan pada palkah penyimpanan ikan hasil
tangkapan adalah air dan air laut disesuaikan dengan jenis ikan tangkapan.
Serangkaian pengujian chilling storage
telah dilakukan di Loka Riset Mekanisai Pengolahan Hasil Perikanan dengan
menggunakan air tawar dan air laut di dalam palka. Bahan dan peralatan yang
digunakan adalah air tawar dan air garam
3,5% sejumlah masing-masing sekitar 930 kg dan rangkaian simulasi sistem cooling
unit yang telah dibuat oleh Widianto tahun 2016. Rangkaian peralatan uji ditunjukkan pada Gambar 1.
Di dalam palkah yang memiliki volume 2,05 m3 didinginkan air sekitar 930 kg dan
udara.
Gambar 1. Palka dan hasil
simulasicooling unit karya Widianto et al (2016)
Hasil pengujian menunjukkan bahwa
suhu air palkah
mencapai 0 sampai -1 0C selama 13,5 jam pada air tawar dan 9,5 jam pada air
garam
dengan kecepatan penurunan suhu masing-masing adalah 1,52oC/jam dan 3,0 oC/jam.
Gambar 2.
Grafik penurunan suhu air selama pengujian
Perbedaan tersebut
disebabkan antara lain oleh beban pendinginan air tawar dan air garam yang
berbeda. Beban pendinginan/kecepatan pembuangan panas pada media air tawar dan air garam masing-masing adalah 2,14
kW dan 3,47 kW seperti pada Tabel 1. Beban
udara di dalam palkah sangat kecil sehingga dapat dianggap tidak ada.
Tabel 1. Kecepatan pembuangan panas media
Tampak dari tabel bahwa
panas sensibel air media berbeda paling jauh. Faktor utama perbedaan kecepatan pembuangan panas adalah nilai panas
spesifik (Cp)
dan laju perpindahan panas. Cp air tawar
adalah 4,2 kJ/kg.K, lebih tinggi bila
dibandingkan air garam 3,5% sebesar 4,0 kJ/kg.K. Energi yang
dibutuhkan untuk mendinginkan air tawar dari suhu ruang sampai suhu sekitar 0
ºC menjadi lebih besar sehingga membutuhkan waktu pendinginan yang lebih
lama.Energi yang dibutuhkan untuk pendinginan air tawar dan air garam dengan
massa 930 kg masing-masing adalah 3.906 kJ/°C dan 3.720 kJ/°C. Faktor penyebab
lain adalah perbedaan laju perpindahan panas antara air tawar dan air garam
dengan pendinginan yang dilakukan oleh pipa-pipa evaporator. Sifat-sifat propertis
air tawar memberikan nilai perpindahan panas yang lebih rendah, sehingga pendinginan lebih lambat bila dibandingkan
dengan air garam.
Penulis : Ahmat Fauzi. Peneliti LRMPHP
0 comments:
Posting Komentar