Ditengah
imbas aturan larangan transshipment di
tengah laut, marikultur tetap menjadi bisnis perikanan yang menggiurkan.
Permintaan ekspor yang tinggi dan kebutuhan dalam negeri yang belum terpenuhi
merangsang banyak korporasi untuk menginvetasikan dananya pada bisnis ini. Agar
investasi yang dilakukan tidak mengalami kerugian, kesesuaian konstruksi KJA
dengan karakteristik perairan mutlak diperhatikan. Konstruksi tersebut harus
mampu menahan gelombang tinggi dan angin kencang yang biasa terjadi saat cuaca
buruk.
Model
konstruksi KJA yang saat ini trending adalah submersible fish
cage yaitu KJA yang dapat terapung dan tenggelam. Pada cuaca normal,
KJA akan terapung seperti biasa dan apabila kondisi cuaca memburuk KJA akan
ditenggelamkan sehingga tidak terlalu terpengaruh oleh gelombang tinggi. Konstruksi
utama submersible
fish cage terdiri dari rangka yang terbuat pipa HDPE yang sekaligus
berfungsi sebagai pelampung, jaring, pemberat yang dilengkapi dengan kantong
udara, tali yang menghubungkan unit KJA dengan pemberat dan jangkar. Kantong
udara digunakan untuk menaikturunkan pemberat. Unit KJA akan naik saat kantong
udara dikembungkan dan akan turun ke bawah permukaan air saat kantong udara
dikempiskan. Kantong udara dikembang-kempiskan melalui suatu saluran udara yang
terhubung dengan lubang yang selalu berada dipermukaan air. Salah satu model
KJA submersible ini
telah dipublikasikan oleh Drach et al. pada
V International Conference on Computational Methods in Marine Engineering di
Spanyol. Cara kerja KJA tersebut diilustrasikan
pada gambar dibawah ini.
Penulis : Iwan Malhani, Peneliti LRMPHP
0 comments:
Posting Komentar