Budidaya perikanan merupakan salah satu sektor
perikanan yang produksinya berkembang pesat saat ini dan merupakan penghasil
protein dan nutrisi yang murah. Pada beberapa tahun terakhir sektor budidaya booming disaat perikanan tangkap
mengalami penurunan. FAO tahun 2018 melaporkan produksi tahunan perikanan
budidaya sebesar ± 80 juta ton di seluruh dunia. Saat ini biaya pakan, obat,
listrik, gaji dan bahan bakar adalah problem utama sector budidaya. Sebagai
contoh pada budidaya udang intensif, pengadaan BBM dan listrik menjadi biaya
terbesar kedua setelah pakan. Jika penggunaan renewable energy bisa diterapkan tentu biaya tersebut bisa ditekan.
Energi terbarukan adalah energi yang berasal
dari proses alami dan bisa terus diperbaharui. Energi ini meliputi sinar
matahari, panas bumi, angin, arus laut, air dan berbagai jenis biomasa. Energi
terbarukan juga sering disebut sebagai clean
energy atau green energy karena
tidak mengeluarkan polusi ke lingkungan. Sehingga penggunaan energy terbarukan
di bidang perikanan budidaya akan mengurangi biaya produksi dan meningkatkan
keberlanjutannya. Diantara sumber energi terbarukan yang bisa diterapkan di
sektor bududaya ialah energi sinar matahari (solar energy).
Solar
energy ialah energi yang
dipancarkan oleh matahari yang berupa radiasi gelombang elektromagnetik. Agar
bisa dimanfaatkan sebagai energi suatu alat mekanik, radiasi harus dikonversi
menjadi energi panas maupun energi listrik. Di sektor budidaya solar energy bisa digunakan dalam
beberapa cara:
a. Solar power generator:
Suatu kolam budidaya membutuhkan pompa dan
aerator untuk suplai oksigen, mengalirkan dan menyaring air. Pada metode ini
sinar matahari dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik dan dikenal sebagai photovoltaic. Komponen utama untuk
menangkap energi yang disebut panel surya bisa dipasang diatas kolam, listrik
yang dihasilkn lalu disimpan dalam baterai kemudian bisa dimanfaatkan sebagai
sumber energi untuk aerator, pompa, lampu penerangan dan automatic feeder. Contoh penggunaan solar power generator ditampilkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Photovotaic di kolam ikan
(Sumber : Bharathi
et al, 2019, Aqua International)
b. Solar water heat system:
Pada metode ini, sinar matahari dimanfaatkan
energi panasnya (thermal) sebagai energi
panas. Dalam budidaya ikan/udang, laju pertumbuhan ikan akan lebih tinggi pada
air hangat dibandingkan air dingin terutama udang usia larva hingga post larva,
karena laju metabolism akan berlangsung lebih optimal pada air bersuhu hangat.
Pada kolam-kolam hatchery sering kali
digunakan pemanas untuk menjaga atau mengatur suhu air. Di beberapa tempat yang
budidaya udang nya maju, Thailand dan Hawai, sistem pemanas tenaga surya
dipasang bersama dengan pipa-pipa suplai air. Metode lain, sumber air
dipanaskan dengan solar energy lalu
disimpan dalam suatu tanki (Gambar 2).
Keuntungan penggunaan solar energy adalah merupakan energi yang bisa diperbaharui dan
gratis, 100% ramah lingkungan, biaya lebih murah dan mengurangi biaya produksi.
Sedangkan kekurangannya meliputi memerlukan pemeliharaan terus-menerus, hanya
tempat tertentu yang sesuai untuk instalasi solar power, solar energy tidak bisa diproduksi saat malam hari dan baterai
penyimpan energi besar dan berat, membutuhkan tempat dan ruang khusus serta
penggantian berkala.
Gambar
2. Skema solar heat system pada kolam
ikan (Sumber : Youngwoon, 2018, Dissertations, University of South Florida) |
Penulis : Arif Rahman Hakim, Peneliti LRMPHP
0 comments:
Posting Komentar