Kepadatan benih ikan pada kantong pengepakan sangat mempengaruhi keberhasilan transportasi sistem tertutup. Kepadatan merupakan salah satu faktor yang penting dalam kegiatan transportasi ikan karena berhubungan dengan masalah biaya transportasi. Hal ini terkait dengan seberapa jumlah oksigen yang diberikan, jumlah ikan dalam kantong serta kapasitas alat angkut yang dibawa. Semakin banyak kepadatan, semakin sedikit jumlah oksigen yang diperlukan akan semakin ekonomis kegiatan transportasi tersebut, namun dengan harapan kualitas ikan yang dikirim tetap terjaga.
Salah satu penelitian terkait hal tersebut dilakukan oleh Syamsunarno, dkk., yang dimuat dalam Jurnal Biologi Tropis pada tahun 2019. Penelitian dilakukan dengan mengukur tingkat konsumsi oksigen, laju ekskresi total amoniak nitrogen yang dilakukan dengan beberapa perlakuan perbedaan kepadatan yaitu 100, 150, 200, dan 250 ekor/L dengan menggunakan plastik polyetylen (PE) ukuran 35x50 cm dan styrofoam ukuran 75×43×40 cm. Pada penelitian tersebut dilakukan semulasi pengangkutan benih bandeng selama 48 jam dengan sistem tertutup.
Tabel 1. Hasil pengamatan tingkat kelangsungan hidup benih ikan bandeng selama transportasi
Sumber : Syamsunarno, dkk., 2019
Berdasarkan hasil analisis statistik, dapat dilihat bahwa tingkat kelangsungan hidup benih ikan bandeng pada jam ke-0 sampai pada jam ke-30 belum menunjukkan perbedaan yang nyata pada tiap perlakuan. Pengaruh kepadatan benih ikan bandeng dimulai pada jam ke-36, tingkat kelangsungan hidup pada kepadatan 100 dan 150 ekor/L berbeda nyata dengan perlakuan 200 dan 250 ekor/L (P<0,05). Pada akhir transportasi menunjukkan semakin tinggi kepadatan mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup antar perlakuan (P<0,05). Tingkat kelangsungan hidup pada kepadatan 250 ekor/L terendah yaitu 84,27±2,27%. Menurut Syamsunarno, dkk., kepadatan optimal benih ikan bandeng dengan bobot rata-rata, 48±0,12 g/ekor pada transportasi tertutup selama 48 jam adalah 150 e/L dengan kelangsungan hidup 100%. Pada kepadatan 250 ekor/L, transportasi dapat dilakukan dengan lama waktu 30 jam dan menghasilkan tingkat kelangsungan hidup di atas 99%.
Penulis : Tri Nugroho W., Peneliti LRMPHP
0 comments:
Posting Komentar