Proses
pembekuan bertujuan untuk mengurangi pertumbuhan bakteri dan laju reaksi ezim
dengan merubah air dalam tubuh ikan menjadi butiran es pada suhu -10 oC
atau lebih rendah. Ada 4 metode pembekuan ikan yang dikenal umum selama ini
yaitu (a) blast freezing, udara
dingin (- 40 oC) dialirkan ke ikan dengan kecepatan tertentu dalam
suatu ruang maupun konveyor ; (b) contact
freezing yaitu ikan diletakkan secara langsung pada permukaan logam dingin;
(c) cryogenic freezing yaitu ikan
dibekukan dengan cara disemprot dengan nitrogen cair dan (d) immersion freezing yaitu ikan atau
produk perikanan direndam dalam larutan super dingin.
Meskipun teknologi pembekuan cepat telah
dikembangkan selama bertahun-tahun, kerusakan pada makanan beku dan penurunan
kualitas tidak bisa dihindari. Hal tersebut dikarenakan sel-sel dalam bahan
makanan hancur dan bahan makanan menjadi kering atau teroksidasi akibat
pembekuan. Lalu, apakah ada teknologi pembekuan untuk mengatasi masalah tersebut.
Menurut Javier BorderÃas dan Helena M. Moreno dalam bukunya
berjudul Recent Advances
in Seafood Technology an Overview tahun 2018 menjelaskan beberapa teknologi pembekuan dikembangkan untuk
mengatasi masalah tersebut.
Pressure
Shift Freezing
Pada metode ini, peralihan dari molekul air ke es dilakukan
dalam kondisi tekanan isostatik tinggi (lebih dari 100 MPa), ikan selanjutnya
akan menjadi beku (- 22 oC) dan lalu tekanan dilepas untuk
menginduksi nukleasi melalui produk. Pelepasan tekanan bisa cepat maupun
lambat. Pelepasan tekanan secara cepat, akan menghasilkan derajat pembekuan
lebih tinggi dan sebaliknya. Metode ini mampu menjadikan tekstur ikan beku
tidak banyak berubah. Namun tekanan yang terlalu tinggi bisa menyebabkan
kerusakan pada protein. Sehingga perlu diketahui tekanan optimum dari suatu
produk perikanan.
Gambar 1. Skema pressure shift freezing (Sumber : Jia You et al. 2016 dalam jurnal High pressure processing of food) |
Impingement
Freezing
Prinsip
kerja dari metode ini adalah penyemprotkan hembusan udara dingin sangat cepat (20-30
m.s-1) dari atas dan bawah secara langsung secara langsung ke permukaan ikan. Hembusan
dari semprotan akan membuka gas pada lapisan luar ikan, hal ini akan
menyebabkan terjadinya turbulensi gas di permukaan ikan sehingga pertukaran
panas menjadi sangat efektif. Metode ini sangat sesuai untuk produk olahan ikan
yang tidak tebal ( ± 2 cm) misalnya filet. Produk yang sudah sukses dibekukan
dengan metode ini adalah filet ikan dan udang, dengan parameter drip loss yang rendah serta analisa
sensori yang bagus. Saat ini Impingement
technology sudah dipasarkan dibeberapa Negara.
Magnetic Freezing
Gambar 2. Impingement Freezing (Sumber : Albrecht macinery.com) |
Teknologi pembeku yang menghasilkan medan
magnet di sekitar bahan makanan dengan menggunakan gelombang medan magnet
berfrekuensi rendah dan beberapa jenis energi yang lemah. Dengan menggabungkan
CAS (cells alive system) freezer, molekul-molekul air dalam bahan
makanan menjadi beku seketika sehingga teknologi ini mampu meminimalkan
kerusakan pada sel-sel. Dengan menggunakan medan elektromagnetik
dan getaran mekanik, teknologi ini berhasil membatasi pembentukan kristal es
yang menghancurkan sel serta tekstur bahan makanan ketika proses pembekuan. Energi
yang tercipta dari teknologi magnetic
freezer membuat kandungan air bergetar, lalu mencegah berkumpulnya molekul
air dan menjaga mereka di bawah kondisi pembentukan kristal es berukuran kecil.
Karena kristal esnya berukuran kecil, membran sel terhindar dari kerusakan dan
kesegaran asli dari bahan makanan bisa dipulihkan setelah pencairan.
Gambar 3. Skema magnetic
freezing
(Sumber : https://www.coolingindia.in/magnetic-field-assisted-freezing/)
Hydro-fluidization freezing
Teknologi
ini merupakan kombinasi dari immersion
freezing dan forced liquid
fluidization. Larutan berupa cairan dingin digunakan sebagai bahan
pendingin. Cairan tersebut dipompa ke atas melalui lubang atau nozzle ke dalam wadah di mana produk
makanan laut dimuat, sehingga menciptakan jet
agitasi dan agitasi turbulen produk. Kemudian tercapai koefisien perpindahan
panas yang tinggi. Dalam kondisi ini, zona kristalisasi kritis air dalam bahan
dengan cepat dilampaui dan ukuran kristal yang terbentuk sangat kecil, mencegah
kerusakan jaringan sel. Sistem ini sesuai untuk ikan kecil atau udang tetapi
tidak untuk fillet ikan karena lunak, yang bisa merusak daging ikan.
Gambar 4. Skema hydro-fluidization
freezing
(Sumber : https://www.researchgate.net/publication/Thermophysical
and engineering issues)
|
Penulis : Arif Rahman Hakim, Peneliti LRMPHP
0 comments:
Posting Komentar