Ilustrasi cara kerja RFID sebagai penanda alat tangkap ikan (Sumber : Global Ghost Gear Initiative) |
Alat tangkap ikan yang ditinggalkan,
hilang maupun dibuang karena rusak dikenal dengan Abandoned, Lost or Otherwise Discarded Fishing Gear (ALDFG),
definisi ini mengacu pada Laporan Tahunan FAO tentang Technical Consultation on Marking of Fishing Gear pada tahun 2018. ALDFG
memberikan dampak buruk bagi ekosistem laut, sumber daya perikanan dan masyarakat
pesisir. Beberapa ALDFG tersebut akan terus berfungsi, dengan tidak sengaja, menjerat
ikan target dan non-target dan bahkan
bisa membunuh hewan laut lainnya, termasuk spesies yang terancam punah sehingga
ada istilah “ghostfishing”. ALDFG yang
jatuh ke dasar laut menyebabkan kerusakan fisik terumbu karang, sedangkan yang masih
dipermukaan perairan akan mengganggu navigasi dan keselamatan kapal perikanan,
lebih lanjut ALDFG yang tersapu ke daratan mencemari pantai sebagai sampah
plastik yang tidak mudah terurai, dan jika terurai pun akan menjadi sumber
mikroplastik.
Salah satu mitigasi keberadaan ALDFG ialah
dengan memasang penandaan pada alat tangkap (Marking fishing gear), cara ini untuk mengidentifikasi kepemilikan,
lokasi serta memastikan legalitasnya, yang dijadikan persyaratan kapal
perikanan berlayar. Marking fishing gear tradisional
bisa menggunakan tanda fisik baik berupa kode, tulisan dan kombinasi warna
sehingga diketahui kepemilikan dan kapasitasnya. Beberapa waktu terakhir, marking fishing gear beralih ke perangkat
elektronik dengan harapan memberi kemudahan dan akurasi lebih tinggi
dibandingkan yang tradisional. Diantara perangkat elektronik itu ialah Radio Frequency Identification (RFID). Brickett
dan Moffat tahun 2004 dikutip dari Jurnal Marine
Pollution Bulletin tahun 2018 berhasil mengembangkan teknologi RFID untuk
identifikasi jaring yang hilang.
RFID adalah teknologi yang secara
otomatis mengidentifikasi objek melalui penggunaan gelombang radio. Ada tiga
jenis tag RFID yaitu tag pasif, aktif dan hybrid. Tag pasif tidak menggunakan baterai tapi memanfaatkan medan
elektromagnetik yang dihasilkan oleh reader.
Tag aktif menggunakan daya baterai
untuk menjalankan microchip dan /
atau untuk menyebarkan sinyal. Jenis hybrid,
atau disebut tag semi-pasif
menggunakan baterai untuk menjalankan microchip,
tetapi menggunakan power reader untuk
komunikasi. Tag aktif memiliki
rentang yang lebih baik, tetapi harganya lebih mahal daripada tag pasif. Metode kerja dari RFID
sebagai penandaan di alat tangkap adalah chip
dari RFID ditanam pada alat tangkap tersebut kemudian chip akan memancarkan sinyal yang bisa dibaca dari kapal maupun
tempat lain.
RFID selain sebagai penanda keberadaan
alat tangkap juga memberikan informasi tentang identitas alat tangkap dan kapal
yang menggunakan serta waktu penangkapan bahkan kondisi lingkungan. Namun pemasangan
RFID tag pada tali alat tangkap masih
menghadapi tantangan besar yaitu daya tahannya. Meski sudah ada penelitian RFID
dengan daya tahan lebih lama dan ukuran lebih kecil namun belum diproduksi dan
diuji untuk alat tangkap ikan.
Penulis : Arif Rahman Hakim, Peneliti LRMPHP
0 comments:
Posting Komentar