Ikan Gurami (Foto : https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Osphronemus_goramy_2008_G1.jpg) |
Kebutuhan
ikan hidup air tawar yang masih segar semakin hari semakin tinggi, salah
satunya adalah gurami (Osphronemous
gourami). Ikan ini lebih mahal dua hingga tiga kali lipat ketika dipasarkan
dalam keadaan hidup. Oleh sebab itu memastikan gurami diterima konsumen dalam
keadaan hidup memerlukan teknik transportasi yang baik. Teknik transportasi
ikan gurami hidup yang biasa digunakan masyarakat adalah sistem basah
menggunakan wadah blong atau drum plastik.
Upaya untuk meningkatkan kapasitas angkut telah dilakukan dengan mengurangi jumlah air yang digunakan dan/ atau meningkatkan jumlah ikan yang diangkut. Namun, pengurangan jumlah air dan/atau peningkatan jumlah ikan beresiko meningkatkan aktivitas fisik ikan selama transportasi yang menyebabkan peningkatan kerusakan fisik akibat gesekan antar ikan atau antara ikan dengan wadahnya. Ikan yang mengalami kerusakan fisik rentan terhadap serangan bakteri dan jamur sehingga ketahanan hidup ikan pasca transportasi rendah.
Salah satu cara untuk menurunkan aktifitas fisik ikan selama transportasi adalah dengan perlakuan suhu dingin. Berdasarkan hasil penelitian Syamdidi dkk mengenai studi sifat fisiologi ikan gurami, suhu rendah mampu menurunkan aktifitas fisik ikan gurami sehingga dengan perlakuan suhu dingin pada transportasi ikan gurami memungkinkan untuk dilakukan transportasi dalam durasi yang lebih lama dan ikan gurami tetap hidup hingga tangan konsumen. Namun demikian, kisaran suhu yang optimal harus diperhatikan untuk menjaga agar ikan tetap bertahan hidup hingga tangan konsumen. Fase perubahan aktifitas ikan gurami pada kisaran suhu tertentu terlihat pada Tabel 1. dibawah ini.
Upaya untuk meningkatkan kapasitas angkut telah dilakukan dengan mengurangi jumlah air yang digunakan dan/ atau meningkatkan jumlah ikan yang diangkut. Namun, pengurangan jumlah air dan/atau peningkatan jumlah ikan beresiko meningkatkan aktivitas fisik ikan selama transportasi yang menyebabkan peningkatan kerusakan fisik akibat gesekan antar ikan atau antara ikan dengan wadahnya. Ikan yang mengalami kerusakan fisik rentan terhadap serangan bakteri dan jamur sehingga ketahanan hidup ikan pasca transportasi rendah.
Salah satu cara untuk menurunkan aktifitas fisik ikan selama transportasi adalah dengan perlakuan suhu dingin. Berdasarkan hasil penelitian Syamdidi dkk mengenai studi sifat fisiologi ikan gurami, suhu rendah mampu menurunkan aktifitas fisik ikan gurami sehingga dengan perlakuan suhu dingin pada transportasi ikan gurami memungkinkan untuk dilakukan transportasi dalam durasi yang lebih lama dan ikan gurami tetap hidup hingga tangan konsumen. Namun demikian, kisaran suhu yang optimal harus diperhatikan untuk menjaga agar ikan tetap bertahan hidup hingga tangan konsumen. Fase perubahan aktifitas ikan gurami pada kisaran suhu tertentu terlihat pada Tabel 1. dibawah ini.
Fase
|
Suhu ( °C)
|
Aktifitas
gurami
|
1
|
29.2
|
Ikan masih
bergerak aktif ke permukaan, masih responsif terhadap rangsang dari luar.
|
2
|
29.2 – 26.1
|
Ikan
mulai hilang keseimbangan tetapi masih aktif bergerak, respon terhadap
rangsang yang diberikan mulai berkurang, gerakan sirip dan operkulum mulai
melemah serta ikan selalu bergerak mencari akses ke permukaan
|
3
|
26.1 – 23.6
|
Respon
ikan terhadap rangsang masih baik meskipun sudah berkurang, gerakana
operkulum lemah, mulai rebah di dasar dengan pergerakan yang melemah dan
tidak teratur dan warna memucat.
|
4
|
23.6 – 21.1
|
Operkulum
bergerak lemah, ikan rebah didasar, memberikan respon berenang ke atas saat
diberi rangsang dari luar kemudian rebah lagi di dasar.
|
5
|
21.1 – 18.6
|
Ikan
hanya memberikan respon berenang ke atas saat diberi rangsang dari luar
kemudian rebah lagi di dasar dan warna punggun berwarna gelap. Upaya
mendapatkan akses ke permukaan sudah banyak berkurang.
|
6
|
18.6 – 16.1
|
Gerakan
ikan lemah, respon terhadap rangsang dari luar lemah, tubuh tidak dapat
bergerak, hilang keseimbangan, sesekali keluar gelembung dari tutup insangnya.
|
7
|
16.1 – 13.6
|
Ikan
rebah di dasar, tidak ada respon terhadap rangsang dari luar, keluar
gelembung dari tutup insang dan bergerak-gerak sebelum akhirnya diam tak
bergerak lagi.
|
Berdasarkan
hasil penelitian tersebut maka suhu dingin yang memungkinkan digunakan selama
transportasi berkisar antara 16 - 23°C. Suhu air dibawah 16°C dapat menyebabkan terjadinya
kematian sedangkan diatas 23°C, aktifitas fisik ikan gurami masih cukup tinggi. Akses ke
permukaan selama transportasi cukup penting bagi ikan gurami, jadi sebaiknya
wadah tidak ditutup.
Penulis : Iwan M. Al Wazzan, Peneliti LRMPHP
0 comments:
Posting Komentar