Kepala BRSDM Sjarief Widjaja |
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
mendorong para Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mampu beradaptasi dengan
perkembangan teknologi. Di tengah wabah Covid-19 ini misalnya, KKP melalui
Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) mengadopsi
pelatihan dengan metode daring (online) melalui Electronic Millennial Learning
(E-Milea) sebagai solusi.
Kepala BRSDM,
Sjarief Widjaja mengakui, beberapa orang memang belum siap atau belum terbiasa
dengan pelatihan daring ini. Namun, pelatihan dan pembelajaran harus tetap
dilaksanakan sehingga sikap adaptif sangat dibutuhkan. Hal ini disampaikan
Sjarief saat membuka secara serempak Pelatihan Budaya Kerja Angkatan II,
Workshop Manajemen Stres, dan Workshop Pengarusutamaan Gender Angkatan I,
Selasa (5/5).
Pelatihan
Budaya Kerja Angkatan II diikuti oleh 27 peserta dari Biro SDM Aparatur dan
dilaksanakan pada 5 – 8 Mei 2020. Adapun Workshop Manajemen Stres diikuti 32
peserta dari Sekretariat Inspektorat Jenderal pada 5 – 9 Mei 2020. Terakhir,
Workshop Pengarusutamaan Gender diikuti 30 peserta dari Sekretariat Direktorat
Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) pada 5-10 Mei 2020. Jumlah ini menambah total
ASN KKP yang telah mengikuti pelatihan daring menjadi 6.186 orang sejak Januari
2020 hingga saat ini.
Sjarief
menjelaskan, untuk dapat mengikuti pelatihan daring, ada beberapa hal yang
harus dibenahi. Pertama, niat yang baik. Kedua, keterbukaan dalam menerima
hal-hal baru. Ketiga, membangun keinginan untuk menjadi lebih baik. Keempat,
konsistensi dengan menerapkan ilmu yang sudah didapat.
Terkait
pelatihan budaya kerja, Sjarief menyatakan, pola budaya kerja yang baik dapat
dibangun melalui tiga hal, yaitu attitude, knowledge, dan skill.
“Pertama,
kita harus memiliki attitude atau sikap yang terbuka terhadap hal-hal baru.
Kedua, memperkaya knowledge (pengetahuan) tak hanya sebatas yang diperoleh dari
widyaiswara, tetapi juga memperkayanya melalui sumber-sumber lainnya, misalnya
dengan rajin menelusuri informasi di mesin pencarian dan sebagainya. Ketiga,
membangun skill agar pengetahuan yang dimiliki bukan sekadar membuat seseorang
mampu berkomentar, tetapi juga mampu menyusun plan of action,” papar Sjarief.
Sjarief
berharap, pelatihan ini dapat menjadi stimulan yang dapat dikembangkan menjadi
sebuah model pelatihan. “Bukan hanya teaching, melalui pelatihan ini, peserta
diharapkan juga dapat menjadi pemimpin yang mampu membaca kasus, mengurai
kasus, dan mensintesis sebuah solusi, serta membuat plan of action,” ucapnya.
“Ilmu
itu seperti air yang apabila ditaruh begitu saja di sebuah bejana dan
dibiarkan, dia akan busuk. Namun jika dibiarkan mengalir, dia akan menyegarkan
dan memberi kehidupan bagi orang lain. Ilmu yang bermanfaat ini bersifat jariyah
yang amalnya terus mengalir walaupun kita sudah meninggal. Untuk itu, terus
berbagi ilmu adalah tindakan yang sangat mulia,” tukas Sjarief.
Selain
ketiga jenis pelatihan tersebut, BRSDM melalui Balai Diklat Aparatur (BDA)
Sukamandi juga menyediakan jenis pelatihan online manajerial lainnya seperti
pelayanan publik dan customer relationship management.
Pelatihan-pelatihan
ini dikembangkan dalam rangka meningkatkan kompetensi manajerial ASN KKP
seperti pengetahuan, keterampilan, sikap, atau perilaku yang terukur dalam
memimpin dan mengelola unit organisasi. Pelatihan ini juga digelar untuk
memenuhi kewajiban ASN mengikuti 20 jam pelatihan (JP).
Ke
depan, KKP akan terus mengembangkan konten pelatihan daring ini, utamanya untuk
mendukung peningkatan kompetensi teknis jabatan fungsional di lingkungan KKP.
Untuk
menjaga standar mutu penyelenggaraan pelatihan dan penyuluhan, Pusat Pelatihan
dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) telah mengadopsi Sistem
Manajemen Multi ISO 9001:2015.
Sumber :
KKPNews
0 comments:
Posting Komentar