Seperti umumnya
sifat bioplastik yang terbuat dari bahan alam terbarukan lainnya, misalkan dari
pati, singkong, kentang, dan lainnya, bioplastik dari rumput laut memiliki
sifat mekanis yang relatif rendah. Khususnya memiliki sifat elastisitas yang
jauh lebih rendah jika dibandingkan plastik konvensional yang berasal dari
minyak bumi. Rendahnya sifat mekanis bioplastik dari bahan alam ini menyebabkan
sulitnya bioplastik rumput laut digunakan untuk berbagai macam aplikasi.
Ditambah lagi sifatnya yang mudah hancur oleh air karena sifatnya yang degradable,
oleh sebab itu dibutuhkan bahan aditif plasticizer dalam formulasi
pembuatan bioplastik rumput laut untuk meningkatkan sifat mekanisnya.
Sesuai dengan
namanya, plasticizer memiliki peran untuk membuat bioplastik menjadi
lebih plastis atau lebih fleksibel. Ada berbagai macam jenis plasticizer
yang dapat digunakan, namun yang paling cocok untuk ditambahkan ke formulasi bioplastik
rumput laut adalah yang bersifat larut dalam air, ramah lingkungan, serta dapat
bercampur dengan baik dengan polimer utamanya, misalnya gliserol, sorbitol,
propilenglikol, dan lainnya. Jenis plasticizer yang disebutkan merupakan
senyawa organik dengan bobot molekul yang rendah, sehingga dapat mengurangi
tingkat kekakuan polimer utamanya serta meningkatkan ekstensibilitas atau daya
mulurnya.Kemasan bioplastik dari rumput laut (sumber: Biopac)
Selain meningkatkan fleksibilitas bioplastik rumput laut, penambahan plasticizer juga membantu meningkatkan kemampuan mengalir (flowability) bahan bioplastik terutama saat diproses menggunakan sistem ekstrusi. Kemampuan mengalir ini sangat penting dalam sebuah sistem produksi untuk mencegah kemacetan atau kerusakan mesin ekstrusi selama proses pembuatan bioplastik. Dalam laporannya, Sedayu dkk (2018) mendapatkan bahwa tanpa penambahan plasticizer, maka film bioplastik yang dihasilkan dari bahan ekstrak rumput laut karaginan memiliki sifat mekanik yang sangat kaku dan sangat mudah putus jika ditarik. Namun setelah ditambahkan gliserol, plastik film karaginan menjadi lebih elastis dan tidak mudah putus yang terlihat dari peningkatan kuat tarik sebesar lebih dari dua kali lipat dan daya kemuluran sebesar lebih dari sebelas kali lipat dibandingkan bioplastik tanpa plasticizer.
Bahkan, selain
memperbaiki sifat mekanik bioplastik rumput laut, Sedayu dkk. (2018) juga mendapati
bahwa plasticizer gliserol mampu meningkatkan stabilitas termal dan
penampakan fisik menjadi lebih transparan dari plastik film karaginan yang
dihasilkan. Demikian pentingnya plasticizer dalam pembuatan bioplastik,
dengan penambahan jumlah yang sedikit namun memiliki peran yang sangat besar.
Penulis : Bakti Berlyanto Sedayu - LRMPHP
0 comments:
Posting Komentar