Pada pembudidayaan ikan terdapat dua parameter kunci yang sangat penting diperhatikan untuk menjaga kelangsungan usaha yaitu pertumbuhan absolut dan respon imun non spesifik. Salah satu jenis ikan yang menjadi primadona budidaya adalah ikan karper. Kepopuleran ikan ini salah satunya karena cita rasanya yang lezat saat diolah. Karena nilai ekonomi yang tinggi inilah para pembudidaya ikan seringkali untuk memenuhi suplai pasar melakukan praktik budidaya dengan padat tebar tinggi dikombinasikan dengan pemberian pakan yang melebihi kapasitas. Kedua praktik ini justru berdampak pada buruknya kualitas air media budidaya ikan yang berimbas pada meningkatnya kerentanan ikan terhadap serangan penyakit yang ditimbulkan oleh virus, parasit, maupun bakteri.
Berbagai upaya telah dilakukan sebagai tindakan pencegahan penyakit ikan. Upaya yang lazim dilakukan adalah penggunaan vaksin dan antibiotik. Keterbatasan vaksin yaitu hanya bekerja pada patogen spesifik ditambah harga jualnya juga tinggi. Sementara itu penggunaan antibiotik secara berlanjut dapat menimbulkaan masalah resistensi ikan terhadap mikroorganisme patogen. Karena sejumlah keterbatasan itulah maka diperlukan bentuk tindakan pencegahan alternatif pengganti obat-obatan dan bahan kimia yang mampu meningkatkan sistem imun (kekebalan) ikan non spesifik ikan.
Gambar 1. Total leukosit pada ikan karper Sumber : Isroni, Bahri, dan Siswarini (2020) |
Salah satu bahan yang mampu meningkatkan sistem imun (kekebalan) ikan non spesifik dan pertumbuhan ikan adalah bawang putih. Bawang putih memiliki senyawa-senyawa sulfur seperti aliin, allicin, disulfida, trisulfida dan sejumlah enzym semisal alinase, perinase. Selain itu asam amino berupa arginin dan mineral dalam bentuk selenium juga terkandung pada bawang putih.
Bahan aktif pada bawang putih yang memiliki kemampuan membunuh bakteri patogen semisal Aeromonas sp. adalah allicin. Selain itu karena kemampuan Allicin dalam meningkatkan sistem imun ikan, bawang putih dapat digunakan sebagai immunostimulan yang efektif. Adanya kemampuan bawang putih (Allium sativum) sebagai immunostimulan pada peningkatan respon imun non spesifik inilah yang mendorong sejumlah peneliti di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Airlangga melakukan kajian terhadap hal tersebut dengan objek pengujian adalah ikan karper (Cyprinus carpio).
Setelah melalui tahap pengeringan dan ekstraksi, ekstrak bawang putih dikonsentrasikan menggunakan evaporator rotari. Ekstrak bawang putih ini diaplikasikan pada ikan karper berukuran 3-5 cm selama 4 pekan. Perlakuan bawang putih yang diberikan adalah 0, 5, 10, 15, 20, dan 25 (Treatment A, B, C, D, E, F), masing-masing dalam satuan g/kg pelet ikan. Dosis pellet yang diberikan adalah 5% bobot tubuh per hari dengan frekuensi pemberian pakan 2x sehari. Sampel darah ikan karper diambil untuk keperluan analisis imnunological mencakup uji fagositas dan leukositas dengan menerapkan metode pewarnaan Giemsa. Sementara untuk uji pertumbuhan spesifik ikan karper dilakukan dengan menghitung selisih antara bobot akhir dan awal ikan.
Hasil kajian menunjukkan adanya korelasi linier antara perlakuan dosis ekstrak bawang yang diberikan dengan total leukosit, aktivitas fagositosis, dan pertumbuhan absolut. Hasil uji leukosit aktivitas fagositosis, dan pertumbuhan absolut divisualkan dalam grafik 1, 2, dan 3.
Gambar 2. Aktivitas fagositosis pada ikan karper Sumber : Isroni, Bahri, dan Siswarini (2020) |
Dari data hasil pengujian ini dikonfirmasi bahwa peningkatan pada respon imun sangat berpengaruh dalam peningkatan performa pertumbuhan ikan karper. Grafik hubungan linier tersebut dpat dilihat pada Gambar 3. Dari hasil kajian dapat dibuktikan adanya potensi ekstrak bawang putih sebagai agen imunostimulan terhadap ikan karper. Hasil kajian ini telah dipublikasikan di IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 493 (2020) 012015 dengan doi:10.1088/1755-1315/493/1/012015.
Gambar 3. Pertumbuhan absolut pada ikan karper Sumber : Isroni, Bahri, dan Siswarini (2020) |
Penulis : I Made Susi Erawan - LRMPHP
0 comments:
Posting Komentar