PELATIHAN

LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Kerjasama

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Selasa, 16 April 2013

Jadwal Seminar Nasional Bertema Pasca Panen Perikanan Tahun 2013

1. Semnaskan UGM 2013. Untuk tahun ini berdasarkan info dari Dr. Latif Sahubawa (UGM) pelaksanaannya sekitar bulan September 2013. Website http://www.faperta.ugm.ac.id/semnaskan/ belum memberikan info mengenai pelaksanaan semnaskan tahun ini.
2. Seminar Nasional tahunan MPHPI 2013. Untuk tahun ini mengambil lokasi di Undip Semarang. Info lebih detail bisa disimak di website http://mphpiundip2013.blogspot.com/
3. Seminar Nasional pengolahan Produk dan Bioteknologi yang setiap tahun diselenggarakan oleh BBP4BKP (Slipi, Jakarta). Detail info bisa disimak di website http://www.bbp4b.litbang.kkp.go.id/semnas/index.php

Sabtu, 13 April 2013

DIY Dapat Bantuan Peralatan Perikanan Rp11,5 Miliar

Yogyakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan memberikan bantuan sarana dan paket peralatan pengolahan hasil perikanan kepada Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta senilai Rp11,5 miliar.

"Bantuan yang diberikan tersebut merupakan bantuan bidang pengolahan dan pemasaran dalam konteks industrialisasi usaha pengolahan rakyat skala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia pada penyerahan bantuan tersebut, sarana dan paket peralatan pengolahan serta pemasaran diberikan dalam bentuk mobil alih teknologi dan informasi Gemarikan, mobil boks berpendingin, sarana pemasaran bergerak roda tiga.

Selain itu, paket pembangunan pabrik es, paket pembangunan depo dan pasar ikan, peralatan sistem rantai dingin, paket peralatan pembuatan produk olahan bernilai tambah, dan paket peralatan rumah kemasan skala kecil.

"Bantuan senilai Rp11,5 miliar itu akan didistribusikan ke provinsi dan kabupaten di DIY dengan rincian Rp4,5 miliar untuk Provinsi DIY, Rp1,17 miliar untuk Kabupaten Bantul, Rp2,48 miliar untuk Kabupaten Gunung Kidul, Rp2,62 miliar untuk Kabupaten Kulon Progo, dan Rp730,123 juta untuk Kabupaten Sleman," katanya.

Ia mengatakan, industrialisasi sektor kelautan dan perikanan diharapkan dapat mengangkat kesejahteraan nelayan. Kondisi nelayan saat ini adalah 30 persen dari total jumlah penduduk miskin di Indonesia.

"Jika penduduk miskin kita berjumlah 30 juta orang, maka 8-9 juta di antaranya adalah nelayan," katanya.

Oleh karena itu, dengan upaya industrialisasi diharapkan bisa merangkai "supply change" dari hulu ke hilir agar tidak terpotong dan menjadi mata rantai terpadu baik pada perikanan tangkap maupun perikanan budi daya.

"Kebijakan industrialisasi perikanan dititikberatkan pada peningkatan produksi bahan baku dalam negeri yang telah ada, yang kemudian dikembangkan sehingga akan memberikan nilai tambah dan berdaya saing tinggi bagi industri perikanan domestik," katanya.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, produk laut harus menjadi produk unggulan yang digunakan untuk mempercepat kesejahteraan masyarakat.

"Namun, hanya dengan kreativitas, masyarakat khususnya nelayan di tiga kabupaten di DIY dapat meningkatkan produksi laut," katanya.

Oleh karena itu, menurut dia, perlu ada penambahan infrastruktur fasilitas penangkapan ikan.

"Dengan demikian, daerah nelayan akan lebih memiliki harapan masa depan. Dengan pesatnya pembangunan, hanya dengan kreativitas dan inovasi yang bisa menjadi cara mempertahankan hidup," katanya.

Ikan Pari Raksasa Tertangkap Nelayan Gunungkidul

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Ikan Pari raksasa dengan lebar 6 meter dan berat mencapai 800 kg terjaring nelayan Pantai Baron, Gunungkidul, Yogyakarta, Sabtu (6/4/2013).
Ikan yang ukurannya terbilang besar tersebut berhasil dibawa ke tepi pantai dengan ditarik dua kapal nelayan.
Sukamto, salah seorang nelayan yang menangkap ikan tersebut menuturkan, pada Jumat (5/4/2013) malam dirinya bersama beberapa nelayan berangkat melaut dan menyebar jaring. Setelah semalaman menunggu, pagi harinya jaring itu diangkat dan mendapati ikan pari sebesar itu yang terjerat di jaring.
"Awalnya saya sudah curiga, soalnya sewaktu saya tarik sangat berat. Setelah kelihatan, saya keget melihat ikan sebesar itu," ungkapnya.
Sukamto bercerita, ikan sempat diusahakan naik ke atas kapalnya. Namun, karena lebar ikan dua kali lipat dari ukuran kapalnya, akhirnya harus ditarik dengan dua kapal agar bisa dibawa ke pinggir pantai.
Sementara itu, Didit, salah satu wisatawan asal Slawi yang kebetulan sedang berwisata ke Pantai Baron menuturkan bahwa dirinya baru sekali ini melihat ikan pari sebesar itu.
Berita tertangkapnya ikan Pari raksasa tersebut serentak membuat para wisatawan dan warga berbondong-bondong datang ke Pantai Baron, Gunungkidul untuk melihat. (*)

Kamis, 21 Maret 2013

Apel Rutin tiap Senin pagi

Apel pagi tiap hari Senin pagi merupakan rutinitas baru pegawai LPPMPHP. Salah satu dokumentasi yang sempat diambil per tanggal 4 Maret 2013. Seluruh pegawai LPPMPHP diharuskan mengikuti kegiatan ini.

20130304_080959

Jurusan Perikanan UGM Bakal Jadi Fakultas

SLEMAN (KRjogja.com) - Jurusan Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang selama ini bernaung dibawah Fakultas Pertanian berencana mengajukan proposal kepada Senat Akademik Universitas agar nantinya jurusan tersebut menjadi Fakultas tersendiri. Langkah tersebut dilakukan untuk merespon kebutuhan sumber daya manusia di bidang perikanan dan kelautan.
"Perikanan UGM sudah memenuhi syarat untuk menjadi Fakultas. Jumlah dosen Perikanan ada 28 orang. Sekitar 60 persen diantaranya bergelar doktor dan 3 profesor. Kini 5 orang tengah menempuh doktor. Ini sudah memenuhi syarat untuk mengajukan menjadi fakultas," ujar Ketua jurusan Perikanan, Prof. Dr. Ir. Rustadi, M.Sc di sela peringatan setengah abad perikanan UGM, di selasar jurusan Perikanan UGM, Selasa (19/03/2013).
Rustadi menceritakan, Perikanan UGM sudah pernah mengajukan proposal yang sama pada tahun 1996. Namun kala itu, dengan alasan efsiensi dan pendanaan karena adanya rencana perubahan status UGM menjadi PT BHMN, usulan tersebut belum dapat dipenuhi oleh pihak universitas.
"Dalam waktu dekat, kita akan mengajukan kembali. Kami akan berkordinasi dengan Dekan dan Senat Fakultas untuk meninjau isi proposal pengajuan menjadi fakultas yang akan diajukan ke tingkat universitas," katanya.
Dekan Pertanian UGM, Dr. Jamhari, SP., MP. menegaskan mendukung dan mengawal usulan tersebeut. Namun demikian, dia meminta jurusan Perikanan untuk melakukan perombakan proposal usulan dengan mencantumkan roadmap yang jelas terkait kesiapan Perikanan untuk menjadi fakultas. (Aie)

Senin, 11 Maret 2013

Kunjungan Kepala Biro Kepegawaian dan Kepala Biro Hukum KKP (8 Maret2013)

Dokumentasi kunjungan Kepala Biro Kepegawaian KKP (Bapak Supranawa Yusuf) dan Kepala Biro Hukum KKP (Bapak Hanung) ke Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (tanggal 8 Maret 2013)

20130308_084423

20130308_084443

20130308_090014

20130308_090018

20130308_091249

20130308_091254

20130308_091256

20130308_091309

20130308_091315

20130308_091321

Jumat, 01 Maret 2013

Produksi Perikanan Sleman Meningkat 19 Persen

SLEMAN (KRjogja.com) - Selama kurun waktu terakhir ini, Sleman telah mampu mengoptimalkan produksi ikan air tawar untuk mensuplai kebutuhan ikan hingga di daerah di luar Sleman. Bahkan produksi ikan di Sleman terus meningkat mencapai 19 persen.


Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Drs Dwi Supriyatno MS mengatakan, produksi perikanan di tahun 2012 juga mengalami peningkatan. Produksi ikan konsumsi mencapai 21 ribu ton lebih (meningkat 19 persen dibanding tahun sebelumnya), benih ikan 902 juta ekor lebih atau naik 7,44 persen. Untuk ikan hias meningkat sekitar 11 persen dibanding tahun sebelumnya atau mencapai lebih dari 13 juta ekor.


“Konsumsi ikan perkapita di Kabupaten Sleman juga mengalami peningkatan, pada tahun 2011 konsumsi ikan perkapita sebesar 27,78 kg/kapita/tahun dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 28,65 kg/kapita/tahun. Tingkat konsumsi ikan di Sleman secara rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat konsumsi ikan di DIY yaitu sebesar 20,00 kg untuk tahun 2011,” ujar Dwi Supriyanto di sela-sela menerima kunjungan dari DPRD Sumba Timur di Pemkab Sleman, Rabu (27/2).


Disebutkan Dwi, peningkatan konsumsi ikan di Sleman ini dipicu oleh meningkatnya jumlah kelompok pembudidaya ikan, rumah makan/restoran ikan dan UKM yang mengolah berbagai produk olahan pangan berbahan baku ikan. Selain itu peningkatan ini didukung peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, yang mulai bergeser pada konsumsi makanan non kolesterol.


Sementara Wakil Ketua DPRD Sumba Timur ML Praing Amos mengaku kagum dengan keberhasilan perikanan di Sleman. Untuk itu ia akan belajar bagaimana pemeliharaan ikan dari dari pembibitan, pembesaran sampai penjualan pascapanen. (Usa)