PELATIHAN

LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Kerjasama

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Jumat, 12 Mei 2017

PERALATAN PRODUK PERIKANAN UNTUK SKALA KECIL MENENGAH (SERI 5 – DEEP FRYER 2 KOLOM)


Salah satu proses dalam pembuatan tahu tuna adalah proses penggorengan. Alat yang biasa digunakan untuk proses penggorengan tahu tuna adalah tungku dan wajan besar dengan bahan bakar menggunakan kayu bakar seperti disajikan pada gambar 1. Dengan alat tersebut masih terdapat beberapa kendala diantaranya distribusi panas yang tidak merata sehingga kematangan tahu tidak optimal, kapasitas penggorengan dan tempat penirisan terbatas sehingga kapasitas produksi kecil. Oleh karena itu diperlukan peralatan penggorengan yang dapat mendukung pengembangan produk tahu tuna sehingga dapat meningkatkan efisiensi produksi dan peningkatan mutu produk.

Gambar 1. Alat penggorengan tahu tuna oleh UMKM


Gambar 2. Deep fryer hasil rancang bangun LRMPHP

Pada tahun 2014 dan 2015 LRMPHP telah mengembangkan model alat penggorangan dengan metode deep frying. Deep frying adalah metode menggoreng dengan minyak berjumlah banyak sehingga semua bagian makanan yang digoreng terendam di dalam minyak panas. Deep frying diklasifikasikan ke dalam metode memasak kering sebab tidak ada air yang digunakan dalam proses memasak tersebut. Deep frying banyak digunakan untuk mendapatkan hasil penggorengan yang optimal. Alat yang digunakan pada metode penggorengan ini adalah alat deep fryer 2 kolom seperti disajikan pada gambar 2. Alat ini terbuat dari bahan stainless steel yang food grade sehingga aman untuk pengolahan makanan. Alat ini terdiri dari 2 kolom yang masing-masing dilengkapi tray peniris sehingga kapasitas penggorengan menjadi lebih besar. Bahan bakar menggunakan gas LPG sehingga mempermudah kontrol bahan bakar dan pengoperasiannya. Selain itu juga dilengkapi thermometer dan thermostat untuk mengontrol suhu minyak goreng.

Hasil uji coba menunjukkan bahwa model alat deep fryer 2 kolom memiliki kapasitas penggorengan 50 – 60 tahu per kolom. Diperoleh suhu penggorengan optimum penggorengan pada kolom 1 sebesar 140oC dan pada kolom 2 sebesar 170oC.

Selasa, 09 Mei 2017

GELAR BULAN BAKTI KARANTINA DAN MUTU HASIL PERIKANAN DI PANTAI DRINI GUNUNGKIDUL



LRMPHP menghadiri Gelar Bulan Bakti Karantina dan Mutu Hasil Perikanan “Kenduri Anak Pantai” yang diselenggarakan oleh BKIPM pada hari Selasa, 9 Mei 2017 di Pantai Drini, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Gelar Bulan Bakti Karantina dan Mutu Hasil Perikanan ini mengusung tema “Melalui Gerakan Sadar Mutu Dan Karantina (Gemassatukata) Kita Wujudkan Kedaulatan Berkelanjutan dan Kesejahteraan Masyarakat Kelautan Dan Perikanan”. Tema tersebut sesuai dengan visi Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berbasis Kepentingan Nasional. Tujuan diadakannya kegiatan Bulan Bakti ini adalah untuk mensosialisasikan peran strategis karantina dan keamanan hayati ikan serta pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan.

Kamis, 20 April 2017

PERALATAN PRODUK PERIKANAN UNTUK SKALA KECIL MENENGAH (SERI 3 – ALAT PENGISI ADONAN SISTEM PEDAL LISTRIK)



LR MPHP telah mengembangkan model alat pengisi adonan dengan sistem pedal listrik. Mekanisme kerja alat ini pada prinsipnya sama dengan alat pengisi adonan sistem handel, yaitu adonan ditekan menggunakan silinder pipih (nozzle silinder) sebagai pendorong untuk mengeluarkan adonan melalui outlet pada tabung adonan. Perbedaannya yaitu pada mekanisme pendorongnya. Pada sistem pedal listrik mekanisme pendoronya menggunakan ulir dengan penggerak motor listrik yang dihubungkan dengan pedal sehingga dapat mempercepat pengisian adonan. Alat ini menggunakan daya listrik 180 watt. Komponen utama yang digunakan adalah tabung adonan, motor penggerak, ulir penggerak, panel kelistrikan, pedal listrik, dan meja.

Hasil uji coba menunjukkan bahwa model alat pengisi adonan sistem pedal listrik dengan menggunakan mekanisme ulir dapat digunakan untuk pengisian adonan tahu tuna dengan kapasitas 1.45 – 2.79 detik per tahu.

Selasa, 11 April 2017

Kunjungan Siswa MIN 1 Bantul ke Loka Mekanisasi KP








Hari ini, Selasa 11 April 2017, Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan menerima kunjungan dari siswa kelas IVc MIN 1 Bantul (dh. MIN Jejeran, Pleret Bantul).

Sebanyak 18 siswa dengan didampingi oleh guru pendamping (Pak Ibnu) dan perwakilan orang tua mengikuti tour keliling mengenali LRMPHP, pengolahan ikan, serta berbagai karya peralatan yang sudah dihasilkan selama ini.

Para siswa juga dikenalkan dan disosialisasikan Gemar Makan Ikan melalui tayangan video edukatif yang disajikan pada salah satu sesi.

Semoga melalui kunjungan ini, adik-adik kelas IV MIN 1 Bantul semakin rajin belajar, gemar makan ikan, dan berminat untuk menjadi peneliti di bidang perikanan :-)

Rabu, 05 April 2017

PERALATAN PRODUK PERIKANAN UNTUK SKALA KECIL MENENGAH (SERI 2 – ALAT PENGISI ADONAN SISTEM HANDEL)


Salah satu proses dalam pembuatan tahu tuna adalah pengisian adonan ke dalam tahu yang telah digoreng. Beberapa proses pengisian adonan yang dilakukan oleh pengolah tahu tuna yaitu pengisian manual menggunakan tangan (gambar 1) dan pengisian menggunakan alat sederhana menggunakan selongsong pipa ukuran 4 inchi (gambar 2). Dalam proses tersebut masih ditemukan beberapa kekurangan, diantaranya yaitu material peralatan yang belum food grade, belum stabil dan terkontrolnya beberapa parameter proses produksi,  dan mekanisme kerja peralatan yang belum optimal dari segi ergonomika. Oleh karena itu untuk mendukung pengembangan produk tahu tuna diperlukan peralatan pengolahan yang sederhana dan dapat terjangkau oleh UMKM sehingga dapat meningkatkan efisiensi produksi dan peningkatan mutu produk akhir yang dihasilkan.

Gambar 1. Pengisian adonan manual menggunakan tangan
Gambar 2. Pengisian adonan menggunakan selongsong pipa 4 inch
Pada tahun 2014 dan 2015 LPP-MPHP mengembangkan model alat pengisi adonan dengan sistem handel. Prinsip kerja alat ini adalah adonan ditekan menggunakan silinder pipih (nozzle silinder) sebagai pendorong untuk mengeluarkan adonan melalui outlet pada tabung adonan. Beberapa komponen yang digunakan adalah tuas pendorong, tabung adonan, outlet, pedal pembalik, dan meja. Model alat pengisi adonan sistem handel disajikan pada gambar 3, dan cara menggunakannya disajikan pada gambar 4.
Gambar 3. Model alat pengisi adonan sistem handel
Gambar 4. Penggunaan alat pengisi adonan sistem handel
Hasil uji coba menunjukkan bahwa model alat pengisi adonan sistem handel dengan menggunakan mekanisme pegas pendorong dan pegas pembalik dapat digunakan untuk pengisian adonan tahu tuna dengan kapasitas 1.35-1.46 detik per tahu.

Perubahan Nomenklatur Litbang menjadi RISET


Menindaklanjuti terbitnya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10/PERMEN-KP/2017 tanggal 27 Maret 2017 (diundangkan tanggal 30 Maret 2017), dengan ini kami sampaikan bahwa Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan berganti nama menjadi LOKA RISET MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN.

Sedikit ulasan, kami sampaikan ulang profil singkat dan sejarah nama kantor yang berlokasi di JALIMBAR KM 11.5 DIY ini.

=====

LOKA RISET MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN merupakan salah satu institusi litbang di Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan.

Institusi ini merupakan pengembangan dari kelompok peneliti Mekanisasi Proses dan Pengembangan Produk Perikanan yang sebelumnya bernaung di Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (pada tahun 2011).

=====
SEJARAH

2003: Loka Riset Pengembangan Produk Perikanan (Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No KEP.08/MEN/2003)

2011: Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.38/MEN/2011)

2013: perubahan lokasi, semula Jakarta Pusat (DKI Jakarta) menjadi Bantul (DI Yogyakarta) (Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 11/PERMEN-KP/2013)

2017: perubahan nama menjadi LOKA RISET MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN (Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10/PERMEN-KP/2017)

Jumat, 31 Maret 2017

Perkuat Kerja Sama Kelautan dan Perikanan, Presiden Perancis Kunjungi KKP

dok.humas KKP / Joko Siswanto

KKPNews, Jakarta – Presiden Republik Prancis François Hollande melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 28-29 Maret 2017. Hari Rabu, 29 Maret, Hollande mengunjungi kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terkait penandatanganan Letter of Intent (LoI) kerja sama kelautan dan perikanan RI-Prancis.
Lingkup kerja sama meliputi pencegahan, penghalangan dan penghapusan Penangkapan Ikan yang Tidak Sah, Tidak Dilaporkan dan Tidak Diatur (IUU Fishing), termasuk mengeksplorasi inisiatif-inisiatif yang memungkinkan untuk penanganan kejahatan terorganisir lintas negara di bidang perikanan; promosi investasi pengolahan produk perikanan; perluasan akses pasar bagi produk perikanan Indonesia, termasuk mengintensifkan temu bisnis; perluasan inisiatif untuk konservasi keanekaragaman hayati laut dan pengembangan ekowisata; dan peningkatan kapasitas, penelitian dan pengembangan; serta pertukaran informasi dan teknologi.
Dalam kunjungannya ke kantor KKP tersebut, Hollande bersama rombongan disambut Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Mereka kemudian menuju Pusat Pengendalian (Command Center) KKP, guna melihat pengoperasian Command Center KKP dan mendengarkan presentasi mengenai INDESO (Infrastructure Development for Space Oceanography).
Acara dilanjutkan dengan Dialog maritim di Auditorium Tuna, terdiri atas Delegasi Presiden Perancis dan pejabat/perwakilan dari Kedubes Perancis, Pengusaha Perancis, KKP, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar Negeri, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Association Logistic Indonesia (ASLI), Kemristekdikti, Satgas 115, BPPT, Bappenas.
Pada dialog maritim tersebut disampaikan tiga presentasi bertema ‘sustainable fisheries & development’ oleh Dirjen PDSPKP KKP dan Director of the French Embassy Trade Commission; ‘transport & infrastructures’ oleh Chairman of the Association Logistic Indonesia (ASLI) dan Country Director of AFD Indonesia; dan ‘new technologies dan experiences sharing’ oleh Kepala BMKG dan French Economic Counsellor of the French Embassy.
Hollande mengatakan masalah maritim yang paling penting disoroti di dunia adalah di bidang perikanan. Untuk itu diperlukan kerjasama antar negara dalam pengelolaannya. Beliau juga menyampaikan bahwa laut merupakan target investasi di negara manapun, untuk itu diperlukan kerjasama yang diperkuat agar dapat potensi laut dimanfaatkan secara maksimal.
Di akhir sambutan, Hollande mengapresiasi sambutan jajaran KKP dalam menerima kunjungannya. Ia menyebut, ini merupakan kunjungan bersejarah dalam 34 tahun terakhir. Ia menilai, dalam kunjungannya kali ini, dapat menandatangani sejumlah kerjasama dengan Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai negara mitra, terutama di sektor kelautan dan perikanan.
Terakhir, rombongan mengunjungi Galeri Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) yang baru saja diresmikan Senin (13/3) lalu. Di sana dilakukan penandatanganan empat naskah kerja sama RI-Perancis, yakni Letter of Intent (LOI) antara KKP dan Kementerian Lingkungan Hidup, Energi dan Laut Republik Prancis. Tiga lainnya adalah Cooperation agreement antara Kota Kendari dan Kota La Rochelle (Prancis) terkait coastal and maritime exchanges; Cooperation agreement antara DCNS (France) dan PT PAL; dan MoU antara Louis-Dreyfus Armateurs (France) dan Sinar Mas (Indonesia) to further develop loop in Indonesia.
Pada kesempatan tersebut Menteri KKP mengatakan, pemerintah terus berupaya memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan Prancis di sektor maritim sebagai kemitraan strategis. Menurutnya, hal tersebut ditandai dengan disepakatinya Joint Statement on Maritime Cooperation oleh Bapak Presiden Joko Widodo dan Presiden Republik Prancis François Hollande di Istana Negara Jakarta, pada Rabu 29 Maret 2017.
Selama ini hubungan kemitraan perdagangan hasil perikanan Indonesia dan Prancis sudah terjalin cukup baik. Prancis menjadi pasar tujuan ekspor komoditas seperti udang, kepiting/rajungan, tuna/cakalang/tongkol, rumput laut, cumi-cumi/sotong/gurita, siput, serta lele dari Indonesia. Sebaliknya Indonesia mengimpor produk ikan olahan dari Prancis.
Potensi kerja sama Indonesia dan Prancis masih cukup besar. Indonesia membidik dukungan Prancis secara bilateral dan multilateral dalam menanggulangi kejahatan perikanan terorganisir lintas negara. Selain itu, Indonesia juga membutuhkan perluasan akses pasar produk kelautan dan perikanan Indonesia ke Prancis dan dukungan Prancis dalam upaya Indonesia mendapatkan penurunan tarif bea masuk produk perikanan ke Uni Eropa. Prancis juga diharapkan berinvestasi dalam pengolahan produk perikanan, perlindungan laut, dan peningkatan kapasitas SDM Indonesia.
Menteri KKP berharap kerja sama maritim Indonesia – Prancis ke depannya secara kongkrit dapat dioperasionalkan, baik melalui pemberantasan IUU Fishing, promosi investasi dan pemasaran produk perikanan Indonesia, serta bidang-bidang kerja sama maritim lainnya. Kesamaan Indonesia dengan Peranci tentunya sama-sama mengedepankan sustainability dari ekologi dan food security.
Menteri KKP juga menilai, pemanfaatan sumber daya perikanan merupakan syarat yang sangat penting dalam pertumbuhan industri kelautan dan perikanan Hal ini dilakukan supaya seluruh dunia bisa membangun ekonomi yang berkelanjutan.

Sumber : KKPNews