PELATIHAN

LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Kerjasama

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Selasa, 23 Mei 2017

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN MENGHADIRI ACARA PUNCAK HUT HNSI KE 44

dok. LRMPHP
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menghadiri acara puncak HUT HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) ke 44 di Pantai Depok, Bantul, DI – Yogyakarta pada 21 Mei 2017. Dalam sambutannya Beliau menyampaikan beberapa hal, diantaranya yaitu :
  1. Ekspor perikanan Indonesia menduduki peringkat tiga se-Asia Tenggara. Padahal Indonesia memiliki garis pantai terpanjang nomor dua di dunia. Hal tersebut sangat kontradiksi dan kita tidak boleh diam saja. Oleh karena itu kita harus bertindak tegas dalam menjalankan kebijakan memerangi pencurian ikan.
  2. Jajaran PSDKP dan TNI Angkatan Laut diharapkan dapat menghilangkan rumpon (fish aggregating device) yang ada di laut Indonesia, karena keberadaan rumpon dinilai bisa merusak ekologi perairan setempat dan itu bisa mengancam keberadaan ikan-ikan. Semakin banyak rumpon yang dipasang di perairan Indonesia, maka itu akan berpotensi mengalihkan pergerakan tuna ke dalam kawasan perairan nasional. Jika itu dibiarkan, maka itu dinilai bisa merugikan nelayan kecil dan tradisional.
  3. Kebijakan memerangi pencurian ikan dan penghapusan rumpon merupakan kemenangan tersendiri bagi HNSI, karena nelayan lokal bisa lebih mengoptimalkan perikanan tangkap di laut Indonesia.
  4. Visi dan misi Presiden Jokowi di antaranya adalah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, juga menjadikan laut sebagai masa depan bangsa. Itu berarti laut merupakan salah satu ujung tombak dalam pengembangan Bangsa Indonesia yang juga berarti bahwa laut kita harus kaya ikan dan harus hidup untuk masa depan bangsa kita. Oleh karena itu para nelayan yang tergabung dalam HNSI diharapkan dapat segera berkonsolidasi mengingat sudah hampir tiga tahun pemerintahan yang baru melakukan beberapa program melalui KKP dalam jaga visi misi Presiden Jokowi.
  5. Perlunya pemda ikut memberdayakan nelayan, karena sektor perikanan bias membantu pemerintah untuk urusan deflasi. Saat semua komoditas lain mengalami inflasi, justru perikanan bias menjadi penyeimbang.

Selasa, 16 Mei 2017

PERALATAN PRODUK PERIKANAN UNTUK SKALA KECIL MENENGAH (SERI 5 – MODEL LEMARI PENIRIS DENGAN DOUBLE FAN)


Salah satu proses dalam pembuatan tahu tuna adalah proses penirisan setelah penggorengan yang bertujuan untuk mengurangi kandungan minyak dalam tahu sehingga produk menjadi lebih baik dan tahan lebih lama. Penirisan yang biasa dilakukan adalah penirisan secara alami dengan menggunakan alat konvensional. Dengan alat tersebut masih terdapat beberapa kendala diantaranya penirisan tidak maksimal sehingga kandungan minyak masih tinggi, tempat penirisan kecil dan proses penirisan lama sehingga kapasitas produksi kecil. Oleh karena itu diperlukan peralatan peniris agar dapat meningkatkan efisiensi produksi dan peningkatan mutu produk.

Pada tahun 2014 dan 2015 LRMPHP telah mengembangkan model lemari peniris dengan double fan. Model lemari ini dilengkapi dengan double fan, thermocontroller dengan daya listrik rendah (180 watt), sistem refrigerasi kompresi dengan daya listrik rendah (95 – 110 watt), sistem filter udara masuk dan air exhausting fins. Mekanisme kerja alat ini yaitu udara dingin yang dihasilkan oleh sistem refrigerasi kompresi di distribusikan dan disirkulasikan oleh fan dan air exhausting fins ke seluruh ruangan lemari. Udara dingin tersebut digunakan untuk mempercepat proses penirisan tahu yang berada di dalam lemari. Model lemari peniris hasil rancang bangun disajikan pada gambar 1. 

 
 Gambar 1. Model lemari peniris hasil rancang bangun LRMPHP

Hasil uji coba menunjukkan bahwa model lemari peniris dapat mendistribusikan suhu lebih merata pada masing-masing rak dan dapat meningkatkan kecepatan penirisan pada masing-masing batch. Untuk menurunkan suhu inti tahu dari 75 °C menjadi 38 °C memerlukan waktu 20 menit. Suhu ruangan lemari peniris di semua rak mencapai kestabilan setelah 16 menit dengan RH 44%. 

Jumat, 12 Mei 2017

PERALATAN PRODUK PERIKANAN UNTUK SKALA KECIL MENENGAH (SERI 5 – DEEP FRYER 2 KOLOM)


Salah satu proses dalam pembuatan tahu tuna adalah proses penggorengan. Alat yang biasa digunakan untuk proses penggorengan tahu tuna adalah tungku dan wajan besar dengan bahan bakar menggunakan kayu bakar seperti disajikan pada gambar 1. Dengan alat tersebut masih terdapat beberapa kendala diantaranya distribusi panas yang tidak merata sehingga kematangan tahu tidak optimal, kapasitas penggorengan dan tempat penirisan terbatas sehingga kapasitas produksi kecil. Oleh karena itu diperlukan peralatan penggorengan yang dapat mendukung pengembangan produk tahu tuna sehingga dapat meningkatkan efisiensi produksi dan peningkatan mutu produk.

Gambar 1. Alat penggorengan tahu tuna oleh UMKM


Gambar 2. Deep fryer hasil rancang bangun LRMPHP

Pada tahun 2014 dan 2015 LRMPHP telah mengembangkan model alat penggorangan dengan metode deep frying. Deep frying adalah metode menggoreng dengan minyak berjumlah banyak sehingga semua bagian makanan yang digoreng terendam di dalam minyak panas. Deep frying diklasifikasikan ke dalam metode memasak kering sebab tidak ada air yang digunakan dalam proses memasak tersebut. Deep frying banyak digunakan untuk mendapatkan hasil penggorengan yang optimal. Alat yang digunakan pada metode penggorengan ini adalah alat deep fryer 2 kolom seperti disajikan pada gambar 2. Alat ini terbuat dari bahan stainless steel yang food grade sehingga aman untuk pengolahan makanan. Alat ini terdiri dari 2 kolom yang masing-masing dilengkapi tray peniris sehingga kapasitas penggorengan menjadi lebih besar. Bahan bakar menggunakan gas LPG sehingga mempermudah kontrol bahan bakar dan pengoperasiannya. Selain itu juga dilengkapi thermometer dan thermostat untuk mengontrol suhu minyak goreng.

Hasil uji coba menunjukkan bahwa model alat deep fryer 2 kolom memiliki kapasitas penggorengan 50 – 60 tahu per kolom. Diperoleh suhu penggorengan optimum penggorengan pada kolom 1 sebesar 140oC dan pada kolom 2 sebesar 170oC.

Selasa, 09 Mei 2017

GELAR BULAN BAKTI KARANTINA DAN MUTU HASIL PERIKANAN DI PANTAI DRINI GUNUNGKIDUL



LRMPHP menghadiri Gelar Bulan Bakti Karantina dan Mutu Hasil Perikanan “Kenduri Anak Pantai” yang diselenggarakan oleh BKIPM pada hari Selasa, 9 Mei 2017 di Pantai Drini, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Gelar Bulan Bakti Karantina dan Mutu Hasil Perikanan ini mengusung tema “Melalui Gerakan Sadar Mutu Dan Karantina (Gemassatukata) Kita Wujudkan Kedaulatan Berkelanjutan dan Kesejahteraan Masyarakat Kelautan Dan Perikanan”. Tema tersebut sesuai dengan visi Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berbasis Kepentingan Nasional. Tujuan diadakannya kegiatan Bulan Bakti ini adalah untuk mensosialisasikan peran strategis karantina dan keamanan hayati ikan serta pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan.

Kamis, 20 April 2017

PERALATAN PRODUK PERIKANAN UNTUK SKALA KECIL MENENGAH (SERI 3 – ALAT PENGISI ADONAN SISTEM PEDAL LISTRIK)



LR MPHP telah mengembangkan model alat pengisi adonan dengan sistem pedal listrik. Mekanisme kerja alat ini pada prinsipnya sama dengan alat pengisi adonan sistem handel, yaitu adonan ditekan menggunakan silinder pipih (nozzle silinder) sebagai pendorong untuk mengeluarkan adonan melalui outlet pada tabung adonan. Perbedaannya yaitu pada mekanisme pendorongnya. Pada sistem pedal listrik mekanisme pendoronya menggunakan ulir dengan penggerak motor listrik yang dihubungkan dengan pedal sehingga dapat mempercepat pengisian adonan. Alat ini menggunakan daya listrik 180 watt. Komponen utama yang digunakan adalah tabung adonan, motor penggerak, ulir penggerak, panel kelistrikan, pedal listrik, dan meja.

Hasil uji coba menunjukkan bahwa model alat pengisi adonan sistem pedal listrik dengan menggunakan mekanisme ulir dapat digunakan untuk pengisian adonan tahu tuna dengan kapasitas 1.45 – 2.79 detik per tahu.

Selasa, 11 April 2017

Kunjungan Siswa MIN 1 Bantul ke Loka Mekanisasi KP








Hari ini, Selasa 11 April 2017, Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan menerima kunjungan dari siswa kelas IVc MIN 1 Bantul (dh. MIN Jejeran, Pleret Bantul).

Sebanyak 18 siswa dengan didampingi oleh guru pendamping (Pak Ibnu) dan perwakilan orang tua mengikuti tour keliling mengenali LRMPHP, pengolahan ikan, serta berbagai karya peralatan yang sudah dihasilkan selama ini.

Para siswa juga dikenalkan dan disosialisasikan Gemar Makan Ikan melalui tayangan video edukatif yang disajikan pada salah satu sesi.

Semoga melalui kunjungan ini, adik-adik kelas IV MIN 1 Bantul semakin rajin belajar, gemar makan ikan, dan berminat untuk menjadi peneliti di bidang perikanan :-)

Rabu, 05 April 2017

PERALATAN PRODUK PERIKANAN UNTUK SKALA KECIL MENENGAH (SERI 2 – ALAT PENGISI ADONAN SISTEM HANDEL)


Salah satu proses dalam pembuatan tahu tuna adalah pengisian adonan ke dalam tahu yang telah digoreng. Beberapa proses pengisian adonan yang dilakukan oleh pengolah tahu tuna yaitu pengisian manual menggunakan tangan (gambar 1) dan pengisian menggunakan alat sederhana menggunakan selongsong pipa ukuran 4 inchi (gambar 2). Dalam proses tersebut masih ditemukan beberapa kekurangan, diantaranya yaitu material peralatan yang belum food grade, belum stabil dan terkontrolnya beberapa parameter proses produksi,  dan mekanisme kerja peralatan yang belum optimal dari segi ergonomika. Oleh karena itu untuk mendukung pengembangan produk tahu tuna diperlukan peralatan pengolahan yang sederhana dan dapat terjangkau oleh UMKM sehingga dapat meningkatkan efisiensi produksi dan peningkatan mutu produk akhir yang dihasilkan.

Gambar 1. Pengisian adonan manual menggunakan tangan
Gambar 2. Pengisian adonan menggunakan selongsong pipa 4 inch
Pada tahun 2014 dan 2015 LPP-MPHP mengembangkan model alat pengisi adonan dengan sistem handel. Prinsip kerja alat ini adalah adonan ditekan menggunakan silinder pipih (nozzle silinder) sebagai pendorong untuk mengeluarkan adonan melalui outlet pada tabung adonan. Beberapa komponen yang digunakan adalah tuas pendorong, tabung adonan, outlet, pedal pembalik, dan meja. Model alat pengisi adonan sistem handel disajikan pada gambar 3, dan cara menggunakannya disajikan pada gambar 4.
Gambar 3. Model alat pengisi adonan sistem handel
Gambar 4. Penggunaan alat pengisi adonan sistem handel
Hasil uji coba menunjukkan bahwa model alat pengisi adonan sistem handel dengan menggunakan mekanisme pegas pendorong dan pegas pembalik dapat digunakan untuk pengisian adonan tahu tuna dengan kapasitas 1.35-1.46 detik per tahu.