PELATIHAN

LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Kerjasama

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Kamis, 31 Agustus 2017

Penyusunan Laporan Likuidasi Lingkup Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Penyusunan Laporan Likuidasi Lingkup Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan dilakssanakan pada tanggal 23 25 Agustus 2017 di Hotel Agria, Bogor dan diikuti oleh 20 satker eks Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP).

Acara dibuka oleh Kepala Bagian Program BRSDMKP. Dalam pengarahannya disampaikan beberapa hal diantaranya terkait dengan cut off, penambahan anggaran karena penggabungan dua badan dan penggabungan kode 11 dan 12 yang dilikuidasi ke kode 11.

Pengarahan dari Kepala Bagian Program BRSDMKP
Pada sesi kedua pengarahan disampaikan oleh Sekretaris BRSDMKP. Dalam pengarahannya beliau disampaikan bahwa dalam waktu dekat akan ada perpres dan permen KP lain mengenai penggabungan eselon I. Selain itu beliau juga disampaikan bahwa terkait dengan status laporan keuangan KKP supaya tidak disclaimer maka diperlukan komunikasi yang baik oleh pengelola keuangan dan pengelola barang, dan juga diperlukan rencana aksi untuk 4 bulan ke depan.

Diskusi terkait pemindahan aset dari Satker lama ke Satker baru
Acara dilanjutkan dengan pemindahan aset dari satker lama Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (660055) ke satker baru Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (403834). Satker LRMPHP memiliki posisi neraca nol per 31 Juli 2017 dan sudah siap untuk di unggah.

Senin, 28 Agustus 2017

Mesin Pencacah dan Penggiling Rumput Laut Sistem Berkelanjutan

Rumput laut merupakan salah satu produk unggulan kelautan di Indonesia. Pengembangan industri rumput laut di Indonesia memiliki prospek yang baik. Hal ini disebabkan teknik pembudidayaan rumput laut yang relatif mudah dan permintaan terhadap rumput laut serta produk olahannya cukup banyak. Dengan meningkatnya permintaan rumput laut tersebut maka dibutuhkan proses pengolahan yang optimal. Salah satu tahapan pengolahan rumput laut adalah dengan menghancurkan dan menghaluskan rumput laut sehingga mempermudah proses pengolahan lebih lanjut. Peralatan yang digunakan dalam proses tersebut adalah alat pencacah dan penggiling.

Saat ini alat pencacah dan penggiling rumput laut biasanya dijual terpisah di pasaran, sehingga untuk mengolah rumput laut mulai proses pencacahan hingga penggilingan memerlukan bantuan operator. Hal ini menyebabkan waktu pengolahan rumput laut menjadi lebih lama. Untuk itu diperlukan mesin pencacah dan penggiling yang memiliki sistem berkelanjutan sehingga menjadi lebih efisien .

LRMPHP telah melakukan penelitian rancang bangun mesin pencacah dan penggiling rumput laut sistem berkelanjutan. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 2016 di UGM. Rancangan mesin pencacah dan penggiling rumput laut sistem berkelanjutan  (Gambar 1.) memiliki konsep pemrosesan yaitu rumput laut dimasukkan melalui hopper lalu dicacah menggunakan pisau dan hasil cacahannya dikecilkan menggunakan penggiling. 

  
Gambar 1. Mesin pencacah dan penggiling rumput laut sistem berkelanjutan rancangan LRMPHP
Adapun spesifikasi alat rancangan LRMPHP dan hasil uji performansinya dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Spesifikasi alat pencacah rumput laut sistem berkelanjutan
Mesin Pencacah dan Penggiling
Sistem
Cacah dan giling, continue
Spesifikasi
PxLxT : 90 x 80 x 125 (cm)

Motor Pencacah : 5.3 HP, 3 Phase

Motor Penggiling : 5.3 HP, 3 Phase
  
Tabel 2. Hasil uji mesin pencacah dan penggiling rumput laut sistem berkelanjutan

No.
Rumput laut
Berat awal (kg)
Waktu total mencacah (menit)
Berat akhir tercacah (kg)
1
Sargassum
29.94
39
22.42
2
Sargassum
33.28
40
26.12
3
E.cottonii
31.14
10
30.78
4
E.cottonii
31.74
11
29.07

Berdasarkan hasil uji performansi tersebut maka mesin pencacah dan penggiling rumput laut sistem berkelanjutan rancangan LRMPHP berjalan dengan baik. Kapasitas produksinya sebanyak 48 kg/jam untuk rumput laut jenis Sargassum dan  180 kg/jam untuk E.cottonii

Sabtu, 26 Agustus 2017

Sosialisasi Saber Pungli di lingkungan Kab Bantul

Perwakilan dari LRMPHP (Luthfi Assadad, Ahmat Fauzi, dan Toni Dwi N), menghadiri acara sosialisasi Saber Pungli di lingkungan Kabupaten Bantul yang diselenggarakan di aula kecamatan Jetis pada tanggal 25 Agustus 2017 pukul 19.30-22.00. Acara ini bertema Percepatan Pencegahan KKN.

Sebagai narasumber pada acara ini yaitu Bapak Inspektur (Kepala Inspektorat) kab Bantul dan Bapak Kepala Seksi Pidana Umum Kejaksaan Negeri Bantul. Acara ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari berbagai instansi yang ada di kec Jetis, termasuk jajaran kecamatan Jetis, Lurah Desa dan Pamong, Polsek, Koramil, dan juga LRMPHP.

Ibu Camat Jetis Dra Endang Rachmawati, MM selaku tuan rumah memberikan sambutan dan ucapan selamat datang. Adapun Bapak Inspektur kab Bantul (Hermawan Setiaji, SIP, MH) dalam arahan dan paparan materinya menekankan pada kehati-hatian penggunaan anggaran, khususnya pada pengelolaan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa, yang semakin tahun semakin meningkat. [Materi paparan berjudul: Pengawasan Tata Kelola Keuangan Desa]

Bapak Kepala Seksi Pidana Umum menekankan ke arah pencegahan sesuai dengan tema kegiatan ini. Hal ini mengingat kegiatan pencegahan lebih baik dibandingkan dengan penindakan. Acara ini diakhiri dengan sesi diskusi dan tanya jawab.

Link terkait
http://www.tribratanewsbantul.com/2017/08/sosialisasi-saber-pungli-di-kecamatan.html


Bapak Inspektur Bantul, Bapak Kasi Pidum Kejari Bantul, Bapak Kapolsek Jetis, Ibu Camat Jetis

Temuan yang sering ada di Pemerintahan Desa

Paparan oleh Bapak Inspektur kab Bantul

Salah satu tayangan slide

Pemantauan progres pelaksanaan 1 Data KKP lingkup Bantul DIY

Berdasarkan undangan nomor 005/02976 dari Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DI Yogyakarta, telah dilangsungkan rapat koordinasi dalam rangka monitoring pelaksanaan program 1 Data KKP. Rapat ini dilaksanakan di ruang rapat lantai 1 Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan pada tanggal 24 Agustus 2017 pukul 09.00-selesai.
 
Peserta yang hadir dalam rapat ini yaitu
Dari DKP DIY
- Bapak Rosmanto
- Bapak Toto
Dari Diperpautkan Bantul
- Ibu Ati
- Bapak Sigit Nugroho
- Bapak Donni M Irawan
Dari LRMPHP Bantul
- Bapak Luthfi
- Ibu Nur Fitriana
- Bapak Gilang R. Israwan

Agenda yang dibahas meliputi
1. Progres Pelaksanaan Pengumpulan 1 data KKP di Bantul
- saat ini telah ada sejumlah 1540 pelaku usaha yang disurvey, 1452 pelaku usaha yang di-input/di-update ke dalam aplikasi (dari total 8732 data)
- sejauh ini, tim pengolah data Bantul (12 pegawai LRMPHP) masih fokus di data UPI dan pembudidaya. Untuk itu, dalam 1-2 minggu ke depan agar mendata pelaku usaha perikanan tangkap, untuk dilaporkan melalui aplikasi dan ke dinas
- pelaku usaha perikanan tangkap yang ada di aplikasi sebanyak 56 pelaku usaha. Data ini berasal dari Sensus Tani 2013, dan sebetulnya sudah ada update data yang diperoleh dari Sensus 2016 menggunakan APBD DIY dan pemilik kartu Nelayan (540 data). Namun demikian, 540 data ini belum seluruhnya masuk ke dalam aplikasi 1 data KKP.
- telah ada SK baru pengolah data nomor 151/2017 tanggal 22 Mei 2017 yang merupakan revisi atas SK sebelumnya (nomor 08/2017)

2. Persiapan pelaksanaan pelatihan validator
- berdasarkan usulan yang lalu, data validator yaitu Validator Provinsi (Taufan Yudianto dan Bahari Susilo) dan Validator Bantul (Sigit Nugroho dan Donni M Irawan)
- validator ini akan mengikuti bimtek/pelatihan pada tanggal 29-30 Agustus 2017 di Balai Diklat Kesehatan Jl. Solo (Kalasan), untuk selanjutnya bertugas memvalidasi data-data pelaku usaha yang telah di-input atau di-update oleh tim pengolah data.

Berikut adalah sebagian dokumentasi pelaksanaan kegiatan rapat tersebut





Kamis, 24 Agustus 2017

Workshop Academic Writing and Publication for Social Sciences

Dua Peneliti LRMPHP mengikuti Workshop Academic Writing and Publication for Social Sciences di Auditorium Pascasarjana UGM pada tanggal 16 Agustus 2017. Acara ini diselenggarakan oleh BPP (Badan Penerbit dan Publikasi) bekerja sama dengan Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT). Narasumber workshop  adalah Dr. Thomas Hanitzsch dari Institute of Communication Studies and Media Research, LMU Munich, Germany. Workshop dibuka oleh drg. Ika Dewi Ana, Ph.D., selaku Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P2M) UGM. Dalam sambutannya beliau berharap acara semacam ini dapat meningkatkan produktivitas penelitian bagi para sivitas akademik maupun peneliti sehingga dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi bangsa Indonesia.

Suasana Workshop Academic Writing and Publication for Social Sciences
Pada sesi pertama materi disampaikan oleh Dr. Thomas Hanitzsch dengan topik “Strategy function of journals. Dalam pemaparannya Dr. Thomas Hanitzsch menerangkan hal-hal penting yang harus menjadi perhatian terkait publikasi sebuah artikel diantaranya, bagaimana mengukur kualitas jurnal yang dituju, jurnal impact factorjournal citation reports (InCites) dan pemaparan tentang proses editorial sebuah artikel. Beliau menyampaikan bahwa salah satu cara melihat reputasi akademik yaitu dengan melihat riwayat jurnal akademik yang telah ditulis. Untuk mengukur kualitas seorang penulis melalui beberapa indicator, yaitu H index (jumlah publikasi yang disitasi sebanyak h kali), G index (Memberi bobot lebih banyak pada artikel yang sering dikutip), Contemporary h index (Memberi bobot lebih pada artikel yang sering dipublikasikan) dan Hm-index (untuk co-authorship). Sedangkan pada pemaparan tentang proses editorial beliau menyampaikan beberapa tahapan editorial, yaitu submission, desk screening, peer review dan editorial decision.

Pemaparan Materi oleh Thomas Hanitzch
Pada sesi kedua materi disampaikan oleh Purwoko, M.A. dari pustakawan di Fakultas Teknik UGM dengan topik manajemen referensi menggunakan Mendeley dan Zotero dan praktik pengecekan plagiarism. Beliau menyampaikan bahwa manajemen referensi termasuk ke dalam pengelolaan informasi. Software yang digunakan yaitu Mendeley dan Zotero termasuk software yang dapat diunduh secara gratis, dan nantinya akan terintegrasi dengan Microsoft Words. Sedangkan untuk mendeteksi kesamaan tulisan menggunakan software Ithenticate yang dapat mendeteksi kesamaan tulisan dalam persentase (%). Pada sesi praktek dilakukan dengan memeriksaan kesamaan pada naskah beberapa peserta dengan software Ithenticate. Dalam hal penerbitan suatu naskah, editor berperan penting dalam menentukan apakah kesamaan pada suatu naskah tersebut dapat dikategorikan sebagai plagiarisme atau bukan, sebagai contoh dalam penulisan suatu metode yang harus sama dengan referensinya.

Rabu, 23 Agustus 2017

Mesin Pencuci Rumput Laut Sistem Berkelanjutan

Kebutuhan rumput laut diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan untuk konsumsi langsung maupun kebutuhan industri (makanan, farmasi, kosmetik, dan lain-lain). Selama ini pembudidaya rumput laut umumnya hanya menjual rumput laut dalam bentuk mentah (kering) dan belum diolah dengan baik. Di pasar internasional, rumput laut dari Indonesia masih dihargai rendah karena mutunya belum baik. Salah satu penyebab rendahnya kualitas rumput laut Indonesia tersebut karena kurangnya teknologi penanganan pasca panen. Jika teknologi pasca panen rumput laut dapat dikembangkan dan diterapkan dengan baik, maka agroindustri yang bertujuan meningkatkan nilai tambah, menambah lapangan kerja dan mengurangi impor produk jadi rumput laut dapat tercapai.

Secara umum, kualitas rumput laut harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI nomor 2690 : 2015). Salah satu parameter untuk mengetahui kualitas rumput laut adalah tingkat kebersihan rumput laut kering yang ditunjukkan dengan nilai CAW (Clean Anhydrous Weed). CAW yaitu persentase berat sampel rumput laut kering bersih setelah dicuci, dipisahkan dari pengotor lain dan dikeringkan dalam oven pada suhu 700C sampai berat konstan dibandingkan dengan bobot rumput laut awal.

Salah satu tahapan penanganan pasca panen rumput laut adalah pencucian rumput laut. Selama ini pencucian rumput laut masih dilakukan secara konvensional dengan cara merendam rumput laut dalam air laut karena akan lebih mudah menghilangkan kerang, pasir dan kotoran lainnya. Selain itu, pencucian rumput laut juga bisa dilakukan dengan merendam rumput laut kedalam air bersih dengan beberapa kali pengadukan. Namun, proses tersebut membutuhkan waktu yang lama sehingga kapasitas produksinya menjadi kecil. Oleh karena itu diperlukan mesin atau peralatan yang dapat mempermudah pencucian rumput laut.

LRMPHP telah melakukan penelitian rancang bangun mesin pencuci rumput laut sistem berkelanjutan. Penelitian mencakup tahap perancangan/desain, perakitan mesin, uji kinerja mesin, serta analisis produk yang dihasilkan. Desain alat pencuci rumput laut dirancang untuk pencucian dengan sistem berkelanjutan, yaitu alat dapat digunakan secara terus menerus tanpa ada proses muat dan bongkar bahan yang dicuci. Sistem kerja mesin dibuat sesederhana mungkin agar mudah dioperasikan oleh operator di unit pengolahan yang pada umumnya memiliki keahlian yang terbatas.

Mesin pencuci rumput laut hasil rancang bangun LRMPHP dan spesifikasi teknisnya disajikan pada gambar 1 dan tabel 1 berikut:

 
Gambar 1. Mesin Pencuci Rumput Laut Sistem Berkelanjutan

     Tabel 1. Spesifikasi Teknis Alat Pencuci Rumput Laut

Pada uji kapasitas mesin pencuci rumput laut sistem berkelanjutan terhadap rumput laut Sargassum sp. dan E. Cottonii diperoleh hasil 53 kg/jam dan 99 kg/jam. Hasil pencucian terhadap dua jenis rumput tersebut menunjukkan kapasitas pencucian yang berbeda. Hal ini disebabkan karena sifat fisik dan morfologi kedua rumput laut tersebut berbeda. Hasil analisa CAW terhadap rumput laut sargassum sp. diperoleh nilai 71,76 %, artinya tingkat kemurniannya sebesar 71,76 %. Berdasarkan standar SNI 2690 : 2015 yang mensyaratkan kadar CAW rumput laut Sargassum sp. minimal 50%, maka rumput laut tersebut telah memenuhi standar. Secara umum mesin pencuci rumput laut sistem berkelanjutan dapat bekerja dengan baik sehingga dapat mempermudah pencucian rumput laut.

Sumber : Prosiding Semnaskan UGM

Senin, 21 Agustus 2017

Pantai Sepanjang Hasilkan Garam Kualitas Terbaik


Indonesia mengalami krisis garam hingga berimbas ke Provinsi DIY. Fakta ini tentu sangat aneh mengingat Indonesia memiliki matahari, laut, dan garis pantai lebih banyak dibanding sebagian besar negara di dunia. Padahal hanya dengan menguapkan air laut garam bisa dibuat. Di Pantai Sepanjang, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul ada kelompok warga yang menghasilkan garam dengan kualitas terbaik. Produksi garam tersebut selain untuk mensuplai kebutuhan di DIY juga turut mengentaskan kemiskinan warga pesisir pantai.


Pemda DIY melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) akan melakukan pelatihan khususnya kepada petani produsen garam di Pantai Sepanjang, Ngrenehan dan Nguyahan Gunung Kidul. Diharapkan kedepannya akan muncul petani garam di seluruh pantai, sehingga dapat memenuhi kebutuhan garam di DIY dan sekitarnya. Lahan yang disediakan untuk petani garam saat ini ada 1500 m2 berupa tanah SG (Sultan Ground), 6 petak lahan diantaranya dikelola 3 kelompok masyarakat miskin. Dari 6 petak lahan berukuran 4 x 6 m2 tersebut, petani mampu menghasilkan 11 ton garam per tahun.


Sumber : www.infogunungkidul.com