Penanganan ikan pada suhu
rendah merupakan teknik penanganan yang paling banyak digunakan untuk
mempertahankan mutu ikan. Penanganan ikan selama kegiatan transportasi sampai
pengolahan mensyaratkan dilakukan pada suhu rendah. Suhu merupakan faktor
eksternal yang berperan penting pada proses kemunduran mutu ikan, karena
bakteri-bakteri pembusuk berkembang lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi.
Proses pembusukan ikan dapat ditunda dengan menerapkan sistem rantai dingin
yaitu mengkondisikan ikan pada suhu rendah. Pada suhu rendah aktivitas
pembusukan secara kimiawi dan enzimatis dapat diperlambat.
Salah satu alat
transportasi ikan yang biasa digunakan oleh pedagang ikan keliling adalah sepeda
motor. Pada umumnya alat transportasi tersebut menggunakan kotak stirofom yang diletakkan di atas sepeda motor.
Sistem rantai dingin dapat diterapkan dengan menambahkan es di dalam peti penyimpanan
ikan atau menggunakan peti ikan berpendingin. Penggunaan es sebagai pendingin
banyak diaplikasikan karena mudah dan mempunyai kapasitas pendinginan yang besar.
Kendala yang dihadapi dalam penggunaan es adalah penambahan es dapat mengurangi
kapasitas angkut. Selain itu juga menambah bobot peti sehingga dapat mengganggu
keseimbangan berkendaraan karena kapasitas angkut sepeda motor terbatas.
Penggunaan bongkahan es yang besar, kasar serta tajam juga dapat menyebabkan
kerusakan fisik ikan. Goncangan alat yang terjadi selama transportasi menyebabkan
gesekan antara es dan ikan sehingga dapat mengakibatkan memar dan luka pada
permukaan ikan. Luka dan memar pada permukaan ikan tersebut dapat mempercepat
proses pembusukan ikan oleh bakteri.
Sistem pendingin lain yang
dapat digunakan dalam peti insulasi adalah sistem pendingin termoelektrik.
Aplikasikan sistem pendingin pada alat transportasi ikan menggunakan sepeda
motor mempunyai keterbatasan ruang, massa dan daya. Dengan demikian penggunaan sistem
pendingin konvensional kurang efektif untuk diaplikasikan. Sistem pendingin
termoelektrik menggunakan heat pipe dapat digunakan untuk
membuat peti insulasi yang diaplikasikan menggunakan sepeda motor. Pendingin
termoelektrik menggunakan elemen peltier bekerja menggunakan arus
listrik searah. Hasil penelitian Shen dkk. (2012) dan Jugsujinda dkk. (2010)
menunjukkan bahwa jumlah tegangan yang diberikan pada sebuah elemen
termoelektrik berpengaruh terhadap capaian suhu ruang peti insulasi. Oleh
karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui tegangan dan arus optimal
pada sistem pendingin sehingga dapat ditentukan spesifikasi sumber energi yang
tepat, karena sumber energy pada sepeda motor sangat terbatas.
LRMPHP telah melakukan
penelitian tentang uji performansi sistem pendingin termoelektrik pada alat
transportasi ikan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui capaian suhu heat pipe, heat
sink dan
ruang peti insulasi serta kebutuhan listrik sistem pendingin pada berbagai
tegangan. Sistem pendingin termoelektrik tersusun dari dua buah elemen peltier, bracket alumunium, fan, heat sink dan heat pipe serta menggunakan sumber listrik dari
aki. Tiap kotak penyimpanan ikan terdiri dari dua buah elemen peltier. Alat transportasi ikan rancangan LRMPHP tersebut dan
skema penyusunan komponen pendinginnya ditunjukkan pada Gambar 1.
|
(a) |
|
(b) |
Gambar
1. (a) Alat transportasi ikan segar berpendingin dan (b) komponen pendinginnya
Uji performansi peralatan dilakukan
pada tegangan 8, 10 dan 12 V. Parameter yang diukur adalah jumlah arus listrik
yang melalui sistem pengingin, suhu heat
sink, heat pipe dan
suhu ruang peti insulasi. Suhu ruang peti insulasi yang dicapai pada tegangan
12, 10 dan 8 V berturut-turut sebesar 14, 16 dan 17 °C. Suhu heat sink yang dicapai pada tegangan 12 V
sebesar -0,1 °C, sedangkan pada tegangan 8 dan 10 V tidak jauh berbeda yaitu
antara 3-4 °C. Suhu heat pipe yang dicapai pada tegangan
12 dan 10 V tidak jauh berbeda yaitu sekitar 30-31 °C, sedangkan pada 8 V
sebesar 27 °C. Kebutuhan arus listrik sistem pendingin pada tegangan 12, 10 dan
8 V sebesar 6,3; 4,8 dan 3,8 A dengan kebutuhan energi berturut-turut 75, 48
dan 30 Watt. Nilai cooling capacity elemen peltier pada tegangan 12 V sebesar 12,5 W, sedangkan pada
tegangan 10 dan 8 V sebesar 10,5 W.