PELATIHAN

LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Kerjasama

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Selasa, 15 Mei 2018

Teknologi Digital Perikanan Budidaya

Sumber : IG KKP (@kkpgoid)

Untuk menjamin konektivitas rantai sistem bisnis akuakultur, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) mendorong pengembangan inovasi sistem informasi berbasis digital. Digitalasi sistem informasi akuakultur ini memiliki arti penting dalam mendorong terjadinya transformasi sistem bisnis akuakultur yang lebih efisien.

Direktur Jendral DJPB Slamet Soebjakto mengungkapkan bahwa digitalisasi ini akan menjadi jembatan modern bagi seluruh stakeholder perikanan budidaya. Dalam hal seperti akses pasar, sistem ini akan mampu menjamin efesiensi rantai pasar, untuk kegiatan on farm akan lebih efisien waktu, tenaga dan proses.

Sumber : IG KKP (@kkpgoid)

Jumat, 11 Mei 2018

Peti Ikan Segar Berpendingin Roda Tiga untuk Pedagang Ikan Keliling

Ikan merupakan produk pangan yang mudah rusak, karena proses pembusukan terjadi segera setelah ikan mati. Pembusukan ikan adalah faktor utama penyebab terjadinya penurunan mutu ikan segar. Aktivitas pembusukan secara kimiawi dan enzimatis dapat diperlambat dengan menerapkan sistem rantai dingin. Penanganan ikan segar selama transportasi dan penyimpanan sebaiknya dilakukan pada suhu di bawah 5 0C. 

Tempat penyimpanan ikan yang digunakan oleh pedagang ikan keliling umumnya menggunakan kotak stirofom yang ditambahkan es sebagai pendingin kemudian diletakkan di atas sepeda motor. Penggunaan bongkahan es yang besar dan kasar serta tajam dapat menyebabkan kerusakan fisik ikan akibat gesekan yang terjadi antara es dengan permukaan ikan selama kegiatan transportasi. Selain itu penambahan es dapat mengurangi kapasitas peti serta menambah bobot sehingga dapat mengganggu keseimbangan berkendaraan karena kapasitas angkut sepeda motor terbatas. 

Untuk mengatasi hal itu, LRMPHP telah mengembangkan sespan berpendingin untuk pedagang ikan keliling yang mampu mempertahankan suhu dan mutu kesegaran ikan selama proses penjualan ikan eceran oleh pedagang ikan keliling. Peti berpendingin tersebut terbuat dari bahan Polyurethane berukuran 81 x 53 x 83 cm (PxLxT) yang dikonstruksikan dengan menambahkan sebuah roda pada peti pada bagian samping sebelah kiri sepeda motor (Gambar 1). Sistem pendingin mengadopsi sistem pendingin chest freezer merk Modena tipe MD 15 dengan spesifikasi kompresor Panasonic 123 Watt.

Gambar 1. Peti insulasi berpendingin roda tiga yang didesain LRMPHP

Peti insulasi berpendingin roda tiga dengan kapasitas hingga 90 kg di atas telah diuji coba oleh pedagang ikan keliling di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Hasilnya menunjukkan bahwa peti ikan berpendingin tersebut dapat mempertahankan suhu ikan di bawah 3 0C pada saat dilakukan penjualan ikan secara eceran selama 3,8 jam. Suhu peti pada uji coba dalam kondisi kosong selama 120 menit mencapai 11,1 0C - 15,5 0C. Nilai organoleptik ikan setelah kegiatan transportasi adalah 7,1 - 7,3, sedangkan nilai TPC adalah 23 x 103 - 24 x103 koloni/g. Nilai TPC dan organoleptik ikan setelah transportasi memenuhi standar mutu ikan segar (SNI), hal ini menunjukkan bahwa peti ikan segar berpendingin dapat mempertahankan mutu ikan segar selama proses penjualan ikan secara eceran. 

Sumber : Jurnal Pasca Panen dan Bioteknologi KP, Vol 10 No. 1 (2015)

Selasa, 08 Mei 2018

Program Padat Karya Kementerian Kelautan dan Perikanan

sumber : IG KKP (@kkpgoid)

Sesuai arahan Pemerintah, Kementerian Kelautan dan Perikanan juga fokus melaksanakan program padat karya, yaitu dengan menyusun program prioritas lingkup perikanan untuk menyerap tenaga kerja lokal secara massal, serta menggerakan ekonomi lokal.

Salah satunya, melalui pengembangan teknologi KJA Offshore yang diarahkan untuk menyerap tenaga kerja secara langsung dan tidak langsung, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu nelayan sekitar juga akan diberdayakan melalui pemanfaatan ikan rucah hasil tangkapan nelayan sebagai pakan tambahan untuk KJA Offshore.

Proses pendederan dari hulu ke hilir, proses pengamanan budidaya KJA offshore, dan pengelolaan hasil panen juga akan melibatkan masyarakat yg tergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD).

Sumber : IG KKP (@kkpgoid)

Rabu, 02 Mei 2018

Penerapan Model Neural Network Pattern Recognition Untuk Prediksi Kesegaran Ikan Tuna (Thunnus sp.)

Penentuan kesegaran ikan menjadi langkah penting dalam pengkonsumsian ikan. Perubahan mayor yang dijadikan patokan kesegaran ikan adalah warna, bau dan tekstur. Mata ikan akan berubah semakin cekung dan keruh pada ikan yang busuk selanjutnya mengeluarkan bau dan tekstur daging menjadi lunak (SNI). Perubahan fisik secara visual pada kebusukan ikan mampu diterjemahkan menjadi deretan angka dengan bantuan pengolahan citra digital. 

Penerapan pengolahan citra untuk menentukan kesegaran ikan dan bahan makanan lain telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Dutta et al (2016) melaporkan bahwa penentuan tingkat kesegaran ikan dapat dilakukan menggunakan pengolahan citra insang ikan. Menesatti et al (2010) menyebutkan bahwa citra digital ikan berbasis kamera hyperspektral bisa menjadi dasar penentu kesegaran ikan. Kelemahan dua penelitian tersebut adalah bersifat destruktif karena perlu pemotongan operculum ikan untuk memperoleh citra insang yang baik dan diperlukan kamera hyperspektral yang harganya cukup mahal. Oleh karena itu, penelitian terkait penerapan model neural network pattern regognition yang bersifat nondestruktif dengan menggunakan kamera biasa masih perlu dikembangkan.

Neural Network atau Jaringan Syaraf Tiruan (JST) merupakan sebuah metode pengenalan pola, prediksi, klasifikasi dan pendekatan fungsi yang meniru arsitektur kerja otak. JST memiliki tiga lapisan yaitu lapisan input, lapisan tersembunyi dan lapisan output. Salah satu algoritma pada JST adalah backpropagation yang mempunyai kemampuan untuk melakukan dua tahap perhitungan yaitu perhitungan maju dan turun. Perhitungan maju untuk menghitung eror antara output dan target, sedangkan perhitungan mundur sebagai penghitungan balik eror untuk memperbaiki bobot pada semua neuron yang ada. Penerapan JST dengan algoritma backpropagation dalam pengambilan keputusan telah dilaporkan beberapa peneliti. Kusmaryanto, S (2014) menggunakan JST Backpropagation untuk pengenalan wajah. Dewi et al (2009) mampu menerapkan JST untuk memprediksi kelulusan mahasiswa. Lebih jauh lagi di bidang perikanan, Dowlati et al (2009) menggunakan metode regresi dan neural network untuk memprediksi tingkat kesegaran ikan bawal.

Tahapan dalam sebuah JST pattern recognition adalah akuisisi data, preprocessing, ekstraksi ciri dan pengenalan data (Putra, D. 2010). JST dikembangkan dari data citra Red Green Blue (RGB)  yang diukur menggunakan computer vision system. Sebuah citra dalam model Red Green Blue (RGB) memiliki tiga komponen warna utama yaitu merah, hijau dan biru dengan rentang nilai setiap komponen utama antara 0-225. Warna selain komponen utama adalah hasil percampuran komponen warna utama dengan nilai tertentu. Penggunaan  komponen RGB dalam bentuk data statistik yang digunakan sebagai input pada jaringan pengambil keputusan telah dilaporkan. Hariyanto (2009) menggunakan metode pengubahan komponen RGB pada gelang resistor untuk mengetahui nilai resistansinya. Lebih lanjut dibidang perikanan Issac et al (2017) mampu menggunakan data masukan nilai RGB citra insang sebagai penentu tingkat kesegaran ikan.

Berdasarkan beberapa literatur di atas, penerapan JST pattern recognition di bidang perikanan masih belum digunakan secara luas, padahal metode image processing dengan JST sebagai pengambil keputusan yang akurat. Oleh karena itu, LRMPHP telah melakukan penelitian untuk mengetahui kemampuan JST dalam memprediksi kesegaran ikan tuna (Thunnus sp.). 

Rangkaian penelitian dimulai dengan pengambilan data citra mata ikan menggunakan kamera logitech 8 megapiksel di dalam kotak khusus berukuran x 55 x 12 cm yang telah dilengkapi dengan lampu LED pada empat titik. Citra mata ikan yang diperoleh selanjutnya melewati dua tahapan pengolahan citra menggunakan software matlab 2014a, yaitu preprocessing dan ekstraksi rata rata nilai RGB citra mata ikan. Berikut diagram proses penelitian (Gambar 1.) dan alur preprocessing citra mata ikan (Gambar 2.).
Gambar 1. Diagram proses penelitian

Gambar 2. Alur preprocessing citra mata ikan
    Hasil preprocessing citra mata ikan pada penelitian ini terlihat pada Gambar 3. berikut:

Gambar 3. Hasil preprocessing citra mata ikan


Berdasarkan olah data yang dilakukan maka diperolah nilai akurasi, sensitivitas dan spesivitas pengujian masing-masing sebesar 8695 dan 71 %. Nilai AUC yang diperoleh sebesar 0,834, sehingga dapat dsimpulkan bahwa metode klasifikasi kesegaran ikan berdasarkan nilai rata rata RGB citra mata ikan tergolong baik.

Senin, 30 April 2018

Monev Manajerial Triwulan I Tahun 2018 Lingkup BRSDM KP di LRMPHP

Kegiatan Monev Manajerial Triwulan I

Telah diselenggarakan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) manajerial lingkup Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) di Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) pada tanggal 27-28 April 2018. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui tingkat pencapaian program dengan hasil yang telah dilaksanankan di LRMPHP hingga Triwulan I. 

Monev dibuka oleh Kepala LRMPHP (Luthfi Assadad, M.Sc) yang dihadiri oleh team evaluator dari Pusat Riset Perikanan (Puriskan) dan BRSDM KP  serta diikuti oleh seluruh pegawai LRMPHP. Team evaluator dari Puriskan diwakili oleh Dra. Hera Rusida, M.M. (Kasubag TU) dan Hadhi Nugraha, S.T (Kasubid Riset Teknologi Alat dan Mesin Perikanan), sedangkan dari  BRSDM KP diwakili oleh Kusdiantoro, S.Pi, MSi (Kabag Program). Dalam sambutannya, Kepala Loka memaparkan nomenklatur, profil dan tupoksi LRMPHP, sarana dan prasarana yang dimiliki serta hasil-hasil riset yang telah dihasilkan. Selain itu dijelaskan terkait penganggaran, realisasi anggaran dan pencapaiannya.

Team evaluator menyatakan bahwa LRMPHP merupakan satker lingkup BRSDM KP yang strategis mengingat tren perikanan dunia saat ini berbasis mekanisasi. Dengan adanya mekanisasi diharapkan konsumsi produk perikanan dapat ditingkatkan, khususnya di DIY yang tingkat konsumsi ikannya per kapitanya masih rendah. Kebijakan riset saat ini disamping bersifat  top down namun juga harus mengakomodir permintaan pengguna sehingga kegiatan riset menjadi lebih fokus dan bersinergi.

Penyampaian hasil evaluasi oleh evaluator
Secara umum, hasil monev manajerial LRMPHP sudah berjalan baik dan sesuai target ideal. Beberapa masukan dan saran diantaranya perlunya peningkatan koordinasi dalam pelaksanaan pengadministrasian lintas satker termasuk informasi pengabdopsian hasil riset dan kerjasama yang dijalankan. Saat ini ada beberapa peralatan hasil rancang bangun LRMPHP yang pinjamkan ke pengolah, untuk itu perlu suatu mekanisme pengadministrasian sehingga payung hukumnya menjadi jelas.  Monev lapang peralatan hasil rancang bangun LRMPHP dilakukan di UKM BU Hirto dan UD Lestari Jaya Gunung Kidul oleh team evaluator. Pada kesempatan tersebut team evaluator mendapat penjelasan langsung dari pengguna alat yang sangat mengapresiasi pinjaman peralatan tersebut.

Evaluator mengunjungi salah satu UKM binaan LRMPHP
Diharapkan dengan adanya monev manajerial tersebut akan tersedianya data kuantitatif dan kualitatif tentang kinerja manajerial, tersedianya rekomendasi untuk meningkatkan kinerja manejerial dan adanya bahan untuk penyusunan kebijakan dan pengambilan keputusan guna perbaikan program.

Kamis, 26 April 2018

Presiden: Pembangunan KJA Lepas Pantai Proses Transfer Ilmu dan Teknologi ke Nelayan

Keramba Jaring Apung (KJA), dok.biro setpres
KKPNews, Pangandaran – Presiden Joko Widodo meresmikan proyek keramba jaring apung (KJA) lepas pantai dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Peresmian itu dilaksanakan di Pelabuhan Pendaratan Ikan Cikidang, Desa Babakan, Selasa, 24 April 2018.

Proyek tersebut merupakan upaya pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan produktivitas para nelayan dan membudidayakan ikan-ikan yang kini sulit ditemukan.

“Ini terobosan pertama di Indonesia. Kita harapkan menjadi cikal bakal berlipat gandanya nilai tambah dari budidaya perikanan Indonesia,” kata Presiden di hadapan para nelayan dan masyarakat umum yang hadir.

Presiden menjelaskan bahwa pembangunan unit KJA lepas pantai ini merupakan sebuah proses transfer ilmu dan teknologi kepada para nelayan sehingga dapat memproduksi ikan dengan jumlah yang jauh lebih banyak dibanding dengan cara-cara konvensional.

“Coba bandingkan dengan keramba jaring apung biasa yang produksinya hanya 5,4 ton per tahun, per unit. Ini 816 ton per tahun, per unit,” ujarnya.

Oleh karenanya, Kepala Negara meminta para nelayan untuk mengikuti perkembangan teknologi tersebut demi kesejahteraan para nelayan itu sendiri. Ia menyebut bahwa Indonesia masih memiliki peluang untuk terus meningkatkan produksi perikanan nasional menjadi lebih banyak lagi.

“Kita harapkan semakin banyak yang terlibat dalam keramba jaring apung offshore ini. Pemasarannya ke mana? Kita harapkan bisa ekspor entah ke Timur Tengah, Australia, Eropa, Jepang, semuanya,” tuturnya.

Untuk diketahui, unit KJA yang diresmikan Presiden terletak di lepas pantai yang berjarak 8 mil dari Pelabuhan Pendaratan Ikan Cikidang. Untuk menuju unit tersebut, dibutuhkan waktu selama kurang lebih 45 menit menggunakan kapal.

Proyek ini dalam praktiknya melibatkan hingga ratusan nelayan setempat untuk beroperasi. Tak hanya di Pangandaran, saat ini pemerintah juga sedang membangun unit serupa di beberapa titik lainnya.

“Ini baru satu yang dibangun di sini, nanti akan dikembangkan dua lagi. Sedang dikerjakan di Sabang dan Karimun Jawa,” ungkap Presiden.

Di setiap lubang keramba yang dibangun di lepas pantai Pangandaran, ditebar bibit ikan Kakap Putih (Baramundi) yang kini sulit ditemukan nelayan setempat yang salah satunya diakibatkan oleh penggunaan alat tangkap yang kurang ramah lingkungan. Dalam kunjungan itu, Presiden turut menebar benih ikan dimaksud usai memberikan sambutan.

Sebelum beranjak menuju lokasi keramba, ia sempat berpesan kepada para nelayan untuk mulai beralih kepada alat tangkap yang ramah lingkungan. Kesadaran tersebut perlu untuk ditanamkan demi menjamin keberlanjutan dan kesinambungan usaha perikanan tangkap hingga generasi mendatang.

“Marilah kita pakai jaring-jaring yang ramah pada lingkungan. Jangan pakai jaring yang kecil-kecil sehingga ikan kecil kena semua. Anak-cucu kita nanti kehabisan ikan-ikan yang harusnya bisa dinikmati,” ucapnya.

Setelah bertemu nelayan, Presiden bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Susi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menuju KJA lepas pantai dengan menggunakan kapal riset dan latih Madidihang 03 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan. Saat mendekat kerambu jaring apung tersebut, Presiden dan rombongan berganti perahu karet sea rider untuk mendekati kerambu jaring dan menebar benih ikan kakap putih (baramundi).

Lompatan Industri Perikanan

Sementara itu, setelah meninjau lokasi pembangunan rumah khusus nelayan di di Desa Prapat, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Presiden menjelaskan kepada jurnalis bahwa perbedaan KJA lepas pantai dengan keramba konvensional yang sudah ada. Secara kapasitas dan teknologi, KJA lepas pantai memiliki perbedaan nyata yang mampu meningkatkan produksi ikan hingga ratusan kali lipat.

“Keramba jaring apung yang di danau banyak sekali. Ini sekarang yang di lepas pantai, kira-kira dari pantai jauhnya 8 mil. Kapasitasnya besar sekali. Pemantauannya computerized semua,” tuturnya.

Presiden menambahkan, KJA lepas pantai ini merupakan budidaya ikan dengan cara modern.

“Setelah saya lihat di lapangan tadi, memang sebuah lompatan di industri perikanan yang harus kita ikuti. Kalau tidak kita ketergantungan terus pada ikan tangkap,” ucapnya. (biro_setpres)

Sumber : KKPNews

Cek Kesegaran Ikan dengan Android (HP)

Pengujian kesegaran ikan diperlukan dalam upaya peningkatan mutu serta keamanan produk perikanan Indonesia. Berbagai metode pengujian telah dikembangkan untuk memperoleh metode pengujian yang lebih baik.

Peralatan uji kesegaran ikan berbasis nondestruktif telah dikembangkan oleh LRMPHP, Bantul, DIY. Prinsip kerja alat ini adalah pendeteksian bau ikan menggunakan sensor dan citra mata ikan menggunakan kamera. Aplikasi penggunaan citra dan sensor bau saat ini masih jarang diterapkan di bidang perikanan, namun metode ini menawarkan kecepatan, kemudahan, akurasi yang baik dan bersifat non destruksi.

Pengujian kesegaran ikan
Desain peralatan yang dikembangkan menggunakan aplikasi smartphone dengan spesifikasi sistem operasi android. Desain peralatan yang dikembangkan berbentuk kotak (bok) dengan sensor dan kamera diletakkan di dalamnya. Ikan yang akan diuji tingkat kesegarannya dimasukan dalam kotak pengujian tersebut. Data sensor dan citra mata yang diperoleh selanjutnya diolah oleh software pada aplikasi uji kesegaran ikan yang telah diinstal di handphone android.

Tampilan software dan hasil pengujian kesegaran ikan

Peralatan uji lapang yang dikembangkan LRMPHP telah diuji cobakan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Yogyakarta, Cilacap dan Semarang dengan tingkat penerimaan yang baik. Diharapkan peralatan tersebut dapat membantu stake holder dalam menentukan kesegaran ikan secara cepat dan praktis