|
Dinas Kelautan dan perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Aslam Ridho menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) kepada calon penerima bantuan hibah perikanan budidaya tahun 2019 di Sumberagung, Jetis, Bantul, Senin (11/2/2019). |
Kebutuhan ikan untuk konsumsi masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta terbilang sangat tinggi. Setiap tahun jumlahnya mencapai ratusan ribu ton. Sementara daya produksi dari budidaya perikanan di masyarakat hanya cukup memenuhi 60 persen. Akibatnya, DIY harus mengandalkan pasokan ikan dari luar daerah.
"Produksi ikan di DIY dari hasil budidaya di masyarakat baru memenuhi 60 persen dari kebutuhan konsumsi masyarakat. Sisanya didatangkan/pasok dari luar daerah," tutur Kepala Seksi Pengembangan Usaha Budidaya Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan dan Kelautan DIY, Non Prihatin Budiarti, ditemui pada kegiatan bimtek hibah bantuan perikanan budidaya di Jetis, Bantul, Senin (11/2/2019)
Menurutnya, kebutuhan konsumsi ikan DIY berkisar 150.000 ton setiap tahunnya. Tahun 2018 lalu budidaya perikanan di masyarakat hanya dapat memenuhi kebutuhan ikan sebanyak 91.000 ton. "Tahun ini kita targetkan 95 ribu ton pertahun," ungkapnya.
Dari data tersebut, pihaknya menilai usaha dan pangsa pasar budidaya perikanan di DIY masih sangat potensial dan menjanjikan. Terutama untuk kebutuhan warung tenda biru di pinggiran jalan dan sejumlah acara wedding organizer.
Selama ini, pasokan ikan untuk kebutuhan konsumsi di DIY, biasanya didatangkan dari wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. "Seperti ikan lele dari Boyolali dan Gurame dari Tulungagung," jelasnya.
Sebagai upaya untuk terus menggenjot produktivitas ikan, Dinas Kelautan dan Perikanan DIY tahun ini memberikan bantuan hibah berupa benih, sarana dan prasarana kepada 123 kelompok perikanan di empat kabupaten dan kota. Total anggaran yang digelontorkan mencapai 2,4 milyar.
Bantuan yang diberikan berupa benih dan hibah barang. Masing-masing kelompok akan mendapatkan bantuan berbeda-beda. Total besaran yang diterima perkelompok berkisar antara 4 sampai 24 juta rupiah.
Untuk Kabupaten Bantul sendiri ada 14 kelompok yang dinyatakan sebagai calon penerima bantuan hibah perikanan budidaya. Mereka tersebar disejumlah kecamatan antara lain Pleret, Piyungan, Kretek, Pundong, Jetis dan Imogiri.
Sebelum hibah bantuan disalurkan, para calon penerima bantuan terlebih dahulu harus mengikuti bimbingan teknis (bimtek). Di Kabupaten Bantul, bimtek kepada sebagian calon penerima hibah bantuan digelar di Sumberagung, Jetis pada Senin (11/2/2019).
Selain para calon penerima bantuan, kegiatan bimtek turut dihadiri oleh anggota komisi B DPRD DI Yogyakarta, Aslam Ridho. Menurutnya, bimtek perlu dilakukan karena pendampingan dan pembinaan kepada penerima bantuan sangat penting. Tujuannya supaya target bantuan bisa tercapai secara maksimal. Adapun program hibah bantuan kepada kelompok perikanan budidaya ini menurutnya sangat baik. Seiring sejalan dengan program dari pemerintah yang gencar menggalakkan masyarakat gemar mengkonsumsi ikan.
"Ketika daya konsumsi masyarakat terhadap ikan bertambah maka produksi ikan dari kelompok perikanan perlu ditingkatkan," jelasnya. Lebih lanjut, bantuan hibah berupa benih dan sarana prasarana kepada kelompok budidaya perikanan merupakan proses panjang dalam upaya peningkatan hasil produksi ikan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ia berharap program ini terus ditingkatkan melalui upaya lanjutan, bukan hanya bantuan benih dan sarana prasarana semata, akan tetapi bantuan pada pembinaan pasca produksi, misalnya berupa pelatihan pengolahan hasil ikan. "Misalkan dari bahan dasar ikan menjadi olahan nugget dan bakso, hingga pada packaging serta pemasaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian di masyarakat," jelasnya.
Sumber : jogja.tribunnews