PELATIHAN

LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Kerjasama

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Rabu, 13 Maret 2019

Bioetanol dari Limbah Rumput Laut (Bagian I)

Pasokan energi dunia yang berasal dari energi tidak terbarukan seperti fosil dan petrokimia kian menipis. Oleh karena itu, upaya pencarian energi terbarukan terus dilakukan, terutama energi terbarukan yang ramah lingkungan, seperti bioetanol. Etanol dapat dihasilkan dari rumput laut dengan cara merubah serat (komponen penyimpanan) dan selulosa (komponen penyusun dinding sel). Limbah rumput laut, khususnya limbah agar, memiliki beberapa komponen serat (Tabel 1) sehingga perlu dilakukan pemurnian untuk mengekstrak selulosanya agar dapat digunakan dalam pembuatan bioetanol.

Metode pemurnian selulosa yang sudah pernah dilakukan yaitu dengan menggunakan enzim xylanase (enzim yang memiliki kemampuan untuk memecah ikatan antara xilosa di xilan) yang dihasilkan dari jamur Aspergillus niger, yang kedua yaitu dengan menggunakan proses alkalisasi. Namun pemurnian dengan enzim xylanase membutuhkan waktu lama dan biaya yang tidak sedikit, sedangkan pemurnian dengan proses alkalisasi ini memiliki kelemahan yaitu masih ada sisa kadar lignin. Oleh karena itu perlu dicari cara pemurnian selulosa yang lebih efektif dan biayanya lebih terjangkau, salah satunya yaitu organosol. Organosol adalah salah satu metode yang telah dikomersialisasikan untuk memperoleh selulosa dari biomassa dengan menggunakan pelarut organik, misalnya dengan menggunakan etanol, asam asetat, atau aqueous methanol.

Selulosa sebagai bahan baku pembuatan bioetanol dapat diperoleh dari hasil samping pengolahan rumput laut (agar – agar). Pengolahan agar – agar menghasilkan residu sebanyak 65 – 70% dari keseluruhan bahan baku yang digunakan. Kelimpahan limbah agar ini belum termanfaatkan dengan baik, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Komponen serat yang terdapat pada beberapa bahan rumput laut disajikan pada Tabel 1. LRMPHP telah melakukan penelitian dalam rangka mendapatkan selulosa dari limbah agar. Salah satu metode yang dikembangkan disajikan pada Gambar 1.

Tabel 1. Komponen Serat pada Beberapa Bahan Rumput Laut

Bahan
Hemiselulosa (%)
Selulosa (%)
Lignin (%)
Bahan Ekstraktif Lainnya (%)
Limbah agar
13,89
59,69
2,37
24,05
Limbah karaginan
6,03
26,72
6,63
60,62
E. spinosum
45,27
4,08
10
40,65
G. salicornia
36,02
4,11
5
54,87
Ulva lactuca
16,42
19,58
2,9
61,1
C. crassa
43,73
25,5
4
26,77
S. polycystum
10,11
24,07
9,27
56,55


Gambar 1. Proses pemurnian selulosa dari limbah agar

Gambar 2. Limbah agar
Dengan menggunakan penambahan asam asetat 0,6 N sebesar 0,05%, rasio limbah agar dengan air 1 : 20, dan suhu pemanasan 80°C dapat diperoleh kadar selulosa sekitar 24 - 26%. Hasil selulosa selanjutnya dapat dipergunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan bioetanol.

Penulis : Putri Wullandari, Peneliti Muda LRMPHP

Senin, 11 Maret 2019

THAWING IKAN BEKU MENGGUNAKAN TEKNOLOGI NON THERMAL

Ikan tuna merupakan komoditas perikanan yang menyumbang devisa negara terbesar kedua setelah udang. Produksi ikan Tuna mencapai 293,233 ton pada tahun 2017. Tuna sebagian besar tidak bisa sampai di tangan konsumen dalam keadaan segar. Hal ini karena lokasi penangkapannya yang jauh di tengah laut sehingga kapal penangkap tuna akan beroperasi dalam jangka waktu cukup lama (> 6 bulan), lokasi pasar ikan atau pelabuhan tuna jauh dari konsumen, dan juga dipengaruhi oleh adanya musim tangkapan. Oleh karena itu diperlukan teknologi pengawetan untuk mempertahankan kualitas tuna. Teknologi pengawetan yang paling banyak dilakukan ialah dengan pembekuan. Proses selanjutnya dalam pemanfaatan tuna ialah pengolahan menjadi produk pangan baik melalui pengalengan maupun jenis olahan lain. Pada industri pengolahan ikan, proses thawing bahan baku merupakan tahapan yang sangat krusial. Diperlukan metode thawing yang tepat agar bisa meminimalisir kerusakan dan kemunduran mutu tuna yang lebih besar. Metode-metode thawing yang banyak digunakan saat ini antara lain menggunakan hembusan udara, air panas, tekanan tinggi, frekuensi radio, microwave, gelombang infra-merah dan ultrasonik. Permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan metode tersebut ialah waktu proses yang lama, penurunan bobot yang tinggi, peningkatan jumlah bakteri pembusuk, terjadi proses pembusukan secara kimia, suhu terlalu panas dan biaya tinggi. Padahal idealnya selama proses thawing diharapkan mampu mempertahankan kualitas ikan beku dengan proses cepat dalam suhu rendah. Karena waktu thawing yang lebih lama dapat menyebabkan pertumbuhan mikroba yang lebih cepat pada produk, mengurangi kelarutan protein dan peningkatan konsumsi energi. Thawing cepat pada suhu rendah dengan menggunakan metode non-thermal akan membantu mencegah penurunan kualitas bahan pangan beku selama produksi. Salah satu teknologi baru yang digunakan untuk thawing makanan beku ialah menggunakan metode High voltage electrostatic field (HVEF).

Tegangan tinggi atau medan listrik dapat meningkatkan molekul ionik pada udara dan mempercepat pergerakan ion tersebut. Perubahan transfer massa ion pada udara berkaitan dengan munculnya lecutan corona pada medan listrik. Lecutan ini akan memaksa ion-ion diudara melewati dan merubah struktur materi yang dilewati (kristal es pada daging) yang mengakibatkan kristal es mencair. 

LRMPHP telah melakukan penelitian pembuatan prototipe HVEF untuk thawing ikan tuna beku. Komponen HVEF terdiri dari generator daya tegangan tinggi yang dapat diatur hingga 200 kV oleh pengontrol dan arus keluaran maksimum 5 mA, dudukan berbahan kayu, plate electrode ukuran 8 x 12 cm berbahan tembaga, jarum tembaga berdiameter 0,4 mm dan panjang 60 mm. Elektroda ini terhubung ke kutub positif dari power supply. Alat thawing HVEF dan diagram kelistrikannya disajikan pada gambar 1.
Gambar 1. Prototipe alat thawing dan diagram kelistrikannya
Pada pengujian prototipe HVEF menunjukkan bahwa laju peningkatan suhu inti tuna beku lebih cepat 68 % dibandingkan tuna beku yang dithawing pada air mengalir. Tuna beku yang dithawing tersebut juga mengalami susut bobot sebesar 14%, nilai ini lebih rendah dibandingkan metode konvensional dengan nilai susut sebesar 22 %.

Penulis : Arif Rahman Hakim, Peneliti Muda LRMPHP

Rabu, 27 Februari 2019

Partisipasi LRMPHP Pada Festival Membumikan Laut Sebagai Masa Depan Bangsa di Unpad Bandung

Coaching clinic tentang alat UKI oleh tim LRMPHP
LRMPHP turut berpartisipasi pada ekshibisi Festival Membumikan Laut Sebagai Masa Depan Bangsa di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, Jawa Barat, pada 25-26 Februari 2019. Festival yang dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Ir. Nilanto Perbowo, M.Sc. tersebut hasil kerjasama Unpad, KKP dan Pemprov Jawa Barat dalam rangka membangun kesadaran masyarakat terutama generasi milenial untuk menjaga kelestarian laut melalui upaya konservasi.

Dalam sambutan pembukaannya, Bp. Nilanto menjelaskan bahwa kegiatan eksibisi ini merupakan hal yang penting sebagai sarana komunikasi efektif kinerja pemerintahan kepada masyarakat. Kinerja pemerintah tidak akan ada artinya apabila masyarakat tidak mengetahui apa yang dikerjakan. Oleh karena itu, diharapkan partisipasi masyarakat, tidak hanya dari kalangan mahasiswa FPIK saja, namun seluruh bidang ilmu di Unpad karena perikanan tidak hanya berkaitan dengan ilmu sains saja, namun menyentuh aspek sosial, ekonomi, hukum dan politik.

Pada Eksibisi Festival Membumikan Laut Sebagai Masa Depan Bangsa, sejumlah teknologi dan produk perikanan karya anak bangsa ditampilkan. LRMPHP bersama stan lain lingkup KKP mendapat kesempatan untuk mengisi stan pameran.  Selain mengisi stan pameran, LRMPHP  juga mengadakan coaching clinic.



Demo alat UKI dengan peserta coaching clinic
Sesi coaching clinic oleh tim LRMPHP menampilkan alat UKI yaitu alat uji kesegaran ikan yang berbasis android dengan pengolahan citra mata ikan dan pendeteksian bau ikan menggunakan sensor gas. Pemaparan alat UKI tersebut disampaikan oleh Wahyu Trihandoyo, yang dilanjutkan dengan demo alat dan tanya jawab dengan pengunjung.

Pada kesempatan coaching clinic, peserta yang umumnya dari sivitas akademika Unpad terlihat antusias mengikuti acara. Beberapa pertanyaan disampaikan oleh mahasiswa seperti potensi aplikasi alat UKI untuk pengujian kesegaran hasil laut selain ikan (udang, kerang, maupun cumi-cumi) dan pertanyaan lain terkait prinsip kerja alat. Sebagai apresiasi atas sambutan peserta pada  coaching clinic tentang alat UKI, tim LRMPHP memberikan bingkisan menarik kepada peserta yang antusias mengikuti tanya jawab.

Pemberian bingkisan kepada peserta coaching clinic

Menteri Susi Ajak Generasi Milenial Ikut Bangun Laut sebagai Masa Depan Bangsa

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Universitas Padjajaran (UNPAD) menggelar Festival Membumikan Laut sebagai Masa Depan Bangsa. Bertempat di Graha Sanusi Kampus Universitas UNPAD, Bandung, acara berlangsung selama dua hari pada tanggal 25-26 Februari 2019.
Sejumlah kegiatan berupa pameran, talkshow, dan side event dalam bentuk sharing sessiondengan para pakar dan praktisi lingkungan dihelat sebagai bagian dari rangkaian festival. Kegiatan pameran yang berlangsung selama festival menampilkan berbagai publikasi dan informasi terkini seputar keberhasilan dalam sektor kelautan dan perikanan. Di antaranya, teknologi budidaya perikanan terkini, konservasi sumber daya alam, pencapaian kinerja KKP selama 4 tahun, hasil temuan BMKT, informasi terbaru tentang perubahan iklim, hasil riset unggulan, dan pengelolaan terumbu karang.
Memandu talk show bertajuk ‘Membumikan Konsep Laut sebagai Masa Depan Bangsa’, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berbagi kisah tentang pencapaian KKP dalam mewujudkan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia lewat tiga pilar utama yaitu kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan. Tiga pilar tersebut diturunkan lewat sejumlah kebijakan seperti moratorium kapal ikan asing, yang kemudian berdampak pada keseluruhan ekosistem perikanan Indonesia secara berkesinambungan.
“Setelah 488 kapal ditenggelamkan, ekonomi perikanan Indonesia, neraca perdagangannya yang tadinya nomor buntut, sekarang sejak 2015 nomor 1 di Asia Tenggara. Poros kemaritiman itu bisa kita buktikan. Sekarang, ekonomi perikanan kita leading,” ucap Menteri Susi disambut tepuk tangan sekitar 5.000 peserta yang hadir.
Bertindak sebagai host acara talkshow, Menteri Susi juga berbagi informasi seputar upaya pengelolaan sampah dan penghentian penggunaan plastik yang berlebihan di wilayah laut Indonesia dengan para narasumber yang hadir. Di antaranya adalah Hamish Daud (Indonesian Ocean Pride), Melati Wijsen (Bye-Bye Plastic Bag), Swietenia Puspa Lestari (Divers Clean Action), I Gusti Bagus Mantra (Yayasan Karang Lestari), Istiqomah (pengrajin limbah plastik asal Demak), Mayor Laut (P) Yan Sembiring TNI-AL (Komandan Kapal Patroli TNI AL yang menangkap kapal pencuri ikan Hua Li 8), dan Samson (Kapten Kapal Pengawas Perikanan Macan 01).
Menteri Susi mengapresiasi dan mengajak lebih banyak lagi para pihak yang telah menjadi penjaga-penjaga laut, baik lewat pengawalan isu sampah di laut, maupun upaya konservasi karang dan mengamankan kedaulatan wilayah perairan Indonesia. Menurutnya, Indonesia tidak hanya membutuhkan orang-orang yang bertindak semata, melainkan digerakkan atas kesadaran dan kepedulian untuk menyebarkan kepedulian itu kepada orang-orang sekitar.
“Kita perlu orang yang mempunyai do dan care. Kalau orang Indonesia yang pintar ini melakukan dua hal ini, not only care but do, not only do but also care, itu pasti negara kita akan maju,” pesan Menteri Susi.
Dalam festival ini, KKP bersama UNPAD juga melakukan peresmian program studi (prodi) Magister Konservasi Laut di Kampus UNPAD. Peresmian dilakukan secara simbolis oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil), dan Rektor UNPAD Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr.
“Kami ingin menempatkan laut kita sebagai wajah negara kita sekuat mungkin dengan pendekatan akademik,” ujar Rektor UNPAD Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr. dalam sambutannya.
Sementara itu, Ridwan Kamil menyampaikan apresiasinya atas pencapaian-pencapaian KKP di bawah kepmimpinan Menteri Susi. Ia berharap bahwa keberhasilan KKP yang meningkatkan kebanggaan masyarakat terhadap kelautan dapat diapresiasi oleh para milenial sesuai dengan kontribusi yang dapat mereka berikan sesuai porsinya.
Untuk wilayah Jawa Barat, Emil telah menyiapkan sejumlah rencana untuk mendukung pengembangan wilayah kelautan secara merata di Indonesia.
“Kami melihat Jawa Barat sebagai potensi yang sangat besar. Kita di utara punya garis pantai sepanjang 354 KM, di selatan, kita memilki garis pantai 398 KM. Dan kami sudah berkomitmen, Jawa Barat dalam lima tahun ke depan akan banyak fokus meningkatkan pengembangan di Jawa Barat Selatan yang selama ini mengalami ketimpangan pembangunan. Salah satu visinya sudah kita masukan dalam rencana tata ruang. Kita akan membangun jalur kereta api di sepanjang pantai selatan. Mudah-mudahan ini akan memberikan kemudahan akses, baik logistik, manusia, maupun pariwisata,” ujar Emil.
Bersamaan dengan acara ini, KKP juga menyerahkan pinjaman permodalan usaha awal dari Lembaga Pengelolaan Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUPKP) melalui program penumbuhan wirausaha baru (new entrepreneur) kepada para alumni UNPAD guna menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
Berbagai kegiatan ini diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat, khususnya generasi millenial untuk melestarikan dan menjadikan sumber daya laut sebagai masa depan bangsa. 



Sumber : kkpnews

Senin, 25 Februari 2019

Kunjungan Poltek KP Pangandaran di LRMPHP


LRMPHP terima kunjungan Tim Poltek KP Pangandaran
LRMPHP menerima kunjungan Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) Pangandaran pada 22 Februari 2019. Kunjungan dari Program Studi Pengolahan Hasil Laut diterima oleh Kepala LRMPHP, Luthfi Assadad, S.Pi, M.Sc dan staf kerjasama. Kunjungan Poltek KP Pangandaran ini dalam rangka survey dan penjajagan kerjasama sebagai sarana dalam implementasi tridharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Tim Poltek KP Pangandaran yang dipimpin oleh Ibu Arum menjelaskan bahwa Poltek KP Pangandaran merupakan penyelenggara pendidikan tinggi vokasi yang didirikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan  untuk mendidik anak bangsa khususnya anak pelaku utama perikanan (pembudidaya, penangkap, dan pengolah ikan) agar memiliki keahlian dalam menerapkan teknologi di bidang kelautan dan perikanan. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut yaitu melalui peningkatan kompetensi dibidang teknologi dan inovasi pengolahan hasil perikanan. Oleh karena itu diperlukan tenaga ahli dan tempat yang tepat untuk mewujudkan hal tersebut. Tim Poltek KP Pangandaran berharap dengan pengalaman dan kompetensi yang dimiliki LRMPHP, dapat membantu mahasiswanya untuk meraih kesuksesan dalam berwirausaha.

Sementara itu, Kepala LRMPHP menyambut baik rencana kerjasama tersebut dan akan memfasilitasi dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya. Sebagai institusi dengan tupoksi penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan dibidang ujicoba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan, maka sudah menjadi kewajiban LRMPHP untuk mendiseminasikan hasil-hasil riset kepada masyarakat agar termanfaatkan dengan baik.

Pada kesempatan kunjungannya ini, dicapai kesepakatan awal antara LRMPHP dengan Poltek KP Pangandaran berupa rencana kerjasama melalui sharing tenaga ahli dan pelaksanaan praktek kerja lapangan mahasiswa. Sebagai tindak lanjut dari rencana kegiatan tersebut akan dilakukan pembahasan lebih lanjut rencana kerjasama di instansi masing-masing.

Selama di LRMPHP, Tim Poltek KP Pangandaran juga mengunjungi  ruang display peralatan LRMPHP, workshop dan bengkel konstruksi serta fasilitas pendukungnya. Pada kesempatan tersebut dilakukan pemaparan mengenai fungsi dan mekanisme kerja beberapa peralatan hasil rancang bangun LRMPHP diantaranya peralatan  alat uji kesegaran ikan berbasis sensor (alat UKI),  alat transportasi ikan segar roda dua (ALTIS-2) dan  peralatan lainnya.




Kunjungan Tim Poltek KP Pangandaran di ruang display dan workshop 




Kamis, 21 Februari 2019

LRMPHP Ikuti Inisiasi Pembentukan Himpenindo Cabang Yogyakarta

Inisiasi pembentukan Hipenindo cabang Yogyakarta
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 11/2017, pejabat fungsional diamanatkan agar bergabung atau menjadi anggota suatu organisasi profesi; tak terkecuali dengan peneliti. Organisasi profesi yang mewadahi untuk peneliti, sampai dengan saat ini masih satu-satunya, yaitu Himpunan Peneliti Indonesia (Himpenindo), dengan alamat sekretariat di gedung LIPI Jalan Gatot Soebroto Jakarta dan alamat web www.himpenindo.or.id.

Sebagai organisasi profesi, Himpenindo adalah organisasi yang mendapat pengakuan dari pemerintah, dalam hal ini instansi pembina jabatan fungsional peneliti (LIPI); melalui Peraturan Menteri PAN RB nomor 34/2018 dan Peraturan LIPI nomor 14/2018.

Di masa sebelumnya, Himpenindo dibentuk melalui mekanisme top down birokrasi pemerintah, dan pembentukan cabang-cabangnya berdasarkan unit kerja Kementerian/Lembaga. Kongres Himpenindo yang diselenggarakan pada tahun 2018 mengamanatkan agar pembentukan cabang-cabang Himpenindo didasarkan pada pembagian wilayah propinsi di Indonesia. Hal ini agar Himpenindo menjadi organisasi yang tidak terkesan birokrat; serta mewadahi dari, oleh dan untuk peneliti.

Untuk wilayah Yogyakarta, pembentukan Himpenindo cabang Yogyakarta diinisiasi oleh satuan kerja LIPI Gunungkidul, yaitu Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam (BPTBA). Dalam rangka memenuhi undangan dari Kepala BPTBA nomor B165/IPT.7/OT.01.01/II/2019 tanggal 4 Februari 2019, perwakilan dari Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan menghadiri undangan pembentukan Himpenindo DI Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan di kantor BPTBA pada tanggal 19 Februari 2019. Peserta yang hadir meliputi perwakilan internal BPTBA LIPI dan juga berbagai instansi litbang/riset dari berbagai kementerian dan lembaga yang ada di DI Yogyakarta. Instansi yang diundang/hadir diantaranya yaitu:

1. Bappeda DI Yogyakarta
2. Balai Arkeologi Yogyakarta
3. BATAN Yogyakarta
4. Balai Bahasa Yogyakarta
5. BPTP Pertanian Yogyakarta
6. BBPP Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan
7. Balai Besar Kerajinan dan Batik
8. BKKBN Yogyakarta
9. Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik
10. Balai Pelestarian Nilai Budaya
11. Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai BPPT
12. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial
13. Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan
14. Balai Litbang Sabo

Kegiatan diawali dengan laporan Ketua Panitia, yaitu bapak M. Kurniadi (peneliti madya BPTBA LIPI). Beliau menyampaikan data instansi yang diundang berikut data jumlah pejabat fungsional yang terdata dan berada dalam pantauan beliau selaku ketua panitia kegiatan. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan sosialisasi mengenai Himpenindo oleh Wakil Ketua Himpenindo Pusat, yaitu Prof. Dr. Ir. Husein Avicenna Akil, M.Sc. Beberapa poin yang beliau paparkan diantaranya yaitu:

1. Himpenindo merupakan organisasi profesi yang menaungi peneliti, dalam rangka penegakkan etika profesi peneliti, serta mengatur berbagai hal terkait dengan profesi peneliti. Diantara yaitu: sertifikasi kompetensi peneliti, juga akreditasi perangkat sarana-prasana terkait penelitian, misalnya penerbit ilmiah (scientific publishing house).
2. Alur proses berpikir, bahwa Himpenindo merupakan organisasi profesi yang basisnya komunitas, bukan berdasar alur birokrasi; meskipun untuk inisiasi awal pembentukan dan juga keanggotaan sangat terkait dengan birokrasi.
3. Payung aturan terkait dengan kewajiban peneliti untuk bergabung dalam Himpenindo (PP 11/2017, PermenPANRB 34/2018, Per LIPI 14/2018).
4. Keanggotaan himpenindo dapat berasal dari ASN peneliti, ASN non peneliti yang berminat dengan penelitian dan non ASN peneliti (misal pada BUMN).
5. Mandat dari munas Himpenindo pada tahun 2018, agar dibentuk kepengurusan wilayah (propinsi dan kabupaten/kota). Adapun Himpenindo cabang pada berbagai Kementerian/Lembaga yang dahulu dibentuk akan dihapuskan.
6. Tata cara registrasi keanggotaan Himpenindo

Usai paparan dari Prof. Dr. Ir. Husein Avicenna Akil, M.Sc acara dilanjutkan dengan diskusi dan pembentukan tim formatur yang bertugas untuk menyiapkan pelaksanaan Konferensi Himpenindo tingkat provinsi dalam rangka pembentukan kepengurusan Himpenindo wilayah DI Yogyakarta, dengan detail tugas diantaranya yaitu mendata instansi dan jumlah peneliti di DI Yogyakarta, penyusunan tata tertib pelaksanaan konferensi, dan menentukan tempat dan waktu pelaksanaan konferensi.

Lantik 4 Pejabat Eselon II, Menteri Susi Instruksikan Kerja Keras Tuntaskan Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan

Pelantikan empat pejabat Eselon II KKP, Rabu (20/2). Dok. Humas KKP
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melantik 4 orang Pejabat Eselon II setingkat Pimpinan Tinggi Pratama lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada Rabu (20/2). Prosesi pelantikan tersebut digelar di Auditorium Tuna, Gedung Mina Bahari IV, Kantor KKP, Jakarta Pusat.

Pejabat-pejabat yang dilantik antara lain: Ir. Umi Windriani, M.M. sebagai Kepala Biro Sumber Daya Manusia Aparatur (SDMA) Sekretariat Jenderal KKP; Goenaryo, A.Pi., M.Si sebagai Direktur Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan (KAPI) Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Dr. Agus Suherman, S.Pi., M.Si. sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal, Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP); dan Waluyo Sejati Abutohir, S.H., M.M sebagai Kepala Pusat Riset Perikanan Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP).

Dalam arahannya, Menteri Susi menyebut, pergantian, rotasi, maupun pergeseran jabatan adalah hal yang biasa dalam sebuah organisasi. Tujuannya tak lain adalah untuk penyegaran dan perbaikan dengan memberi promosi dan tanggung jawab baru bagi pihak yang diangkat atau dilantik. Terlebih saat ini KKP dinilai harus fokus menuntaskan pekerjaan sebelum berakhirnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019.

“Kita sebaiknya fokus menuntaskan pekerjaan-pekerjaan yang belum selesai dan juga menyampaikan keberhasilan misi pemerintah yang telah kita capai di KKP ini dengan tiga pilar kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan kepada publik, kepada stakeholder, kepada seluruh pemerhati dunia kelautan dan perikanan,” tuturnya usai melakukan pelantikan.

Menurut Menteri Susi, kerja keras mengoptimalkan pencapaian sangatlah penting. Namun, memperbaiki pencatatan aset negara juga tak kalah penting. Untuk itu ia berharap, pencatatan pengelolaan keuangan di KKP dapat dilakukan dengan lebih baik untuk menghindari opinidisclaimer dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

“Saudara juga harus mampu dalam waktu dekat ini melihat visi ke depan untuk membawa pembaharuan, menunjukkan sikap-sikap kepemimpinan, keteladanan, kearifan, konsistensi, juga mengayomi dan meningkatkan kesejahteraan pegawai dan stakeholder kita,” pesannya kepada para pejabat yang baru saja dilantik.

Menteri Susi juga berpesar agar para pejabat KKP menanamkan pakta integritas untuk menunjukkan komitmen secara proaktif dalam pencegahan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN); menghindari conflict of interest; dan menjadi teladan bagi bawahan atau stafnya, serta berperan aktif menyampaikan informasi penyimpangan integritas yang ada pada unit kerjanya.

Menteri Susi juga menginginkan adanya penertiban di program-program bantuan pemerintah, seperti bantuan kapal perikanan, bantuan alat tangkap, dan sebagainya. Ia juga meminta agar KKP khususnya Direktorat Jenderal PSDKP meningkatkan pemantauan dan pengawasan demi menuju Legal, Reported, and Regulated Fishing (LRRF).

“Segera Ditjen Perikanan Tangkap dengan PDS (red-Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan), juga dengan Sekretariat Jenderal bisa bersama-sama melakukan konsolidasi agar muatan kapal-kapal dapat dilaporkan dengan benar,” Menteri Susi menginstruksikan.

Menteri Susi menginginkan agar kapal-kapal perikanan mendaratkan dan mencatatkan hasil tangkapannya di pelabuhan-pelabuhan perikanan terdekat.

Kesejahteraan ABK (red-Awak Kapal Perikanan) dan nahkoda kapal perikanan juga menjadi perhatian Menteri Susi. Menurutnya, ABK dan nahkoda kapal perikanan termasuk stakeholderperikanan tangkap di samping para pemilik kapal, sehingga kesejahteraannya harus diperhatikan.

Di sisi Sumber Daya Manusia, Menteri Susi menginginkan adanya rekrutmen karyawan-karyawan KKP dengan nilai-nilai dan kemampuan spesial dan istimewa. Hal ini mengingat KKP membutuhkan terobosan-terobosan dan ide-ide baru dari putra putri terbaik bangsa.

Sementara itu, dalam upaya menunjukkan keberlanjutan (sustainability) produktivitas sektor kelautan dan perikanan, Menteri Susi menginginkan peran aktif dari Pusat Riset KKP. Menurutnya, riset yang baik dapat menjadi pedoman dalam menyusun program-program di KKP. “Riset yang baik akan mendukung rencana program-program yang baik, sehingga kita tidak membuat program-program yang salah karena risetnya tidak benar,” tandasnya. 

Sumber : KKPNews