PELATIHAN

LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Kerjasama

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Selasa, 10 September 2019

LRMPHP Launching ALTIS-2 di Pekalongan

Penyerahan Altis-2 secara simbolis oleh Kepala BRSDM
Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) melalui Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) melaunching Alat Transportasi Ikan Segar untuk Roda-2 (ALTIS-2). Kegiatan launching dilakukan dalam acara Pameran Inovasi dan Kreativitas (PIK) pada tanggal 5 September 2019 di kawasan Gedung Olah Raga (GOR) Jatayu Kota Pekalongan.

Launcing ALTIS-2 ini sebagai bagian dari pelaksanaan kegiatan Inovasi Adaptif Lokasi Perikanan (INTAN) di Kota Pekalongan. INTAN merupakan program prioritas nasional untuk mendekatkan hasil-hasil riset dan inovasi kepada masyarakat sehingga dapat memberikan nilai tambah pemanfaatan alat bagi pengguna.

ALTIS-2 terdiri atas dua buah peti berinsulasi yang dirangkaikan dengan dudukan dan diletakkan di sebelah kanan dan kiri sepeda motor. Sistem pendingin alat ini menggunakan sistem Thermoelectric Cooling (TEC) dengan sumber energi arus DC dari aki. Prinsip kerja sistem TEC adalah pemanfaatan terjadinya perbedaan suhu antara sisi panas dan sisi dingin modul TEC atau peltier. Setelah diberi arus DC bagian sisi dingin peltier digunakan untuk menyerap panas ruang penyimpanan yang kemudian dilepas ke lingkungan melalui sisi panas elemen peltier sehingga suhu ruang menjadi rendah. Sistem TEC memiliki keunggulan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan sistem pendingin konvensional menggunakan refrigerant. ALTIS-2 telah mendapatkan nomor pendaftaran paten S00201402661 pada tahun 2014, termasuk dalam 108 Inovasi Indonesia dan Rekomendasi Teknologi KKP tahun 2016, serta menjadi runner up pada Kompetisi IPLAN Challenges 2018.

Pada Pameran Inovasi dan Kreativitas 2019, penyerahan ALTIS-2 secara simbolis dilakukan oleh Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Prof. Sjarief Widjaja. Secara simbolis ALTIS-2 diserahkan kepada Wali Kota Pekalongan, Saelany Machfudz, untuk selanjutnya diteruskan kepada pelaku usaha perikanan.

Kepala BRSDM menyatakan bahwa kehadiran ALTIS-2 di Pekalongan sebagai bukti nyata dedikasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk rakyat. "Hasil riset, hasil penelitian kita, harus dapat digunakan masyarakat secara langsung. ALTIS-2 merupakan suatu inovasi yang telah berkembang dengan baik dan diharapkan menjadi karya nyata untuk masyarakat. Dan Pekalongan merupakan kota pertama di Indonesia penerima ALTIS-2 pada tahun 2019 ini," tutur Prof. Sjarief Widjaja dalam  dalam gelaran Pameran Inovasi dan Kreativitas Kota Pekalongan 2019.

"Di samping itu, kami juga memiliki Aplikasi Laut Nusantara. Aplikasi berbasis android ini membantu nelayan untuk mendapatkan tangkapan yang lebih banyak. Jadi nelayan sekarang bukan lagi mencari ikan tapi menangkap ikan. Ini merupakan langkah BRSDM dalam menciptakan nelayan milenial. Dengan kultur dan kearifan Indonesia, namun menggunakan teknologi terbarukan yang dapat diakses di manapun dan kapanpun," jelasnya.

Kepala Pusat Riset Perikanan, Waluyo Sejati Abutohir, SH.,M.M, dan Kepala LRMPHP, Luthfi Assadad, M.Sc yang hadir mendampingi Kepala BRSDM ikut menjelaskan bahwa ALTIS-2 didesain agar ikan yang dijual oleh pedagang ikan keliling tetap segar selama dipakai berjualan. “Kapasitas ALTIS-2 sebesar 60 kg, digunakan tanpa menggunakan es dan ikan tetap segar hingga 6 jam. Oleh karena itu ALTIS-2 mengurangi modal usaha sehingga dapat meningkatkan pendapatan pedagang ikan keliling, Selain itu juga tidak menggunakan styrofoam sehingga ramah lingkungan” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Walikota Pekalongan, mengapresiasi teknologi inovasi ALTIS-2 untuk pedagang ikan keliling. Dengan adanya teknologi ALTIS-2, diharapkan para pedagang ikan  keliling akan terbantu dan menjadi solusi untuk meningkatkan perekonomian di Kota Pekalongan.

Senin, 09 September 2019

Alat Uji Kesegaran Ikan Non Destruksi dan ALTIS-2 Pada PIK 2019 Kota Pekalongan

Partisipasi LRMPHP dalam PIK 2019 di Kota Pekalongan
Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) turut berpartisipasi dalam Pameran Inovasi dan Kreatifitas (PIK) 2019 di Gedung Olah Raga (GOR) Jatayu Kota Pekalongan, 5-6 September 2019. Pameran Inovasi dan Kreativitas Kota Pekalongan 2019 terlaksana dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas). 

Dalam Pameran Inovasi dan Kreatifitas (PIK) 2019, LRMPHP turut menampilkan hasil riset dan inovasinya berupa ALTIS-2 (Alat Transportasi Ikan Segar untuk Kendaraan Roda-2). ALTIS-2 merupakan salah satu inovasi riset dari LRMPHP yang telah mendapatkan nomor pendaftaran paten S00201402661 pada tahun 2014, termasuk dalam 108 Inovasi Indonesia dan Rekomendasi Teknologi KKP tahun 2016, serta menjadi runner up pada Kompetisi IPLAN Challenges 2018 yang diselenggarakan oleh Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN), Kementerian Kesehatan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Nanyang Technological University of Singapore. 

Tak hanya ALTIS-2, LRMPHP juga menyajikan hasil inovasi riset berupa prototype alat pengujian kesegaran ikan berbasis non destruktif. Alat ini mampu mengidentifikasi dan menilai kesegaran ikan dengan cepat berbasis 2 (dua) parameter, yaitu citra mata dan gas. Proses pengujian kesegaran ikan non destruktif berdasarkan citra mata dan sensor gas telah mendapatkan nomor pendaftaran paten P00201704950 pada tahun 2017.

Selama mengikuti pameran, booth LRMPHP banyak mendapat kunjungan dari masyarakat baik akademisi maupun instansi. Pada umumnya mereka mengapresiasi hasil riset yang telah dihasilkan oleh LRMPHP. Pengunjung tertarik dengan peralatan yang ditampilkan serta menanyakan beberapa hal terkait prinsip kerja alat, kegunaan, harga dan spesifikasinya. Kegiatan pameran yang diikuti LRMPHP ini, selain bertujuan mendesiminasikan hasil riset, juga untuk mendapatkan feedback bagi peningkatan kegiatan riset kedepannya.

Gelar Festival Budaya Bahari 2019

Gelar Festival Budaya Bahari 2019
Guna meningkatkan pengenalan pemahaman dan kesadaran generasi muda dan masyakat akan kekayaan kelautan yang ada di DIY, Dinas Kelautan dan Perikanan DIY menggelar Festival Budaya Bahari 2019 di Pantai Baru Ngentak Poncosari Srandakan Bantul. Minggu (8/9).

Menurut Kadinas Kelautan  dan Perikanan DIY Ir. Bayu Mukti Sasongko, M.Si dalam laporannya mengatakan, kegiatan Festival Budaya Bahari ini sebagai salah satu upaya mewujudkan visi gubernur DIY yakni menyongsong abad samudera Hindia untuk kemuliaan martabat manusia jogja, kali ini dengan tema laut masa depan bangsa.

“ Pelaksanaan kegiatan Festival Budaya Bahari 2019 ini terdiri dari 8 kegiatan yang melibatkan sekitar 2000 orang. Kegiatan FBB 2019 terdiri dari lomba perahu nelayan yang diikuti oloeh 50 perahu motor tempel, lomba pancing pasiran 300 orang, pameran dan bazaar produk kelautan dan perikanan terdiri dari 50 stand, bersih pantai yang diikuti oleh 600 peserta, sepeda bahari diikuti oleh 300 peserta terakhir sosialisasi dan seminar budaya bahari diikuti 200 peserta, “ terangnya.

Tujuan lain dilaksanakannya Festival Budaya Bahari 2019 adalah untuk  menggali dan menumbuhkembangkan rasa cinta generasi muda dan masyarakat akan keberagaman sumber daya kelautan yang mengarah kepada upaya penggunaan dan eksplorasi summber daya tersebut secara lestari, serta meningkatkan kerjasama secara integral terpadu antara dunia pendidikan dan masyarakat serta pemda dalam rangka mengembangkan jiwa kebaharian, meningkatkan budaya makan ikan dan pengembangan usaha perikanan dan kelautan,

Bupati Bantul Drs. H. Suharsono dalam sambutan selamat datang menyambut baik gelaran Festival Budaya Bahari ini, kehadiran Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam X tentunya membawa makna tersendiri, terutama dalam membangunkan semangat di kalangan masyarakat pesisir untuk terus bekerja keras dalam meningkatkan taraf kehidupan yang berbasis sumber daya lokal ,

“ Aktivitas para nelayan dan masyarakat pesisir tentu tidak dapat dilepaskan dengan laut, sebagai budaya yang telah diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang kita, dengan diadakannya Festival Budaya Bahari 2019 ini, saya yakin masyarakat akan semakin mencintai laut dan kekayaannya sehingga tetap terjaga kelestariaanya dan terus bermanfaat bagi generasi yang akan datang serta dapat menyediakan lapangan pekeraan, meningkatkan income dan dari situlah kita akan mempunyai ketahanan pangan dan gizi, “ tuturnya.

Disamping itu kita juga harus mempunyai komitmen menjaga pelestarian tradisi kehidupan masyarakat pesisir, karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada Pemda DIY atas semua prakarsanya dalam penyelenggaraan Festival Budaya Bahari 2019, dengan berbagai kegiatan yang mengangkat dan memperkenalkan kekayaan laut kepada masyarkat, tentu kedepannya kita mengharapkan akan mampu meningkatkan potensi pendapatan daerah khususnya bagi  nelayan dan masyarkat pantai yang bersinergi dengan dunia pariwisata.

Sementara itu Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam X, dalam sambutan pengarahannya, mengapresiasi digelarnya Festival Budaya Bahari 2019 ini yang secara nyata menjadi sebuah upaya memberdayakan kemajuan Yogyakarta melalui pengejawantahan semangat “ Jogja Menghadap ke Selatan “ , yang dapat diartikan pembangunan DIY akan fokus pada pengembangan kesejahteraan wilayah pesisir, sekali lagi dari “ Among tani menuju dagang layar” sekaligus sebagai upaya pengembangan potensi samudera yang kita miliki.

Dia berpesan selalu jaga kelestarian lautan kita, sudah menjadi tugas manusia untuk memperindah keindahan dunia, menjaga bumi agar menjadi tempat yang layak untuk ditinggali, dalam konteks ini, tatanan Hamemayu Hayuning Bawana dapat diturunkan menjadi Hamemayu Hayuning Tirta (air) dan Hamemayu Hayuning Samudra (laut) yang dapat diartikan bahwa seluruh manusia memiliki kewajiban kolektif untuk menjaga kelestarian sumber daya air dan lautnya. “ Kita semua harus melibatkan diri dalam ikhtiar kolektif agar tirta dan samudra menjadi sahabat manusia, sehingga tidak menimbulkan berbagai bencana dan bahaya, “ tandasnya.



Sumber : bantulkab.go.id

Jumat, 06 September 2019

KKP DEDIKASIKAN HASIL RISET UNTUK RAKYAT

Nomor : SP225/SJ.04/IX/2019
SIARAN PERS

PEKALONGAN (6/9) - Dalam gelaran Pameran Inovasi dan Kreativitas Kota Pekalongan 2019, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sjarief Widjaja, secara simbolis menyerahkan Alat Transportasi Ikan Segar untuk Roda-2 (ALTIS-2) kepada Wali Kota Pekalongan, Saelany Machfudz, untuk selanjutnya diteruskan kepada pelaku usaha perikanan Kota Pekalongan.

ALTIS-2 merupakan salah satu inovasi riset dari BRSDMKP yang telah mendapatkan nomor pendaftaran paten S00201402661 pada tahun 2014, termasuk dalam 108 Inovasi Indonesia dan Rekomendasi Teknologi KKP tahun 2016, serta menjadi runner up pada Kompetisi IPLAN Challenges 2018.

"Hasil riset, hasil penelitian kita, harus dapat digunakan masyarakat secara langsung. ALTIS-2 merupakan suatu inovasi yang telah berkembang dengan baik dan diharapkan menjadi karya nyata untuk masyarakat. Dan Pekalongan merupakan kota pertama di Indonesia yang menerima ALTIS-2 pada tahun 2019 ini," tutur Sjarief Widjaja dalam sambutannya.

Dalam kesempatan tersebut, BRSDM melalui Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP), turut menampilkan hasil riset dan inovasinya dalam dalam Pameran Inovasi dan Kreativitas Kota Pekalongan  2019.  LRMPHP menyajikan hasil inovasi riset berupa prototype alat pengujian kesegaran ikan berbasis non-destruktif. Alat ini mampu mengidentifikasi dan menilai kesegaran ikan dengan cepat berbasis 2 (dua) parameter yaitu citra mata dan gas. Proses pengujian kesegaran ikan non-destruktif berdasarkan citra mata dan deret sensor gas sendiri telah mendapatkan nomor pendaftaran paten P00201704950 pada tahun 2017.

"Di samping itu, kami juga memiliki aplikasi Laut Nusantara. Aplikasi berbasis android ini membantu nelayan untuk mendapatkan tanngkapan yang lebih banyak. Jadi nelayan sekarang bukan lagi mencari ikan tapi menangkap ikan. Ini merupakan langkah BRSDM dalam menciptakan nelayan milenial. Dengan kultur dan kearifan Indonesia, namun menggunakan teknologi terbarukan yang dapat diakses di manapun dan kapanpun," jelasnya.

Sjarief pun mengapresiasi Walikota Pekalongan yang konsisten mengadakan kegiatan pameran inovasi dan kreativitas setiap tahunnya guna menunjang pengembangan Iptek berbasis kearifan lokal.

Sebagaimana disampaikan oleh Walikota Pekalongan, bahwa pihaknya tengah memperkuat karakter Kota Pekalongan sebagai kota kreatif dunia dengan tagline yang diusung ialah kreatif, inovatif, sejahtera, dan mandiri.
"Kami mengapresiasi hasil riset dan inovasi yang dihasilkan BRSDM yang tentunya bermanfaat untuk masyarakat," tutur Saelany.

Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Pekalongan Anita Heru Kusumorini menyampaikan, acara ini bertujuan mewadahi dan mengapresiasi kreativitas yang dilakukan instansi di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan dan masyarakat.

Pameran Inovasi dan Kreativitas Kota Pekalongan 2019 terlaksana dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ke-24. Bertempat di Gedung Olah Raga (GOR) Jetayu Kota Pekalongan, Pameran Inovasi dan Kreativitas 2019 ini digelar selama empat hari yaitu pada 5 - 8 September 2019.

Lilly Aprilya Pregiwati
Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri 

Kamis, 29 Agustus 2019

Pulsed electric field-assisted extraction (PEF)


Teknologi PEF secaraluas digunakan oleh industri pangan sebagai teknologi prosesnon-thermal. Total spesifik energi yang digunakan kurang dari 20 kJ/kg.Prinsip penggunaan teknologi PEF ialah memberikan kejutan listrik pada bahan dengan meletakkan sampel berupa biomaterial diantara dua elektroda pada pulse amplitude antara 0,1 kV/cm hingga 20 kV/cm (Gambar 1). Penggunaan medan listrik terhadap sel biomaterial menyebabkan perubahan struktur membran dan membuat ukuran pori sel membesar. Fenomena ini disebut electroporation atau electropermeabilisation yang mengakibatkan keluarnya kandungan intra seluler sel (Gambar 2). Keunggulan teknologi PEF yaitu pertama dengan adanya efek electroporation, larutan pengekstrak biomaterial akan lebih mudah berekasi dengan senyawa target sehingga akan diperoleh rendemen lebih tinggi. Kedua, PEF sesuai untuk ekstraksi material yang sensitive terhadap panas, sehingga sifat fungsional dari limbah seafood tetap terjaga.

Gambar 1. Ilustrasi teknologi PEF (Sumber : Meriem Bouras, 2015)

Contoh aplikasi PEF, adalah untuk ekstraksi chondroitin sulphate dari tulang ikan. Laporan He, G. dalam jurnal Food Chemistry tahun 2014, menyebutkan berhasil didapatkan rendemen chondroitin sulphate sebesar 6,92 g/L dengan rasio bahan dan pelarut (1:15 g/ml), intensitas medan listrik 16,88 kV/cm, jumlah pulse 9 dan konsentrasi NaOH 3,24% selama 5 menit. Sedangkan untuk ekstraksi yang sama dengan metode enzimatis dibutuhkan waktu 4 jam menghasilkan rendemen 3,43 g/L, dengan metode alkali selama 2 jam diperoleh rendemen 3,76 g/L, dan dengan metode ultrasonic 23 menit rendemen 4,87 g/L.

Gambar 2. Mekanisme pelepasan manoprotein dari biomaterial menggunakan PEF (Sumber :Juan Manuel Martínez and Javier Raso, 2016)
Pada skala Laboratorium, teknologi PEF telah menunjukkan hasil yang baik dalam proses pengolahan pangan. Namun tantangan terbesar dalam pengembangan teknologi ini ialah besarnya investasi yang harus dikeluarkan untuk aplikasinya pada skala industri. Efek negatif lain ialah ada kemungkinan terjadinya reaksi elektrokimia pada elektroda dengan medium sehingga dikhawatirkan korosi elektroda akan masuk dalam produk pangan.

Penulis : Arif Rahman Hakim

Kamis, 22 Agustus 2019

Partisipasi LRMPHP dalam Pameran HIMPENINDO DIY

Partisipasi LRMPHP dalam Pameran HIMPENINDO DIY 
Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) turut berpartisipasi dalam kegiatan pameran dalam rangka kegiatan “Workshop Sinkronisasi Kegiatan dan Pameran Hasil Penelitian dan Pengembangan” pada 21 Agustus 2019 di Gedung Taman Teknologi Pertanian (TPP) Nglanggeran Gunungkidul, DIY. Partisipasi LRMPHP dalam kegiatan ini sebagai tindak lanjut atas surat undangan No : 18/Himpenindo DIY/08/2019 untuk mengisi booth pameran. Selain diikuti oleh LRMPHP, pameran juga diikuti dari berbagai instansi riset di wilayah DIY seperti LIPI, BATAN, BPTH, BBP3KS, BBKKP, BPNB, Balai SABO dan Bapedda. 

Pada pameran Himpunan Peneliti Indonesia (Himpenindo) ini, peralatan yang ditampilkan oleh LRMPHP adalah alat transportasi ikan segar roda dua (Altis-2 seri 2019) dan alat uji kesegaran ikan berbasis android (UKI). Altis-2 merupakan salah satu inovasi riset peraih juara II pada kompetisi IPLAN (IPLAN Challenges 2018) dan masuk dalam kegiatan prioritas INTAN (Inovasi Adaptif Lokasi Perikanan) tahun 2019, sedangkan UKI  merupakan alat pengujian kesegaran ikan berbasis non destruktif berdasarkan parameter bau dan citra mata ikan. Alat UKI ini dapat menilai kesegaran ikan secara real time dengan hasil yang akurat dan cepat serta telah mendapatkan nomor pendaftaran paten P00201704950 pada tahun 2017.

Selain Altis-2 dan alat UKI, hasil riset LRMPHP lainnya juga ditampilkan baik dalam bentuk banner maupun leafleat. Selama mengikuti pameran, booth LRMPHP banyak mendapat kunjungan baik dari masyarakat, peneliti maupun instansi. Pada umumnya mereka mengapresiasi hasil riset yang telah dihasilkan oleh LRMPHP. Pengunjung tertarik dengan peralatan yang ditampilkan serta menanyakan beberapa hal terkait prinsip kerja alat, kegunaan, harga dan spesifikasinya. Kegiatan pameran yang diikuti LRMPHP ini, selain bertujuan mendesiminasikan hasil riset, juga untuk mendapatkan feedback bagi peningkatan kegiatan riset kedepannya.


 


Interaksi dengan pengunjung di booth LRMPHP

Peneliti LRMPHP Ikuti Workshop Sinkronisasi Hasil Riset di Nglanggeran Gunungkidul

Pemaparan hasil-hasil riset oleh Kepala LRMPHP
Keberadaan lembaga riset di DIY semakin mendorong terwujudnya berbagai inovasi dan perkembangan teknologi yang dapat diaplikasikan kepada masyarakat. Proses alih teknologi dari lembaga riset kepada masyarakat telah banyak dilakukan, namun kadang masih ditemukan ketidaksesuaian atau ketidaksinkronan antara program riset, pengkajian dan pengembangan di lembaga riset yang dikembangkan dengan permasalahan yang ada di masyarakat. Hasil-hasil riset, pengkajian dan pengembangan tersebut belum semuanya dimanfaatkan oleh pengguna. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya sosialisasi hasil riset kepada stake holder. 

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) pada kegiatan ini ikut mensosialisasikan hasil riset dan profil LRMPHP. Pemaparan hasil riset dan profil LRMPHP disampaikan oleh Luthfi Assadad, S.Pi, M.Sc selaku Kepala LRMPHP. Turut mendampingi Kepala LRMPHP,  peneliti dari LRMPHP yaitu Arif Rahman Hakim, S.Pi, M.Eng, Putri Wullandari, STP, M.Sc, I Made Susi Erawan, S.Pi, M.Sc, Ahmad Fauzi, ST dan Toni Dwi Novianto, STP. Selain LRMPHP, hadir dalam kegiatan workshop ini 19 satuan kerja (satker) riset di wilayah DIY diantaranya Bapedda, LIPI, BPTP, Batan, BPPT, BPSDMP Kominfo, Kementan dan lainnya.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Himpunan Peneliti Indonesia (Himpenindo) DIY ini diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan hasil riset kepada masyarakat. Selain itu, kegiatan ini dapat memfasilitasi para peneliti dalam membangun sinergitas penelitian antar satker melalui penyediaan sarana dan prasarana penelitian, elaborasi penelitian lintas bidang kepakaran, transfer pengalaman penelitian berskala global serta peluang pendanaan penelitian yang potensial.