PELATIHAN

LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Kerjasama

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Kamis, 27 Februari 2020

Mengenal DSC (Differential Scanning Calorimetry), Analisa Untuk Mengetahui Ketahanan Termal Kemasan Bioplastik

Berdasarkan data dari Geyer, et al. (2017), jumlah produksi plastik dari tahun 1950 sampai dengan tahun 2015 mengalami peningkatan yang sangat tajam, dari 2 juta ton per tahun menjadi 381 juta ton per tahun.
Produksi plastik secara global
       
Produksi plastik yang meningkat tajam ini menimbulkan efek yang berbahaya bagi lingkungan karena sifat plastik yang susah terurai (bisa bertahan hingga ribuan tahun), pencemaran plastik di laut juga berbahaya terutama jika tidak sengaja terkonsumsi oleh ikan dan satwa laut lainnya (kasus paus sperma tewas di pinggir perairan Wakatobi dengan 5,9 kg plastik di perutnya), selain itu bahan kimia yang terdapat dalam plastik juga berbahaya bagi kesehatan manusia. Salah satu alternatif untuk mengurangi penggunaan plastik yaitu dengan pembuatan bioplastik. Bioplastik atau yang sering disebut plastik biodegradable, merupakan salah satu jenis plastik yang hampir keseluruhannya terbuat dari bahan yang dapat diperbarui, seperti pati, minyak nabati, dan mikrobiota. Salah satu indikator mutu plastik yaitu sifat atau ketahanannya terhadap panas, yang dapat dianalisa dengan Differential Scanning Calorimetry (DSC).

Schick dalam Anal. Bioanal. Chem. (2009) menyampaikan bahwa Differential Scanning Calorimetry (DSC) adalah suatu alat analitis yang efektif untuk mengkarakterisasi sifat fisik dari suatu polimer. DSC memungkinkan penentuan titik leleh, kristalisasi, suhu transisi mesomorfik, perubahan entalpi dan entropi yang sesuai, dan karakterisasi transisi kaca dan efek lain yang menampilkan baik perubahan kapasitas panas atau panas laten. Keunggulan DSC dibandingkan dengan teknik kalorimetri lainnya terletak pada rentang dinamis luas mengenai tingkat pemanasan dan pendinginan, termasuk isotermal dan operasi modulasi suhu. DSC telah terbukti menjadi teknik yang sangat andal untuk didapatkan kapasitas panas pada suhu tinggi dalam waktu singkat waktu. DSC juga memungkinkan studi tentang kinetika transisi dalam rentang dinamis yang luas. Karena kesederhanaan dan kemudahannya penggunaan DSC secara luas diterapkan dalam ilmu polimer.

Menurut Balasubramanian, et al (2018) dalam tulisannya yang disampaikan pada Jurnal Biomac, karakteristik termal dari suatu film atau plastik dianalisa dengan Differential Scanning Colorimetry (DSC) pada range suhu 25 - 300°C dengan gas Nitrogen dan pada laju pemanasan 10°C/ menit.
Alat DSC

Penulis : Putri Wullandari, Peneliti LRMPHP

Selasa, 25 Februari 2020

Perwakilan LRMPHP Hadiri Sarasehan Pakan Mandiri dan Alami di Dinas Kelautan dan Perikanan DIY

Perwakilan LRMPHP Hadiri Sarasehan Pakan Mandiri dan Alami di Dinas Kelautan dan Perikanan DIY
Berdasarkan undangan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DI Yogyakarta nomor 005/00823 tanggal 18 Februari 2020, dua orang pegawai LRMPHP yaitu Luthfi Assadad (Kepala LRMPHP) dan Arif Rahman Hakim (peneliti, PJ riset rancangbangun mesin pakan ikan skala UKM TA 2018) mengikuti kegiatan Sarasehan Pakan Mandiri dan Alami yang dilaksanakan di ruang rapat Arwana, kantor Dinas Kelautan dan Perikanan DI Yogyakarta pada tanggal 24 Februari 2020.

Kegiatan ini diikuti oleh berbagai elemen, meliputi perwakilan dinas yang menangani perikanan pada kabupaten/kota di DI Yogyakarta, penyuluh perikanan, kelompok pembudidaya dan juga dari LRMPHP.

Dalam sarasehan ini, LRMPHP menyampaikan beberapa hasil pelaksanaan kegiatan riset yang telah dilakukan, baik dalam kerangka rancangbangun peralatan dan mesin, proses pembuatan tepung ikan sebagai bahan baku pakan, maupun optimasi peralatan milik UKM. 

Beberapa pelaku usaha yang hadir juga ikut menyampaikan pengalamannya selama ini.  Bapak Suharyanto dari Berbah Sleman, memberikan sharing pengalaman tentang pembuatan pakan ikan. “Tiga kunci keberhasilan pembuatan pakan ikan ialah ketersediaan bahan baku yang kontinyu dan murah, alat dan mesin produksi yang siap guna dan tidak rumit, pelaku pembuat pakan mandiri juga harus seorang pembudidaya”, tuturnya. Pelaku usaha lainnya, Bapak Dian Irwanda dari Pandak Bantul ikut menyampaikan teknik budidaya ikan Lele menggunakan pakan mandiri yang berbahan dasar ikan rucah yang difermentasi. 

Melalui kegiatan sarasehan ini, para pelaku usaha berharap adanya peran aktif dari Dinas Kelautan Perikanan maupun LRMPHP untuk bisa membantu penyediaan alat dan mesin pencetak pakan ikan sesuai kebutuhan.

Protein Skimmer dalam Teknologi Recirculating Aquaculture System (RAS)

Persyaratan terpenting dari teknologi Recirculating Aquaculture System (RAS) adalah kemampuan untuk mempertahankan kualitas air sehingga ikan yang dibudidayakan bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Tahapan proses dalam teknologi RAS meliputi (a) Solid Removal, menghilangkan limbah padat yang mencemari air seperti sisa pakan dan feses, tahap ini, bisa dilakukan penyaringan secara fisik. (b) Biofiltration, tahap ini untuk menghilangkan bahan pencemar yang tidak terlihat seperti amonia. (c) Dissolve gas control, tahapan terakhir, yaitu dengan menambah jumlah oksigen terlarut sehingga air yang dilepaskan kaya akan oksigen terlarut yang baik untuk ikan budidaya. Setelah melewati tahapan tersebut, air bisa dikembalikan lagi ke dalam kolam. 

Oleh karena itu tahapan penyaringan secara fisik merupakan salah tahapan yang krusial. Tahapan ini untuk menghilangkan limbah padat organik berupa feses dan sisa pakan. Jika komponen/alat untuk penyaringan fisik ini tidak berfungsi, limbah organik yang terlarut akan langsung mengalir unit Biofilter; menyebabkan penyumbatan karena pori dari Biofilter sangat kecil. Penyumbatan ini mengurangi kemampuan proses nitrifikasi Biofilter juga menyebabkan tangki meluap. Meski penyumbatan tidak berlangsung tiba-tiba namun situasi ini mengakibatkan masa pakai Biofilter berkurang. Padatan terlarut yang tinggi juga menyebabakan kekeruhan yang tinggi sehingga proses disinfeksi oleh Unit Ultraviolet menurun. 

Salah satu cara untuk menyaring limbah padatan terlarut ialah dengan Foam Separation Treatment atau sering disebut Protein Skimmer Unit. Prinsip kerja dari alat ini adalah memisahkan bahan padat terlarut dalam air dengan cara pengapungan melalui gelembung - gelembung udara yang ditiupkan kedalam kolom air melalui interaksi electrostatic (Gambar 1). 

Gambar 1. Proses adsorbsi padatan terlarut dalam gelembung (Sumber : Yoshihisa Yamamoto) 
Dalam bak budidaya, proses ini sering dianggap sebagai proses tiruan untuk menduplikasi fenomena alam yang terjadi di pantai pada saat cuaca berangin. Pada kondisi seperti itu biasanya laut sering mendamparkan buih – buih ke pantai dengan membawa padatan terlarut yang menempel pada buih – buih tersebut, dan mengendapkannya. Menurut Yoshihisa Yamamoto dalam buku “Application of Recirculation Aquaculture System in Japan (2017)” menjelaskan tahapan pemisahan padatan terlarut dalam air menggunakan Protein Skimmer sebagai berikut : (1) Pembentukan gelembung mikro, (2) Proses adsorpsi padatan terlarut ke dalam gelembung (3) Memperbesar ukuran gelembung melalui proses penyatuan dan penggabungan antar gelembung (4) Proses kohesi padatan terlarut oleh gelembung besar (5) Terbentuk busa (6) Mengeluarkan busa dari air melalui tekanan udara. Adapun desain umum protein skimmer bisa dilihat pada Gambar 2. sebagai berikut:

Gambar 2. Desain alat protein skimmer

Penulis : Arif Rahman Hakim, Peneliti LRMPHP

Senin, 24 Februari 2020

Kunjungan Dinas Pertanian dan Dinas Perikanan Kab. Tanah Bumbu di LRMPHP

Kunjungan Kerja Dinas Pertanian dan Dinas Perikanan Kab. Tanah Bumbu di LRMPHP
Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) menerima kunjungan Dinas Pertanian dan Dinas Perikanan Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan pada 21 Februari 2020. Kunjungan dipimpin oleh Fauraji Akbar selaku Kepala Dinas Pertanian dan Yulian Herawati selaku Plt. Kepala Dinas Perikanan.

Kepala dinas menyampaikan bahwa kunjungannya ini dalam rangka kunjungan kerja untuk melihat peralatan hasil riset LRMPHP sebagai bahan studi komparasi dalam pengadaan peralatan perikanan di Kabupaten Tanah Bumbu. Disampaikan pula bahwa banyak bantuan peralatan perikanan di Kab. Tanah Bumbu tidak terpakai karena spesifikasinya tidak sesuai kebutuhan dan tidak ekonomis. Kepala Dinas berharap dengan kunjungannya ini akan diperoleh manfaat untuk pengembangan perikanan yang lebih baik di Kab. Tanah Bambu. Hal ini seiring dengan dicanangkannya Kab. Tanah Bumbu sebagai pintu gerbang ibukota yang baru. 

Sejalan dengan pemaparan Kepala Dinas, Kepala LRMPHP berharap dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan perikanan Kab. Tanah Bumbu khususnya dibidang mekanisasi pengolahan hasil perikanan. Kepala LRMPHP juga menawarkan kesempatan kerjasama program magang maupun pelatihan bagi pelaku usaha perikanan Kab. Tanah Bumbu. 

Selama kunjungannya ini, beberapa peralatan hasil inovasi LRMPHP mendapat perhatian dari Dinas Perikanan Kab. Tanah Bumbu. Peralatan tersebut diantaranya alat uji kesegaran ikan berbasis sensor (alat UKI), alat transportasi ikan segar roda dua (ALTIS-2), alat pembuat pupuk granul dan  pupuk cair serta mesin biodiesel.

Jumat, 21 Februari 2020

Rapat Pengurus HIMPENINDO DIY di LRMPHP

Rapat Pengurus HIMPENINDO DIY di LRMPHP
Peneliti LRMPHP, Putri Wullandari, M.Sc mengikuti kegiatan rutin rapat pengurus Himpunan Peneliti Indonesia (HIMPENINDO) DIY yang diselenggarakan pada 20 Februari 2020 di LRMPHP. Hadir pada kegiatan tersebut perwakilan dari instansi litbang/riset berbagai kementerian dan lembaga yang ada di DIY.

Rapat pengurus HIMPENINDO dibuka oleh Kepala LRMPHP, Luthfi Assadad, M.Sc. Dalam sambutannya Kepala LRMPHP akan memfasilitasi kegiatan ini sebagai wahana dalam membangun sinergitas antar satker riset di DIY.

Pada rapat pengurus HIMPENINDO ini dibahas status jabatan fungsional peneliti di kementerian/lembaga riset terkait pembentukan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Lembaga riset seperti LIPI, Batan dan BPPT kemungkinan akan mewadahi pembentukan kelembagaan BRIN ini. Namun demikian, informasi yang diperoleh dari Bappeda bahwa struktur kelembagaan maupun tempatnya masih belum diketahui.

Selain pembahasan mengenai BRIN, juga dibahas perkembangan kegiatan HIMPENINDO tahun 2019 dari masing - masing bidang yaitu Bidang Diseminasi Hasil Litbang dan Rekomendasi Kebijakan, Bidang Komunikasi dan Informasi (Humas), Bidang Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bidang Pengembangan Budaya dan Kearifan Lokal, serta Bidang Kemitraan dan Kerjasama.

Jumat, 14 Februari 2020

PEMBAHASAN RENCANA KERJA KEGIATAN RISET LRMPHP TAHUN 2020

Pembahasan rencana kerja kegiatan riset LRMPHP tahun 2020
Pelaksanaan pembahasan rencana kerja kegiatan riset LRMPHP tahun 2020 diselenggarakan pada 13 Februari 2020 di Ruang Aula LRMPHP. Kegiatan pembahasan dalam rangka penajaman rencana kerja ini dihadiri oleh Kepala LRMPHP, Luthfi Assadad S.Pi, M.Sc, Plt. Kepala Puriskan, Dr. Bambang Suprapto, Direktur Politeknik KP Karawang, Dr. Aef Permadi, S.Pi, M.Si beserta staf,  evaluator kegiatan riset dan seluruh pegawai LRMPHP.

Dalam sambutannya, Kepala LRMPHP menjelaskan bahwa  pembahasan rencana kerja kegiatan riset LRMPHP merupakan agenda rutin dan menjadi satu rangkaian/bagian dari pelaksanaan riset tahunan. “Tahun 2020 ini, LRMPHP mendapat mandat untuk melaksanakan  4 kegiatan riset yang terkait dengan prototype dan riset siap pakai, masing-masing terdiri 2 judul,” tuturnya. Kepala LRMPHP juga mengucapkan terimakasih kepada Politeknik KP Karawang yang telah mengijinkan sebagian SDM untuk terlibat dalam kegiatan riset. Hal ini sesuai dengan arahan dari Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) terkait penguatan jejaring dan kolaborasi riset dengan pihak luar. Pada kegiatan ini, Kepala LRMPHP juga berharap mendapat arahan dari Puriskan dan masukan dari para evaluator agar pelaksanaan kegiatan riset dapat berjalan dengan baik. 

Sementara itu, Dr. Bambang Suprapto selaku Plt. Kepala Puriskan, dalam arahannya mengapresiasi LRMPHP yang sudah memulai kolaborasi riset antara UPT riset dengan pendidikan. “Dengan kolaborasi riset akan diperoleh hasil yang lebih kuat karena adanya sharing pengetahuan,” tuturnya. Dr. Bambang Suprapto juga menjelaskan meskipun saat ini tupoksi LRMPHP masih terbatas pada bidang mekanisasi pengolahan pasca panen, namun kedepan akan menjadi UPT yang strategis seiring dengan peningkatan status kelembagaan menjadi balai alat dan mesin perikanan dan kelautan. Untuk mengantisipasi hal tersebut disarankan untuk membuat rancangan pengembangan baik kelembagaan, SDM, sarana dan prasarana maupun biaya operasionanya.

Menurut Dr. Bambang Suprapto, alat dan mesin perikanan lebih komplek dan beragam dengan kebutuhan peralatan yang berbeda pula, mulai dari budidaya, penangkapan hingga pascapanennya. Alat dan mesin tersebut masih banyak yang import, sehingga beberapa hasil riset LRMPHP yang potensial untuk dikembangkan segera dihilirisasi, seperti alat transportasi ikan segar (ALTIS) dan alat pembuat pakan ikan. Selain itu, LRMPHP didorong untuk terus mendukung kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan karena kebijakan tersebut dasarnya kebutuhan prioritas untuk peningkatan dan pengembangan dibidang kelautan dan perikanan.

Selanjutnya pada pembahasan kegiatan riset, diawali dengan pemaparan Riset Desain dan Rancangbangun Alat Transportasi Ikan Hidup (ALTIH) Sistem Basah  oleh Tri Nugroho Widianto, M.Si dengan evaluator Jaka Trenggana, S.Pi dari  BBPBAT Sukamandi. Masukan yang diberikan evaluator yaitu agar dihasilkan ALTIH yang praktis, mudah diperoleh dan dapat diaplikasikan pada masyarakat. Pada pemaparan kegiatan Riset dan Rancangbangun Mesin Pengemas Penghasil Bioplastik Ramah Lingkungan oleh Putri Wullandari, M.Sc dengan evaluator Dr. Akbar Hanif Dawan A., MT dari LIPI Bandung. Evaluasi yang diberikan yaitu agar desain screw dalam ekstruder diperhatikan karena pemasangan yang tidak tepat dapat menyebabkan alat menjadi macet. Pada Riset Rancangbangun Alat Sortasi  dan Grading Kualitas Rumput Laut dipaparkan oleh I Made Susi Erawan, M.Sc dengan evaluator Muhammad Fakhurrifqi, M.Cs dari UGM. Saran yang disampaikan agar memperbanyak pengujian sampel untuk meningkatkan akurasi pembacaan alat. Pembahasan kegiatan riset tahun 2020 di LRMPHP diakhiri dengan pemaparan Riset Rancangbangun, Introduksi dan Uji terap Skala Terbatas Mini Chilling Storage Menggunakan Biodisel oleh Arif Rahman Hakim, M.Eng dengan evaluator Dr. Suwarman Partosuwiryo, A.Pi, MM. Evaluator menyarankan agar desain penempatan PCM (Phase Change Material) dalam palka diteliti lebih lanjut untuk mendapatkan suhu yang sesuai.

Rabu, 12 Februari 2020

Perwakilan LRMPHP Ikuti Launching Teknologi Pendukung Program Nasional Citarum Harum di BRPSDI

Perwakilan LRMPHP Ikuti Launching Teknologi Pendukung Program Nasional Citarum Harum di BRPSDI

Perwakilan Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP), Putri Wullandari, M.Sc mengikuti kegiatan Launching Teknologi Pendukung Program Nasional Citarum Harum di BRPSDI pada 11 Februari 2020.

Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan (BRPSDI) merupakan unit kerja dibawah naungan Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merilis tiga solusi hasil riset dan inovasi dalam mewujudkan program Citarum Harum yang berkaitan dengan kegiatan perikanan.

Program Citarum Harum dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2018. Program ini mencakup percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan daerah aliran Sungai Citarum serta waduk kaskade Citarum (Saguling, Cirata dan Ir. H. Djuanda).

“Sebagai lembaga Pusat Unggulan Iptek (center of excellent) dengan fokus unggulan Pemulihan Sumber Daya Ikan, dengan ruang lingkup konservasi jenis, konservasi ekosistem, rehabilitasi habitat, restoking, dan introduksi. teknologi, BRPSDI terus berusaha mewujudkan Program Citarum Harum yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo,” tutur Kepala BRPSDI, Aulia Riza Farhan, dalam sambutannya.

Solusi pertama adalah solusi jangka pendek guna mendukung kegiatan budidaya perikanan, yaitu teknologi keramba jaring apung dengan sistem management dengan resirkulasi dan tanaman (KJA SMART). KJA SMART merupakan teknologi untuk pencegahan dan pengendalian eutrofikasi dengan mengadopsi sistem akuaponik yang telah dimodifikasi sehingga dapat diterapkan di periaran terbuka waduk/danau.

Solusi kedua yaitu teknologi eelway yang merupakan salah satu bentuk teknologi fishway (jalur ruaya ikan) guna mempermudah ikan melewati konstruksi melintang sungai yang dibuat manusia. Eelway sangat diperlukan dalam rencana pembangunan waduk-waduk di Indonesia.

Eel sendiri merupakan bahasa lain dari ikan sidat. Ikan ini primadona perikanan budidaya Indonesia yang tengah menjadi perhatian dunia sejalan dengan menurunnya produksi benih sidat dunia. Salah satu penyebabnya adalah pembangunan DAM di beberapa ruas sungai habitat sidat menghambat ruaya sidat. Teknologi eelway diharapkan jadi jawaban persoalan tersebut.

"Perlu ada kepastian kelangsungan hidup dari spesies ini untuk generasi mendatang. Teknologi rekayasa habitat yang dapat digunakan untuk merekayasa jalur ruaya sidat dari hilir ke hulu sungai untuk melewati bangunan melintang tersebut adalah dengan membuat eelway, salah satu bentuk fishway yang diperuntukan khusus untuk ikan sidat,” tutur Peneliti Utama BRPSDI, Didik Wahyu Hendro Tjahjo.

Solusi ketiga yang merupakan solusi jangka panjang yakni Culture Based Fisheries (CBF). CBF adalah teknologi pemacuan stok yang bertujuan meningkatkan/memacu rekruitmen alami satu atau beberapa jenis ikan dari kelompok planktivora-herbivora yang dihasilkan dari panti perbenihan, untuk ditebar di suatu badan air. Ikan-ikan ini tumbuh dengan memanfaatkan makanan alami sehingga produksinya meningkat mendekati daya dukung perairan/alaminya. Ini dapat dikelola oleh sekelompok masyarakat dengan pendampingan (ko-manajemen) dan dikembangkan melalui sistem insentif. Dengan demikian, CBF dapat menjadi program alih profesi bagi pekerja dan pemilik KJA yang terkena dampak penertiban.

Dikatakan Didik, dalam studi kasus untuk Waduk Ir. Juanda, optimalisasi perikanan tangkap melalui pengembangan CBF diestimasi mampu meningkatkan produksi perikanan tangkap hingga 1.500 ton/tahun dan memberikan manfaat dalam memberi ruang bagi masyarakat mendapatkan mata pencaharian alternatif/alih profesi.

Melalui hasil riset teknologi ini, Kepala BRPSDI pun berharap dapat menjadi solusi mewujudkan Citarum Harum. Sebagaimana diketahui, saat ini status air Citarum naik satu tingkat dari cemar berat menjadi cemar sedang. Ditargetkan, tahun depan perairan Citarum menjadi cemar ringan, hingga akhirnya menjadi kualitas air yang dapat memberikan kehidupan yang baik di tahun 2024.