|
Kepala BRSDM Sjarief Widjaja (Foto: BRSDM) |
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus
berupaya membangun wawasan bahari dan meningkatkan kapasitas sumber daya
manusia kelautan dan perikanan.
Untuk itu, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia
Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menggelar “Pelatihan Budaya Kerja Kementerian
Kelautan dan Perikanan dengan Daring” yang diselenggarakan Balai Diklat
Aparatur (BDA) Sukamandi.
“Di tengah situasi pandemi ini, pengembangan
kapasitas SDM kita harus tetap dilaksanakan. Salah satunya adalah dengan
memanfaatkan teknologi informasi yang ada. Dengan pelatihan dalam jaringan
(Daring) atau online ini, transfer ilmu pengetahuan tetap bisa dilaksanakan
meski dalam kondisi physical distancing,” jelas Kepala BRSDM Sjarief Widjaja.
Pelatihan budaya kerja pada angkatan 1 ini
diikuti oleh 40 Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Biro Perencanaan KKP. Kegiatan
ini akan digelar selama 4 hari, yaitu mulai 28 April hingga 1 Mei 2020 yang
selanjutnya akan diikuti dengan kelas-kelas berikutnya secara bersamaan dengan
peserta dan jenis pelatihan berbeda.
Sjarief menuturkan, pelatihan budaya kerja ini
dilaksanakan dalam upaya mewujudkan good government dan clean governance di
lingkungan KKP. ASN KKP dibekali dengan budaya kerja yang kompeten,
profesional, dan berkepribadian.
“Melalui pelatihan ini, ASN KKP dapat memahami
budaya kerja dengan mempelajari bahan ajar, modul, maupun melihat video terkait
yang sudah disiapkan. Melalui pendalaman materi pada pelatihan budaya kerja
ini, diharapkan budaya kerja di KKP akan semakin baik lagi,” ujar Sjarief.
Sjarief menilai, pelatihan budaya kerja
berkepribadian ini saat penting. Pasalnya, saat ini Indonesia berada di
peringkat ke-77 dari 119 negara dalam Global Talent Competitiveness Index
dengan nilai 38,04. Untuk memperbaiki indeks tersebut, pemerintah melalui
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB)
menerapkan Human Capital Management Strategy menuju Smart ASN 2024.
Salah satu program Human Capital Management
Strategy ini adalah 6P, yaitu perencanaan; perekrutan dan seleksi; pengembangan
kapasitas; penilaian kinerja dan penghargaan; promosi, rotasi, dan karier;
serta peningkatan kesejahteraan.
Untuk dapat bersaing, Indonesia harus menyiapkan
Smart ASN yang memiliki integritas, nasionalisme, dan profesionalisme tinggi.
Selain itu, ASN juga harus memiliki wawasan global, menguasai IT dan bahasa
asing, memiliki keramahtamahan (hospitality), berjiwa entrepreneurship, dan
memiliki jaringan luas.
Dalam rangka menyiapkan Smart ASN ini, KKP juga
telah mengembangkan sistem pelatihan menggunakan aplikasi online yang diberi
nama Electronic Millennial Learning (E-Milea). Aplikasi ini menyediakan
diklat-diklat managerial, fungsional, teknis, dan sosiokultural.
Dengan aplikasi ini, ASN KKP dapat belajar di
mana pun dan kapan pun dengan lebih efisien.
Tak hanya pelatihan budaya kerja, secara umum,
berbagai pelatihan yang diselenggarakan KKP baik untuk ASN, pelaku utama l,
maupun pelaku usaha penting untuk meningkatkan kapasitas SDM yang berwawasan
kelautan.
Dengan demikian, SDM Indonesia diharapkan mampu
mengelola wilayah laut nasional untuk mempertahankan kedaulatan, meningkatkan
kemakmuran, dan membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan
pemanfaatan kekayaan laut secara berkelanjutan.
Hal ini selaras dengan salah satu misi nasional
yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, yaitu “Mewujudkan Indonesia
menjadi Negara Kepulauan yang Mandiri, Maju, Kuat, dan Berbasiskan Kepentingan
Nasional”.
Untuk mewujudkan misi tersebut, pembangunan
kelautan dan perikanan dilaksanakan melalui proses yang bertahap, terencana,
terpadu, dan berkesinambungan.
Sjarief meyakini, pengembangan SDM kelautan dan
perikanan ini memiliki peranan strategis dalam mendukung pencapaian pembangunan
kelautan dan perikanan secara keseluruhan. Peranan strategis tersebut
dilaksanakan melalui berbagai kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan.
“Kita mendorong dan mempercepat peningkatan
kapasitas SDM kelautan dan perikanan sehingga memiliki kompetensi yang
diharapkan,” tandas Sjarief.
Sebagai informasi, hingga 27 April 2020, sistem
pembelajaran online KKP, E-Milea, telah diikuti 5.912 peserta dengan 3.616
peserta yang lulus. Pembelajaran/pelatihan tersebut di antaranya bertemakan
budaya kerja, pelayanan publik, kewirausahaan, manajemen stress,
pengarusutamaan gender, dan costumer relationship management.
Sementara itu, terdapat pula pelatihan sistem
blended learning (pembelajaran campuran) yang memadukan pembelajaran klasikal
(tatap muka) dan online melalui E-Milea. Pembelajaran ini telah diikuti oleh 98
peserta pada diklat arsiparis terampil dan diklat dasar Jabatan Fungsional
Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir (PELP).
Meskipun demikian, pembelajaran sistem klasikal
tentu tidak akan ditinggalkan. Sepanjang 2020, KKP telah memberikan pelatihan
tatap muka kepada 137 peserta dalam Pelatihan Kepemimpinan Pengawasan (PKP),
Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA), pelatihan budidaya magot, dan
training of trainer (ToT) IMO Model Course 6.09.
Dengan perpaduan ketiga sistem pembelajaran ini,
target pelatihan bagi 2.280 peserta di 2020 sudah jauh terlampaui.
Sumber : KKPNews