Webinar “Penelitian Kelautan di Era Digital” |
Profil dan portofolio peneliti dalam salah satu situs web |
Sumber : Webinar dengan tema “Penelitian Kelautan di Era Digital”
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia - Kementerian Kelautan dan Perikanan | #BPPSDM_Infinity #KKPThrive @MekanisasiKP
LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK
LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020
Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan
Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru
LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.
Webinar “Penelitian Kelautan di Era Digital” |
Profil dan portofolio peneliti dalam salah satu situs web |
Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (PRL), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Aryo Hanggono mengatakan Pengembangan Wisata Bahari berbasis desa perlu dilakukan untuk memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat pesisir.
Dalam pengembangannya, masyarakat didorong untuk berperan aktif sebagai pelaku usaha dengan memanfaatkan jasa ekosistem kelautan dan perikanan.
“Program Dewi Bahari merupakan upaya meningkatkan
nilai tambah ekonomi masyarakat pesisir dengan mengoptimalkan peran masyarakat
berbasis desa dalam mendukung pengembangan wisata bahari berkelanjutan,” terang
Aryo di Jakarta (15/5).
Aryo menambahkan, selain meningkatkan nilai
tambah ekonomi pemanfaatan jasa lingkungan oleh masyarakat, Dewi Bahari juga
bertujuan untuk memperbaiki ekosistem dan lingkungan.
“Selain itu juga untuk perbaikan perilaku
masyarakat pesisir dalam pengelolaan lingkungan dan pelestarian budaya
pesisir,” pungkasnya.
Direktur Jasa Kelautan (Jaskel), Miftahul Huda
dalam Webinar “Sharing Pengelolaan Wisata Bahari Berbasis Desa”, menjelaskan
beberapa kriteria sebuah desa pesisir yang dapat dikembangkan sebagai lokasi
Dewi Bahari, yaitu desa pesisir memiliki potensi daya tarik wisata (alam,
buatan, budaya) dan potensi kunjungan wisata, mendapat dukungan dari pemerintah
daerah, ketersediaan fasilitas dasar, dan adanya komitmen dari kelompok
masyarakat.
“Agar dapat ditetapkan sebagai lokasi Dewi
Bahari, desa dapat mengusulkan ke KKP melalui Kepala Desa atau Kepala Dinas
Kelautan dan Perikanan. Penetapan lokasi Dewi Bahari juga dapat dilakukan
melalui penunjukan suatu desa yang pernah mendapat bantuan pemerintah. Pada
tahun 2016 hingga 2019, KKP melalui Direktorat Jaskel telah memberikan bantuan
sarana prasaran wisata bahari di 46 kawasan,” jelas Huda.
Lebih lanjut, Huda menerangkan tahapan pengembangan
Dewi Bahari terdiri dari perencanaan berbasis komunitas, pembinaan, pembangunan
infrastruktur, pengembangan ekonomi/kemitraan, dan monitoring evaluasi. “Dengan
adanya intervensi Dewi Bahari pada desa pesisir, kami berharap ada peningkatan
nilai tambah ekonomi dari pemanfaatan jasa lingkungan oleh masyarakat desanya,”
tutupnya.
Webinar yang bertujuan sebagai ajang diskusi dan
pembelajaran pengembangan wisata bahari diikuti lebih dari 150 orang peserta
dari berbagai daerah, instansi, komunitas, dan praktisi wisata bahari. Selain
Direktur Jaskel, hadir narasumber lainnya yaitu WWF Indonesia sebagai lembaga
yang terlibat mendampingi pengelola wisata (community based tourism), serta
Raja Muda Petuanan Kataloka , Clungup Mangrove Conservation, dan Bangsring
Underwater yang berbagi pengalaman mengenai pengelolaan eko wisata berbasis
masyarakat lokal dan potensi lokal.
Sumber : KKPNews
Ojek online menerima pembagian nasi ikan |
Peneliti LRMPHP Ikuti Webinar Elsevier |
Dalam rangka meningkatkan kompetensi peneliti serta mengisi kegiatan produktif WFH (work from home), peneliti LRMPHP mengikuti Webinar dari Elsevier "Writing a Great Paper and Getting It Published" dan dibawakan oleh Nicholas Pak (konsultan untuk Elsevier) pada tanggal 14 Mei 2020. Webinar ini diselenggarakan melalui aplikasi Zoom meeting dan dapat diikuti di tempat para peserta berada.
Pada pelaksanaan Webinar dari Elsevier ini dibahas tentang cara pemilihan jurnal yang sesuai, pengumpulan elemen paper, tipe manuskrip dan penggunaan bahasa dalam penulisan manuskrip, pengecekan plagiarism serta cara mengetahui perangkingan jurnal (Q1 dan Q2).
Dalam pemilihan jurnal yang sesuai, peneliti dapat mengunjungi homepage jurnal untuk melihat apakah jurnal tersebut sesuai atau tidak. Informasi yang terdapat dalam homepage jurnal tersebut diantaranya Journal aims and scope, tipe artikel yang diterima, artikel terbaru yang dipublikasikan, dan referensi di artikel yang ditulis akan menuntun pada jurnal yang sesuai. Elsevier juga menyediakan journal finder Elsevier sebagai sarana untuk mencari jurnal yang sesuai dalam mempublikasikan artikel. Mesin pencarian ini menyediakan pilihan berdasarkan tema, jenis abstrak dan lama waktu yang diperlukan untuk publikasi suatu artikel.
Untuk pengumpulan elemen paper, beberapa tahapan yang dilakukan yaitu dengan mempersiapkan outline, menulis draft pertama, dan rewrite and improve. Berbagai tipe manuskrip, seperti full article, letters or short communications, dan review papers, dalam penulisannya digunakan bentuk tenses yang sesuai. Pada abstract and summary dan methods and materials ditulis dalam bentuk past tense, introduction dalam bentuk present tense dan pada bagian discussion ditulis dalam bentuk past dan present tense. Bahasa yang digunakan dalam manuskrip juga harus sederhana, tidak berbelit – belit, serta menggunakan tanda baca yang tepat. Sementara itu untuk pengecekan plagiarisme dapat menggunakan software IThenticate (berbayar) dan untuk mengetahui perangkingan jurnal (Q1 dan Q2 ) dapat melalui scopus.com.
Menteri KKP Edhy Prabowo |
Peneliti LRMPHP Ikuti Webinar Series Bedah Buku “Penulisan Artikel Ilmiah” |
Kepala BRSDM Sjarief Widjaja |