PELATIHAN

LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Kerjasama

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Senin, 02 November 2020

Peneliti LRMPHP Kembali Torehkan Prestasi

Sertifikat best presenter ICTCRED 2020 yang diraih peneliti LRMPHP

Bakti Berlyanto Sedayu, salah satu peneliti Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan yang baru saja kembali dari studi S3 di Victoria University, menjadi best presenter dalam The 6th International Conference on Tropical and Coastal Region Eco Development (ICTCRED) yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro Semarang dan beberapa partner internasional pada tanggal 27-28 Oktober 2020 lalu. 

ICTCRED merupakan salah satu agenda konferensi internasional tahunan yang diselenggarakan oleh UNDIP, dan tahun ini merupakan penyelenggaraan yang keenam dengan mengusung tema Sustainable Development in Coastal Area. ICTCRED 2020 diikuti oleh 107 presenter baik dari dalam maupun luar negeri.

Bakti Berlyanto Sedayu menjadi best presenter dengan membawakan paper berjudul Initial Properties Identification of Carrageenan Powder for Biodegradable Plastic Production yang ditulis bersama Putri Wullandari, Arif Rahman Hakim dan Dina Fransiska.

Bakti Berlyanto Sedayu memaparkan hasil penelitiannya secara online via zoom meeting



Rabu, 28 Oktober 2020

Kualitas Ikan Pada Kapal Berpendingin Freezer Di PPN Pekalongan

Kapal ikan di PPN Pekalongan

Kualitas ikan sangat dipengaruhi oleh faktor utama penanganan dan penyimpanan di atas kapal. Ikan yang ditangkap harus secepatnya disimpan dengan pendinginan atau pembekuan. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan adalah salah satu pelabuhan perikanan terbesar di Jawa Tengah yang  sudah berhasil dalam mengelola baik dari segi fasilitas, produksi dan nilai produksi, maupun pengaturan secara lengkap sebagai pelabuhan perikanan. Kapal-kapal ikan berukuran besar di atas 30 GT di PPN Pekalongan kebanyakan sudah menggunakan mesin pendingin Freezer untuk mendinginkan ikan, sedangkan kapal ikan kecil ukuran kurang dari 30 GT sebagian besar masih menggunakan es sebagai pendingin ikan. Analisis mutu ikan penting dilakukan untuk mengetahui kualitas ikan baik pada kapal dengan pendingin freezer  maupun es. 

Analisis kualitas ikan di PPN Pekalongan antara lain dilakukan oleh Setiawati dkk pada tahun 2016 dalam jurnal dengan judul “Analisis Kualitas Hasil Tangkapan Kapal Purse Seine Dengan Pendingin Freezer dan Pendingin Es Di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan” yang dimuat dalam Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016. Kegiatan pendaratan kapal perikanan di PPN Pekalongan  termasuk tinggi dengan didominasi hasil tangkapan purse seine. Hasil tangkapan kapal-kapal perikanan dengan pendingin es secara umum masih cukup layak dikonsumsi, namun para nelayan banyak yang mengganti es dengan pendingin freezer untuk meningkatkan kualitas ikan hasil tangkapan. Hasil tangkapan kapal-kapal purse seine baik dengan pendingin es maupun freezer cukup tinggi mencapai 163,78 ton per hari. 

Ada perbedaan harga antara ikan dari kapal freezer dibanding kapal dengan es. Kualitas ikan dari kapal freezer dianggap lebih baik dari pada ikan hasil dari kapal es. Dari perbedaan harga tersebut, telah dilakukan evaluasi/analisis kualitas ikan segar pada hasil tangkapan kapal purse seine yang menggunakan pendingin freezer dibanding es di PPN Pekalongan dengan mengkaji perbedaan kualitas mutu ikan, nilai produksi dan produksi ikan.

Pada pembekuan ikan, freezer adalah alat yang digunakan untuk membekukan ikan menurut  Murniyati dan Sunarman pada buku “Pendinginan, Pembekuan dan Pengawetan Ikan” tahun 2000. Freezer menyerap panas dari produk yang didinginkan dan membuang panas melalui refrigeran atau freon. Freon yang digunakan tidak berpengaruh dan tidak mengubah rasa, warna, atau tekstur dari ikan. Cara pembekuan yang digunakan di PPN Pekalongan yaitu contact plate freezer dan air blast freezer. Prinsip kerja contact plate freezer yaitu dengan menjepitkan ikan di antara pelat-pelat dingin, sedangkan air blast freezer dengan meniupkan udara dingin secara terus-menerus pada ikan. Ikan hasil tangkapan dibekukan dalam blok (beberapa ekor atau beberapa potong ikan menjadi satu blok) di dalam kantong-kantong plastik dan disiapkan dalam bentuk utuh. Blok-blok tersebut kemudian disusun dan langsung dibekukan di dalam pan dari logam. Ikan hasil tangkapan disusun pada rak secara efektif sehingga menghemat ruangan, di antara dan di atas ikan terdapat rongga udara agar aliran udara berjalan dengan lancar. 

Proses pendinginan es pada kapal purse seine di PPN Pekalongan yaitu ikan hasil tangkapan setelah dicuci dengan air laut bersih kemudian dimasukkan ke dalam palka. Ikan dicampur dengan es dan diatur. Es yang digunakan oleh kedua sampel kapal purse seine adalah jenis es balok (block ice) yang berukuran antara 12 -50 kg per balok. Es balok dipilih karena harganya murah dan mudah dalam pengangkutannya. Sebelum dipakai, es balok dipecah-pecah terlebih dahulu menjadi potongan-potongan yang lebih kecil atau biasa disebut dengan es curai. Hal ini dilakukan agar es dapat mendinginkan ikan lebih cepat. Jumlah es yang dicampurkan dengan ikan tergantung pada keadaan ikan. Sebelum didinginkan dengan es curai, ikan dicuci terlebih dahulu dengan air laut bersih lalu disortir. Penyusunan ikan di dalam palka dilakukan secara bulking yaitu menumpuk ikan-ikan di dalam ruangan palka dengan dasar palka dilapisi es setebal 20 cm. Ikan ditumpuk berlapis-lapis, bergantian dengan lapisan es. Lapisan ikan dibuat tidak terlalu rapat agar ikan yang jauh dari es bisa cepat menjadi dingin. Lapisan-lapisan ikan diberi sekat-sekat berupa lembaran plastik agar cairan yang terbentuk dari pelelehan es pada satu lapisan tidak menetes atau mengalir ke lapisan dibawahnya yang mana cairan ini mengandung kotoran/bakteri.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Setiawati dkk tahun 2016 yang dipublikasikan dalam Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016 menunjukkan bahwa pengujian organoleptik ikan layang (Decapterus macrosoma) pada kapal purse seine pendingin freezer didapatkan selang kepercayaan sebesar 7.515 < μ < 7.763 sedangkan pada pendingin es 6.872 < μ < 7.04. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kualitas ikan dengan pendingin freezer lebih baik bila dibandingkan dengan pendingin es. Pada jumlah produksi,  kapasitas penyimpanan ikan pada kapal purse seine pendingin freezer lebih besar dibandingkan pendingin es. Demikian pula nilai produksi pada kapal purse seine pendingin freezer lebih tinggi dibandingkan es. Dengan hasil tersebut, teknologi freezer disarankan digunakan sebagai sarana pendingin pada kapal Purse Seine untuk menjaga kualitas mutu ikan segar yang lebih baik.


Penulis : Ahmat Fauzi - LRMPHP


Jumat, 23 Oktober 2020

Satu Tahun Menjabat, Menteri Edhy: Tentu Masih Banyak Kekurangan, tapi Kami Akan Terus Maju

Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo

Memasuki usia satu tahun sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo mengaku semua yang dikerjakannya selama ini baru awalan. Masih banyak pekerjaan rumah dan tantangan yang harus diselesaikan dalam memajukan sektor kelautan dan perikanan Indonesia.

"Satu tahun ini menjadi momentum awalan untuk terus melaju ke depan. KKP sebagai lembaga, organisasi, kementerian yang siap menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, siap menghasilkan devisa bagi negara," ujar Menteri Edhy dalam keterangan resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jumat (23/10/2020).

Menilik ke belakang, sejatinya banyak hal sudah dilakukan Menteri Edhy selama satu tahun menjabat. Yang paling mendapat banyak apresiasi dari stakeholder kelautan dan perikanan adalah kemudahan perizinan.

Salah satunya izin kapal di atas 30 GT yang kini prosesnya hanya satu jam secara online dari tadinya minimal 14 hari kerja. Sejak diluncurkan Desember 2019, sudah lebih dari 4.000 izin yang dikeluarkan dan menghasilkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) lebih dari Rp470 miliar.

Menteri Edhy juga mempermudah perizinan ekspor produk perikanan. Dia meminta jajarannya melakukan jemput bola dalam melayani pelaku usaha yang ingin melakukan ekspor. Hasilnya fantastis, volume dan nilai ekspor perikanan di semester 1 2020 naik 6,9 persen di tengah pandemi Covid-19.

Soal ekspor hasil perikanan, tidak hanya izin yang mendapat perhatian, tapi juga proses pengiriman. Hasilnya, beberapa daerah, khususnya wilayah Timur Indonesia bisa langsung melakukan ekspor tanpa melalui Jakarta, Surabaya, atau Denpasar.

"Semangat kami bagaimana bisa mengekspor ikan sebanyak-banyaknya. Ini sudah kita lakukan dengan konsep menjemput bola. Terakhir kita sudah buka ekspor langsung dari Manado ke Jepang yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Sebelumnya juga dari Palu. Alhamdulillah ini mendapat antusiasme tinggi dari provinsi sekitar itu. Saya pikir ini awalan yang harus terus didorong," tegasnya.

Selain persoalan izin, Edhy juga gencar membangun komunikasi dengan stakeholder kelautan dan perikanan sesuai amanat Presiden Joko Widodo. Mulai dari nelayan, pembudidaya, petambak garam, pelaku usaha, pemerintah daerah, hingga kementerian/lembaga lainnya.

Komunikasi ini, menurut Edhy, yang menjadi kunci dalam menyelesaikan sejumlah persoalan di sektor kelautan dan perikanan. Sebagai contoh, lahirnya SILAT berkat komunikasi yang baik dengan Kementerian Perhubungan, kemudian masuknya komoditas perikanan dalam bantuan sosial yang dikeluarkan oleh Kementerian Sosial.

"Apa yang sudah dilakukan ini menjadi cambuk, menjadi dorongan bagi kami semua di KKP. Tentu masih banyak kekurangan, tapi saya merasakan ada titik pertumbuhan dan nilai-nilai positif yang mendorong saya semakin yakin dalam memajukan sektor kelautan perikanan ini," ujarnya.

Ke depan, Edhy mengatakan, KKP akan memperbaiki sistem rantai dingin di Indonesia dengan memperbanyak coldstorage. Ini sebagai upaya menjaga stabilitas harga sekaligus menjaga kualitas ikan.

Riset juga terus dikembangkan karena kebijakan yang dikeluarkan KKP harus berdasarkan kajian. Selain itu, KKP akan terus mendorong penyaluran bantuan pinjaman modal usaha untuk meningkatkan pendapatan dan perbaikan ekomomi masyarakat kelautan dan perikanan.

KKP juga akan memperbanyak kawasan perairan menjadi area konservasi dan menggalakkan penanaman mangrove sebagai upaya pemulihan ekosistem pesisir.

"Kadang ada dua hal yang selalu diperdebatkan. Antara konservasi dan ekonomi. Saya penganut jalan tengah. Kenapa? Karena saya percaya konservasi dan ekonomi bisa berjalan bersama," pungkasnya.


Sumber : KKP


Selasa, 20 Oktober 2020

Perbandingan Metode Klasifikasi pada Pengolahan Citra Mata Ikan

Pengolahan citra mata ikan

Ikan merupakan komoditas pangan yang mudah mengalami penurunan kualitas. Kesegaran adalah parameter penting dalam menentukan kualitas ikan dan produk perikanan. Konsumen dan pedagang umumnya menggunakan kondisi mata ikan untuk menentukan tingkat kesegaran ikan. Hal ini karena mata ikan mengalami perubahan yang terlihat jelas setelah ikan mati. Saat ini telah banyak penelitian mengenai metode penentuan kesegaran ikan yang lebih cepat dan praktis. Salah satunya menggunakan metode pengolahan citra pada mata ikan. Pengolahan citra merupakan alat yang digunakan untuk mengevaluasi data berupa gambar dan menganalisis perubahan warnanya menggunakan perangkat lunak sehingga dapat digunakan untuk menentukan kesegaran ikan. 

Salah satu bagian penting dari metode pengolahan citra adalah pemilihan metode klasifikasi data. Klasifikasi data adalah suatu proses memisahkan serta mengelompokan sekumpulan data dengan kumpulan data yang lain sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan keputusan. Pemilihan metode klasifikasi yang tepat pada pengolahan citra mata ikan sangat mempengaruhi keakurasian dalam menentukan kesegaran ikan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Novianto dkk. mengenai perbandingan metode klasifikasi pada pengolahan citra mata ikan tuna yang dimuat dalam prosiding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya (SNFA) Tahun 2020 di Universitas Sebelas Maret. Metode klasifikasi yang dibandingkan adalah artificial neural networks (ANN), support vector machine (SVM), dan k-nearest neighbour (k-NN). Metode-metode ini dipilih karena dibeberapa literatur digunakan dalam pengolahan citra pada ikan. 

Rangkaian penelitian dimulai dengan akuisisi data citra mata ikan di dalam kotak khusus. Penggunaan kotak khusus ini untuk mendapatkan lingkungan yang sama sehingga meminimalisir variasi yang timbul pada citra mata ikan. Ikan disimpan pada suhu ruang selama 20 jam dan pengambilan citra mata ikan dilakukan setiap dua jam sekali. Software yang digunakan untuk pengolahan citra adalah matlab 2017b. Untuk membandingkan performa dari masing-masing metode klasifikasi digunakan nilai koefisien korelasi dan RMSE (root mean square error). Semua model algoritma dijalankan menggunakan software open source Weka 3.8. Hasil prediksi menggunakan model algoritma klasifikasi SVM, ANN, dan k-NN memperlihatkan bahwa nilai koefisien korelasi dari yang tertinggi adalah k-NN, SVM dan ANN. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi maka semakin akurat model algoritma tersebut untuk digunakan untuk mempediksi kesegaran ikan tuna. Sebaliknya semakin rendah nilai RMSE maka semakin baik akurasi suatu model algoritma.


Penulis : Toni Dwi Novianto - LRMPHP


Jumat, 16 Oktober 2020

Hari Pangan Sedunia, Menteri Edhy: Sektor Kelautan dan Perikanan Solusi di Tengah Pandemi


Peringatan Hari Pangan Sedunia 2020 terasa berbeda dari tahun sebelum-sebelumnya karena berlangsung di masa pandemi Covid-19. Bersamaan dengan hari besar yang diperingati di lebih 150 negara ini, ada ancaman naiknya jumlah penderita kelaparan.

Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi 132 juta orang akan menderita kelaparan sampai akhir tahun 2020 karena resesi ekonomi dunia imbas wabah Covid-19. Sebelum pandemi, sudah ada lebih dari dua miliar orang tidak memiliki akses tetap untuk makanan yang aman dan bergizi. Di mana hampir 700 juta orang tidur dalam keadaan lapar.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengakui negara-negara di dunia tengah menghadapi masa-masa sulit karena krisis terjadi di tiga sektor sekaligus, yakni krisis kesehatan, ekonomi, dan juga sosial. Namun Edhy optimistis sektor kelautan dan perikanan bisa menjadi solusi mendongkrak kembali pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kepercayaan diri ini lantaran ia melihat permintaan hasil perikanan Indonesia tetap tinggi di pasar internasional. Terjadi peningkatan ekspor sebesar 6,9 persen pada semester I 2020 atau setara 2,4 miliar dolar AS.

“Peringatan Hari Pangan satu momentum yang baik, untuk meyakinkan kita bahwa dalam menghadapi sulitnya kondisi saat ini imbas Covid, saya sangat optimis sektor kelautan dan Perikanan menjadi solusi. Baik itu lapangan pekerjaan maupun devisa negara,” ujarnya di Jakarta, Jumat (16/10/2020).

Keyakinan Edhy juga dibarengi dengan fakta bahwa sumber daya ikan Indonesia sangat melimpah. Baik di sektor perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Di perikanan tangkap potensinya mencapai 12,5 juta ton per tahun dan lahan budidaya lebih dari 4,5 juta haktare. Hanya saja, sambung Edhy, hasilnya belum optimal.

Untuk meningkatkan produksi sektor perikanan, Edhy rutin membangun komunikasi dengan banyak pihak. Tidak sebatas dengan stakeholder, tapi juga pemerintah daerah serta kementerian maupun lembaga hingga organisasi dunia, salah satunya FAO.

Edhy mencontohkan beberapa keberhasilan dari komunikasi yang ia bangun, di antaranya harga pakan ikan yang tidak naik di masa pandemi, kemudahan perizinan kapal di atas 30 GT yang kini hanya butuh waktu satu jam, serta masuknya ikan dalam item bantuan sosial.

“Jadi saya pikir, langkah saya membangun komunikasi secara menyeluruh. Terintegrasi. Kalau ini sudah terbuka, komunikasi yang baik, apapun enak,” tegasnya. Untuk menjamin rantai produksi sektor kelautan dan perikanan berjalan di masa pandemi, KKP akan menyalurkan sejumlah bantuan dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional. Di antaranya bantuan gudang pendingin portable, alat tangkap ikan, keramba jaring apung, sarana dan prasana untuk petambak garam. Edhy berharap bantuan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir.

Edhy memastikan, kebijakan KKP tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi tapi juga keberlanjutan. Menurutnya, menyeleraskan dua sisi tersebut merupakan perintah konstitusi bukan sebatas jargon, sehingga menjadi kewajiban semua pihak untuk mematuhi termasuk kementerian yang ia pimpin. “Keberlanjutan tanpa pertumbuhan adalah kerugian, tapi pertumbuhan mengabaikan keberlanjutan adalah kehancuran,” tegasnya.

Sementara itu, Tema Hari Pangan Sedunia tahun ini “Tumbuhkan, Pelihara, Lestarikan Bersama. Tindakan kita adalah Masa Depan kita” menyerukan untuk membangun kembali dengan sistem pangan yang lebih baik dan pertanian yang lebih tangguh dan kuat.

“Lebih dari sebelumnya, kita membutuhkan inovasi dan kemitraan yang kuat. Setiap orang memiliki peran untuk dilakukan mulai dari pemerintah, swasta hingga individu untuk memastikan makanan sehat dan bergizi tersedia untuk semua ,” ungkap Victor Mol, Perwakilan FAO di Indonesia.

KKP bersama GEF/FAO sedang menjalankan GEF/FAO ISLME Project serta iFISH. Substansi dan tujuan kedua proyek ini adalah mendorong pengelolaan perikanan skala kecil dan menjamin berjalannya pengelolaan sumber daya ikan sesuai kaidah keberkelanjutan.

Hari Pangan Sedunia tahun ini juga memberikan kesempatan untuk berterima kasih kepada Pahlawan Pangan meliputi petani, nelayan , komunitas hutan dan pekerja di seluruh rantai pasokan makanan yang dalam keadaan apa pun, terus menyediakan makanan untuk komunitas mereka dan sekitarnya.

Pahlawan Pangan terus bekerja dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang berubah. Hal ini menunjukkan ketangguhan para pahlawan pangan dan pentingnya menjaga rantai pangan tetap hidup.

Memperingati Hari Pangan Sedunia ini FAO Indonesia mengadakan serangkaian kegiatan di bulan Oktober bertajuk “Food Heroes Festival” yang berpusat pada kegiatan-kegiatan virtual. 75 Tahun FAO Bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia ini, FAO berusia 75 tahun.

FAO berdiri pada 16 Oktober 1945 beberapa hari sebelum Perserikatan Bangsa-Bangsa didirikan untuk membangun pertanian dan menyediakan makanan yang cukup dan bergizi bagi semua orang. Kehancuran massif perang Dunia II yang menimbulkan jutaan korban meninggal dunia baik karena perang maupun kelaparan merupakan latar belakang berdirinya FAO.

“FAO lahir di tengah bencana. Situasi saat Pandemi COVID-19 semakin menjelaskan bahwa misi FAO hari ini tak berubah sejak FAO berdiri 75 tahun lalu. Pandemi COVID-19 mengingatkan kita bahwa kecukupan dan keamanan pangan bergizi dan pola makan yang sehat penting untuk semua orang, " tegas Victor.

Sekarang, FAO memiliki 194 negara anggota dan bekerja di lebih dari 130 negara di seluruh dunia.


Sumber ; KKP

Rabu, 14 Oktober 2020

Sharing Session : Penyimpanan Rumput Laut Kering Menggunakan Mini Bunker Untuk Mempertahankan Mutunya

Peneliti LRMPHP sampaikan hasil riset secara live streaming

Peneliti LRMPHP Bantul, Putri Wullandari dan Ahmad Fauzi, menyampaikan hasil riset tentang “Penyimpanan Rumput Laut Kering Menggunakan Mini Bunker untuk Mempertahankan Mutunya” dalam acara sharing session BRSDMKP secara live streaming melalui link https://www.youtube.com/user/datinification pada tanggal 14 Oktober 2020. Sharing session ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP), sebagai salah satu ajang berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman. 

Pada kesempatan ini dipaparkan hasil riset mengenai penyimpanan rumput laut Eucheuma cottonii kering di dalam alat penyimpan rumput laut dengan pengontrol suhu dan RH (mini bunker rumput laut) dengan kapasitas 25 kg selama 7 minggu. Tujuan riset ini untuk mengetahui pengaruh penyimpanan Eucheuma cottonii kering di dalam mini bunker terhadap sifat fisik, kimia dan mikrobiologisnya jika dibandingkan dengan penyimpanan secara konvensional (penyimpanan di dalam karung kemudian ditumpuk di dalam gudang yang tidak memiliki pengontrol suhu dan RH). 

Penyampaian materi Sharing session oleh Peneliti LRMPHP

Eucheuma cottonii kering disimpan di dalam mini bunker dan karung selama 7 minggu, kemudian dianalisa kadar airnya, impurities, Clean Anhydrous Weed (CAW), kontaminasi jamur dan kadar garam. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan dianalisa secara statistik. Mini bunker yang digunakan memiliki kapasitas 25 kg, volume 0.45 m3, dimensi ruangan 0,9 x 0,8 x 0,6 m, input dan output dilakukan secara manual, blower 0,5 hp, dan sumber udara dari chiller. Hasil riset menunjukkan bahwa kadar air dari Eucheuma cottonii yang disimpan dalam mini bunker dan karung yaitu 12,22% dan 20,37%, impurities 0,74% dan 1,87%, CAW 40,42% dan 39,17%, kontaminasi jamur (dinyatakan dengan Angka Kapang Khamir) 610 cfu/g dan 676,67 cfu/g, kadar garam 23,61% dan 19,03%. Berdasarkan data hasil riset tersebut bahwa penyimpanan Eucheuma cottonii kering dalam mini bunker berpengaruh secara signifikan terhadap kadar air, impurities dan kadar garam Eucheuma cottonii kering tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai CAW dan Angka Kapang Khamir.  

Sharing session yang disiarkan  secara live streaming melalui link you tube BRSDMKP ini disaksikan 157 viewers saat live. Beberapa pertanyaan disampaikan selama live streaming diantaranya keunggulan dan harga jual mini bunker. 


Jumat, 09 Oktober 2020

Survei Kajian Cepat Susut Hasil dan Limbah Pangan Bergizi di Kab. Gunungkidul

Berdasarkan memorandum Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) nomor 1208/BRSDM.1/ KS.110/III/2020 tanggal 4 Maret 2020 tentang Pelaksanaan kerjasama dalam kegiatan pengumpulan data dan kajian cepat tentang susut dan limbah ikan bergizi pascapanen, BRSDMKP bekerjasama dengan Jejaring Pascapanen dan Gizi Indonesia (JP2GI) melaksanakan kajian cepat di 15 lokasi di seluruh Indonesia. Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan sebagai salah satu UPT BRSDMKP, mendapatkan mandat dari BRSDMKP untuk melaksanakan kajian cepat tersebut dengan lokasi di wilayah Kabupaten Gunung Kidul.

Pelaksanaan dan metode survei dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan pelaku usaha menggunakan modul kuisioner EFLAM susut hasil perikanan dan kuisioner EFLAM fish waste yang merujuk pada FAO. Jenis kuisioner mengacu pada buku panduan kajian cepat yang diterbitkan oleh JP2GI. Survei terhadap pelaku usaha diantaranya nelayan dengan tangkapan jenis ikan dominan yang dipasarkan lokal, pedagang pengumpul, pedagang pengecer, pengolah ikan, penjual produk makanan berbasis ikan (sari laut dan restoran campuran), konsumen ikan rumah tangga, dan usaha catering dengan jumlah responden untuk masing-masing kategori antara 2-3 responden. 






Pelaksanaan survei di pelaku usaha perikanan Kab. Gunung Kidul