PELATIHAN
LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK
Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan
LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020
Tugas Pokok dan Fungsi
Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan
Kerjasama
Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru
Sumber Daya Manusia
LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.
Sabtu, 21 November 2020
Harkannas ke-7 : Makan Ikan Tingkatkan Imunitas Lawan Covid dan Stunting
Kamis, 19 November 2020
KKP Terima Anugerah HKI
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), menerima penghargaan dengan kategori Jurnal Ilmiah Indonesia Berkualitas Menuju Indeksasi Standar Internasional, Rabu (18/11), pada acara Anugerah Hak Kekayaan Intelektual Produktif dan Berkualitas, yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) / Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), di Jakarta. Anugerah tersebut diserahkan oleh Menristek / Kepala BRIN Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro kepada Kepala Pusat Riset Perikanan (Pusriskan) KKP Yayan Hikmayani.
Acara tersebut digelar dalam rangka mengapresiasi Sumber Daya Manusia (SDM) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) Indonesia. Tujuan pemberian penghargaan adalah untuk menigkatkan motivasi kepada dosen, peneliti, perekayasa, dan SDM iptek lainnya untuk terus berkarya kapanpun juga dalam bentuk publikasi, kekayaan intelektual dan juga pengelolaan jurnal.
Terdapat beberapa penghargaan yang diberikan, antara lain Penghargaan Hak Kekayaan Intelektual Produktif, Penghargaan Artikel Ilmiah Berkualitas Tinggi Bidang Kesehatan dan Obat, Penghargaan Artikel Ilmiah Berkualitas Tinggi Bidang Non Kesehatan dan Obat, Penghargaan Penulis Produktif, serta Penghargaan Peningkatan Kualitas Jurnal Ilmiah.
Dalam sambutannya Menteri Ristek/BRIN menyampaikan bahwa acara Penganugerahan Hak Kekayaan Intelektual Produktif dan Berkualitas merupakan salah satu bentuk hilirisasi hasil riset. Ekosistem riset di Indonesia sudah menunjukkan kondisi yang semakin baik, dibuktikan dengan semakin banyaknya penulis Ilmiah Indonesia yang tuliannya banyak dimuat di jurnal internasional bereputasi. Indonesia menduduki jumlah penulis ilmiah terbesar di ASEAN, namun demikian dari sisi kualitas masih harus diperbaiki terus. Disampaikan pula, peneliti harus merespon kebutuhan masyarakat dan industri sehingga output yang dihasilkan dapat digunakan langsung oleh pengguna.
“Kita memberikan penghargaan pada mereka yang mendedikasikan sebagian waktunya, energinya untuk bisa tidak hanya sekedar memenuhi persyaratan administrasi kredit untuk naik pangkat, tapi menghasilkan hak kekayaan intelektual produktif, artikel ilmiah yang berkualitas tinggi dan jurnal ilmiah Indonesia bereputasi internasional,” ujar Menristek Bambang.
Menurutnya, penghargaan diberikan kepada mereka yang menghasilkan hak kekayaan intelektual produktif, menghasilkan artikel ilmiah berkualitas tinggi dan jurnal ilmiah Indonesia bereputasi internasional.
Sementara itu Kepala Pusriskan Yayan Hikmayani mengaku bersyukur dan menyadari betapa penting dan berharganya penghargaan bergengsi tersebut bagi BRSDM KKP, khususnya Pusriskan.
“Penghargaan yang diperoleh ini sangat berharga dan penting sebagai pembuktian eksistensi institusi bahwa Pusriskan telah menjadi lembaga yang menghasilkan jurnal bereputasi internasional dan tinggal selangkah lagi menjadikan jurnal IFRJ (International Food Research Journal) terindeks Scopus. Tentunya pencapaian ini tidak mudah dan perlu upaya yang lebih keras lagi untuk mencapai kualitas yang lebih baik lagi. Penghargaan dapat lebih memacu semangat peneliti untuk menulis di IFRJ dan meningkat pula penulis dari luar untuk mempublikasikannya di IFRJ,” ujarnya.
Ia berharap penghargaan yang diperoleh dapat menjadi penyemangat untuk terus meningkatkan kualitas jurnal menjadi jurnal terindeks Scopus dan Directory of Open Access Journals (DoAJ).
Sumber : KKP
Selasa, 17 November 2020
UJI KINERJA REFRIGERATOR DC SEBAGAI MESIN PEMBUAT ES MENGGUNAKAN TENAGA SURYA
Ilustrasi, sumber : https://news.energysage.com/solar-panels-work/ |
Salah satu kendala yang dihadapi oleh para nelayan kecil di daerah pesisir adalah jumlah pasokan es yang terbatas untuk penanganan ikan segar hasil tangkapan. Hal ini disebabkan pasokan listrik PLN untuk pembangunan pabrik es mini masih kurang sehingga suplai es harus diperoleh dari lokasi yang jauh. Menurut Rahmi, et al. dalam Fisika Berkala (2015) menyatakan bahwa sulitnya akses pelayanan dan pemasangan jaringan listrik di daerah sekitar pesisir menjadi salah satu penyebabnya. Oleh karena itu diperlukan alternatif energi terbarukan yang mudah diaplikasikan di daerah pesisir, salah satunya yaitu energi matahari.
Tsalikis & Martinopoulos dalam Solar Energy (2015) menyampaikan bahwa pemanfaatan energi matahari saat ini sangat banyak digunakan, dan pemanfaatannya dapat berupa panas (solar thermal) atau mengubahnya menjadi listrik (photovoltaic) melalui panel surya. Panel surya merupakan sumber energi yang bersih, ramah lingkungan, aman dan andal.
Pada umumnya aplikasi panel surya di Indonesia digunakan sebagai sumber energi untuk peralatan listrik arus AC. Di sisi lain, output panel surya adalah listrik arus DC sehingga membutuhkan inverter untuk mengubah arus listrik DC menjadi AC. Penggunaan inverter tersebut menyebabkan terjadi kerugian konversi. Menurut Jain, et al. dalam IOSR-JEEE (2017) menjelaskan bahwa kerugian-kerugian konversi terjadi pada inverter karena pada dasarnya inverter sendiri merupakan beban yang dapat mengkonsumsi daya berupa standby power consumption. Selain itu penggunaan inverter juga akan menambah kompleksitas rangkaian sistem panel surya. Oleh karena itu penggunaan peralatan DC yang langsung terhubung dengan output panel surya diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi kompleksitas. Peralatan DC yang terhubung langsung dengan ouput panel surya dapat diaplikasikan pada refrigerator menggunakan kompresor DC yang bisa berfungsi sebagai mesin pembuat es. Di sisi lain, penelitian tentang refrigerator DC menggunakan sumber energi dari panel surya dengan karakteristik cuaca di Indonesia belum dilakukan.
Berdasarkan uraian diatas pada tahun 2017 LRMPHP melakukan penelitian tentang penggunaan DC refrigerator menggunakan energi tenaga surya sebagai mesin pembuat es. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja refrigerator DC menggunakan tenaga surya yang meliputi pengujian daya input refrigerator, penurunan suhu ruang refrigerator, beban pendinginan dan COP sistem. Uji kinerja dilakukan dengan sistem tanpa beban dan menggunakan beban. Pengujian dilakukan selama 8 jam yaitu pukul 08.00 - 16.00 WIB setiap harinya. Data yang diperoleh dianalisis sehingga didapatkan nilai daya output panel surya, daya refrigerator DC, kerja refrigerator dan COP sistem.
Hasil pengukuran dan analisis data menunjukkan bahwa daya output panel surya pada bulan September dan Oktober dapat memenuhi kebutuhan daya refrigerator DC baik tanpa beban maupun menggunakan beban. Daya output rata-rata panel surya yang diperoleh pada bulan Oktober lebih besar daripada bulan September. Konsumsi daya refrigerator DC saat menggunakan beban yaitu 68,74 watt, nilai ini lebih besar daripada saat tanpa beban yaitu 60,94 watt. Selain itu, pada pengujian menggunakan beban, penurunan suhu ruang refrigerator jauh lebih lama dibandingkan dengan tanpa beban. Hal ini disebabkan karena beban pendinginan pada saat pengujian menggunakan beban menjadi lebih besar. Hasil uji coba juga menunjukkan rata-rata COP sistem yaitu 0,96 dan rata-rata berat es yang dihasilkan sekitar 43,71% dari berat air.
Penulis : Wahyu Tri Handoyo - LRMPHP
Kamis, 12 November 2020
Diseminasi Teknologi ALTIS-2 di LRMPHP Bantul
Diseminasi Teknologi ALTIS-2 di LRMPHP Bantul |
Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) melaksanakan kegiatan diseminasi teknologi berupa Alat Transportasi Ikan Segar untuk Kendaraan Roda Dua (ALTIS-2) di halaman kantor LRMPHP. Kegiatan diseminasi ini dalam rangka mendekatkan hasil-hasil riset dan inovasi kepada masyarakat sehingga dapat memberikan nilai tambah pemanfaatan alat bagi pelaku usaha.
Hadir dalam kegiatan ini, Kepala LRMPHP beserta staf, Ketua Dewan Riset Daerah D.I. Yogyakarta, Perwakilan Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (Diperpautkan) Bantul, Kapolsek Jetis Bantul, Penyuluh Perikanan Bantul dan pelaku usaha perikanan asal Bantul yang menjadi mitra riset ALTIS-2 yaitu Bapak Somulyo dan Riyanto.
Kepala LRMPHP bersama narasumber |
Dalam sambutannya, Kepala LRMPHP Luthfi Assadad, M.Sc menyampaikan diseminasi ini sebagai bagian dari komunikasi publik atas hasil kegiatan riset yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. "ALTIS-2 merupakan salah satu inovasi hasil riset LRMPHP dengan capaian prestasi diantaranya menjadi salah satu rekomendasi teknologi (rekomtek) Kementerian Kelautan dan Perikanan 2016 dan juara 2 pada kompetisi Indonesia-Postharvest Loss Alliance for Nutrition (IPLAN) Challenges 2018, " tuturnya.
Sementara itu, Diperpautkan Bantul yang diwakili Ibu Hanifah mengatakan ALTIS-2 merupakan salah satu solusi terbaik untuk melancarkan distribusi produk-produk perikanan yang mengalami penurunan selama pandemi Covid-19.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ir. Bayudono, M.Sc, selaku Ketua Dewan Riset Daerah D.I. Yogyakarta yang mengapresiasi ALTIS-2. "Teknologi ALTIS-2 merupakan peluang bagi pedagang ikan keliling dalam mendekatkan dagangannya ke masyarakat, " tuturnya. Selain itu, teknologi ALTIS-2 merupakan teknologi sepadan, material/bahan untuk merakit ALTIS-2 dapat dengan mudah diperoleh di Bantul. Ketua DRD juga menyampaikan kehadiran teknologi baru tidak selalu mudah untuk diterima masyarakat, padahal teknologi tersebut bermanfaat. Oleh karena itu dalam berinovasi diharapkan tidak hanya memperhatikan aspek teknis, namun aspek sosialnya juga. "Peneliti jangan takut membuat kesalahan, tapi usahakan jangan membuat kesalahan, "tambahnya.
Terkait aspek teknis, Kapolsek Jetis Bantul, AKP M. Sholeh SH MM menyampaikan bahwa ALTIS-2 masih memenuhi kriteria teknis barang bawaan kendaraan bermotor sesui Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2014 Pasal 10 ayat 4 tentang Angkutan Jalan yaitu muatan memiliki lebar tidak melebihi stang kemudi, tinggi muatan tidak melebihi 900 mm dari atas tempat duduk pengemudi, dan barang muatan diletakkan di belakang pengemudi.
Instalasi ALTIS-2 pada kendaraan pelaku usaha |
Pada pelaksanaan diseminasi ini, pemberian materi terkait dengan petunjuk instalasi, penggunaan dan perawatan ALTIS-2 sesuai buku petunjuk/manual book disampaikan oleh Tri Nugroho Widianto, M.Si selaku peneliti ALTIS-2. Rangkaian kegiatan pelaksanaan diseminasi ALTIS-2 diakhiri dengan diskusi dan instalasi ALTIS-2 pada kendaraan bermotor.
Selasa, 10 November 2020
Modifikasi Sifat Mekanik PLA
PLA (Sumber gambar : cngreenplastic.com) |
Isu lingkungan dan ekonomi membuat peneliti dan produsen dibidang pengemasan berlomba-lomba mencari bahan yang ramah lingkungan untuk menggantikan polimer konvensional yang bersumber dari minyak bumi. Polylactic acid (PLA) adalah bahan yang berpotensi menggantikan polimer tersebut. PLA merupakan salah satu biopolimer yang diproduksi dari fermentasi gula pada bahan yang dapat diperbaharui seperti tebu dan jagung. Oleh karena itu PLA sangat aman digunakan dan ramah lingkungan. Keunggulan PLA jika dibandingkan dengan biopolimer lainnya adalah memiliki kemampuan proses thermal yang lebih baik jika dibandingkan dengan bahan lain seperti polyhydroxyl alkanoate (PHA), polyethylene glycol (PEG), dan polycaprolactone (PCL), memiliki kekuatan tarik tinggi, dan dapat diproses menggunakan peralatan standar pembuatan plastik pada umumnya seperti injection moulding, film extrusion, blow molding, thermomorfing, fiber spinning, dan film forming.
Meskipun memiliki begitu banyak keunggulan, PLA juga memiliki kelemahan yaitu tingkat kekerasan yang rendah. PLA merupakan bahan yang rapuh dengan nilai elongasi kurang dari 10%. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan modifikasi pada PLA baik secara kimia maupun fisik. Penelitian yang diterbitkan prosiding Material Today pada tahun 2019 telah mengkaji pengaruh pencampuran PLA dengan thermoplastic polyurethane (TPU) terhadap sifat mekanik dan morfologi. Bahan TPU dipilih karena memiliki kekuatan tarik tinggi, tidak mudah rapuh, daya tahan tinggi dan mudah untuk diproses. Pada penilitian ini PLA dan TPU dicampur menggunakan metode melt blending dengan komposisi PLA 75, 50, dan 25 %. Selain itu untuk mendapatkan hasil campuran yang lebih menyatu ditambahkan ethylene-methyl acrylate-glycidyl methacrylate (EMA-GMA) sebagai bahan compatibilizer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan TPU pada PLA tidak dapat tercampur dengan sempurna. Sementara jika ditambahkan dengan EMA-GMA campuran PLA dan TPU dapat lebih menyatu. Penambahan TPU dan EMA-GMA membuat PLA tidak mudah rapuh, hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai elongasi. Selain itu kekuatan benturan juga meningkat secara signifikan seiring dengan penambahan TPU dan EMA-GMA. Hal ini menunjukkan bahwa sifat mekanik PLA dapat ditingkatkan dengan penambahan beberapa bahan.
Penulis : Toni Dwi Novianto - LRMPHP
Analisis Struktur Mikro pada Nugget Ikan
Struktur mikro pada nugget ikan
Struktur mikro pada bahan makanan dapat didefinisikan sebagai susunan ruang sel dan pori dari suatu bahan makanan. Struktur terdiri dari tiga molekul utama yaitu polisakarida, protein dan lemak. Struktur mikro memiliki peran penting terhadap kualitas makanan. Perubahan struktur mikro selama pengolahan makanan dapat menurunkan kualitas makanan. Perubahan struktur mikro menyebabkan berubahnya sifat fisik, kimia dan nutrisi yang berakibat pada perubahan kualitas gizi dan organoleptik dalam bahan makanan. Oleh karena itu pemahaman terhadap hubungan antara struktur mikro dan cara pengolahan makanan adalah suatu hal yang sangat penting untuk dapat merancang teknologi pengolahan makanan yang efisien.
Penelitian tentang pengaruh pengolahan terhadap struktur mikro nugget ikan dilakukan oleh Novianto dkk yang diterbitkan pada Prosiding Seminar Nasional Tahunan XVII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Tahun 2020. Penelitian ini menganalisis pengaruh jumlah mata pisau yang digunakan pada alat bowl cutter terhadap struktur mikro nugget ikan. Bowl cutter adalah alat yang digunakan untuk mencampur adonan pada proses pembuatan nugget dengan variasi mata pisau 3 dan 6. Metode yang tepat untuk mempelajari struktur mikro makanan adalah menggunakan mikroskop elektron yang digabungkan dengan software analisis citra. Struktur mikro nugget ikan dikarakterisasi menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope). Pengujian SEM dilakukan di Laboratorium Balai Konservasi Borobudur dengan perbesaran 500 X dan 1000X. Sementara hasil mikrografi SEM dianalisis menggunakan software ImageJ.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur mikro pada kedua perlakuan menunjukkan perbedaan pada permukaan nugget ikan. Terlihat adanya perbedaan ukuran rongga – rongga pada kedua perlakuan pencampuran. Rata-rata ukuran rongga pada pencampuran menggunakan pisau 6 lebih seragam dibandingkan dengan menggunakan pisau 3. Semakin sedikit dan seragamnya rongga maka kualitas produk semakin meningkat karena memiliki struktur yang lebih baik. Selain itu dengan sedikitnya struktur berongga dapat meningkatkan tekstur produk. Sementara hasil perhitungan nilai porositas pada variasi jumlah mata pisau menunjukkan bahwa nugget ikan hasil pencampuran dengan jumlah mata pisau 6 memiliki nilai porositas lebih kecil daripada mata pisau 3. Nilai porositas berhubungan dengan kehilangan kadar air pada proses pemasakan makanan.
Penulis : Toni Dwi Novianto - LRMPHP
Kamis, 05 November 2020
Sinkronisasi Program dan Kegiatan LRMPHP dengan Dinas KP Kabupaten/Kota di DI Yogyakarta
Pembukaan kegiatan sinkronisasi program oleh Kapusriskan, Yayan Hikmayani |
Sinkronisasi program dan kegiatan riset Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan dengan Dinas Kelautan dan Perikanan di wilayah D.I. Yogyakarta diselenggarakan pada 4 November 2020 di Ruang Aula LRMPHP dan dapat diakses secara daring melalui aplikasi zoom. Sinkronisasi program dan kegiatan riset dibuka oleh Kepala Pusat Riset Perikanan KKP, Yayan Hikmayani secara daring sekaligus memberikan arahannya. Hadir dalam kegiatan ini Kepala LRMPHP beserta staf serta Kepala Dinas KP Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman dan Kota Yogyakarta.
Kepala LRMPHP, Luthfi Assadad dalam sambutan pengantarnya menyampaikan bahwa kegiatan ini dalam rangka mendapatkan masukan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan dan penerapan kegiatan riset mekanisasi perikanan di D.I. Yogyakarta yang dilaksanakan oleh LRMPHP. “Acara ini untuk mempertajam roadmap kegiatan riset yang telah disusun LRMPHP agar pelaksanaannya mencapai hasil yang optimal. Disisi lain acara ini untuk memberikan dukungan kepada kegiatan Dinas KP dengan kompetensi yang dimiliki LRMPHP, " tuturnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Riset Perikanan dalam arahannya menyampaikan bahwa kegiatan sinkronisasi dalam rangka membangun kemitraan dan kerjasama antara kedua belah pihak. Sinkronisasi ini selain membantu eselon 1 lingkup KKP juga menjawab kebutuhan stake holder terdekat yaitu Dinas KP di wilayah D.I. Yogyakarta. Hasil sinkronisasi diharapkan dapat dilanjutkan menjadi kebijakan pengembangan alat dan mesin perikanan KKP untuk meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat.
Penyampaian materi sinkronisasi program dari Dinas KP |
Secara umum hasil pemaparan yang disampaikan Kepala Dinas KP Kabupaten/Kota D.I. Yogyakarta menunjukkan dukungannya terhadap pengembangan riset mekanisasi alat perikanan yang dilakukan LRMPHP. Alat mekanisasi perikanan tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan pada berbagai sektor usaha perikanan seperti penyiapan sarana produksi, budidaya, penangkapan, pengolahan dan pemasaran. Selain memudahkan stake holder usaha perikanan, juga dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitasnya.