PELATIHAN

LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Kerjasama

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Selasa, 18 Mei 2021

Metode dan Teknologi Menghitung Benih Ikan

Ilustrasi (sumber : https://matabanua.co.id/)

Potensi sektor perikanan budidaya di Indonesia cukup besar, bahkan berdasarkan siaran pers KKP untuk tahun 2021 target produksi sekitar 19,47 juta ton yang terdiri dari ikan sebesar 7,92 juta ton dan rumput laut 11,55 juta ton, yang naik 1,03 juta ton dari target produksi tahun 2020 yaitu 18,44 juta ton. Disamping produksi ikan konsumsi, target lain pada tahun 2021 adalah produksi Ikan hias.

Target produksi perikanan yang besar tersebut seharusnya didukung dengan teknologi akuakultur yang baik supaya target tersebut dapat tercapai. Salah satu kendala yang dialami para pembudidaya ikan adalah perhitungan benih ikan karena masih menggunakan metode manual atau takaran. Berdasarkan informasi dari IKANPEDIA Metode yang banyak digunakan yaitu dengan menghitung manual atau menggunakan takaran yang membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya tidak akurat. Metode menghitung manual biasanya digunakan untuk menghitung bibit dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Meskipun membutuhkan waktu yang lama, tetapi metode ini terbilang cukup akurat. Metode yang kedua yaitu menggunakan takaran gelas. Umumnya metode ini digunakan untuk menghitung jumlah benih ikan yang banyak. Metode ini lebih cepat dan efektif, tetapi tingkat akurasinya belum pasti. Metode yang ketiga yaitu menggunakan timbangan. Metode ini  mirip dengan metode takarang menggunakan gelas hanya saja takarannya dikonversi menjadi berat. Untuk kecepatan dan efisiensi metode ini cukup baik tetapi untuk akurasi masih belum pasti.

Sebenarnya teknologi perhitungan benih ikan sudah dikembangkan, bahkan sudah diproduksi dan digunakan oleh sebagian kalangan. Salah satu teknologi atau alat yang digunakan adalah Fry Counter. Teknologi ini salah satunya dikembangkan oleh Calitri Technology seperti disajikan pada gambar 1. Metode yang digunakan pada alat ini adalah melewatkan ikan melalui beberapa saluran atau channel dan dideteksi menggunakan sensor infrared pada tiap saluran. Hasil deteksi oleh sensor infrared kemudian diolah secara mikrokontroller dan hasilnya ditampilkan di monitor.  Bahkan selain untuk menghitung benih alat ini juga sudah dikembangkan untuk menghitung ikan dengan memberikan spesifikasi alat berdasarkan ukuran ikan yang akan dihitung.

Gambar 1. Fry Counter yang dikembangkan oleh Calitri Technology (sumber : https://www.calitri-technology.com)
IPB juga sudah melakukan pengembangan alat sejenis dan sudah dipublikasikan bahkan sudah dipatenkan. Alat seperti disajikan pada gambar 2. Alat ini secara prinsip hampir sama dengan Calitri Technology. Berdasarkan sumber dari teknologi-kelautan.com prinsip kerja alat ini yaitu  benih ikan dimasukkan kedalam wadah yang berisi air selanjutnya ikan akan masuk kedalam saluran atau trek yang terdiri dari 8 saluran dan dideteksi oleh sensor opto interruptor. Hasil deteksi sensor diolah menggunakan mikrokontroller yang selanjutnya ditampilkan di monitor.
Gambar 2. Fry Counter yang dikembangkan oleh IPB (sumber : https://ipb.ac.id/news)
Teknologi lain alat penghitung benih yang sudah dikembangkan adalah menggunakan metode pengolahan citra atau Image Processing yang saat ini sangat potensial karena mudah penggunaannya, hasilnya cepat mendekati real time dan akurat. Pengembangan teknologi ini salah satunya telah dikembangkan oleh A. Rahmadiansah et al. yang disampaikan dalam International Conference on Mathematics (2018). Gambar konsep alat seperti disajikan pada gambar 3. Dalam penelitiannya dikembangkan sensor pengolah citra yaitu menggunakan kamera. Kamera akan menangkap gambar benih ikan yang melewati sensor kamera. Kemudian informasi berupa gambar dari kamera diolah untuk dapat dihitung. Tahap pemrosesan citra yang dilakukan yaitu segmentation, filtering, morphology dan fish seeds calculation. Berdasarkan pengujian akurasi, alat yang telah dirancang mampu menghasilkan nilai rata-rata error terkecil 1,0% pada 300 bibit ikan.

Gambar 3. Konsep alat penghitung benih ikan menggunakan image processing (sumber : A. Rahmadiansah et al. dalam International Conference on Mathematics (2018) 


Penulis : Wahyu Tri H - LRMPHP

Senin, 17 Mei 2021

Halal Bihalal KKP, Menteri Trenggono Singgung Pentingnya Dream Team


Momen halal bihalal Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah dijadikan sarana oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono untuk memompa semangat jajarannya yang ada pusat maupun daerah. Menteri Trenggono menyampaikan kembali target-target yang harus diselesaikan dalam rangka menjadikan sektor kelautan dan perikanan sebagai tulang punggung ekonomi negara. 

"Semuanya saling memaafkan, tidak boleh ada lagi ganjelan di hati baik kepada sesama rekan atau atasan. Kemudian semuanya melebur menjadi satu untuk membangun sektor kelautan perikanan menjadi sektor yang sangat bagus dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi untuk bangsa dan negara," imbau Menteri Trenggono. 

Halal Bihalal Kementerian Kelautan dan Perikanan berlangsung di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta Pusat, Senin (17/5/2021) siang. Kegiatan ini turut disaksikan para pegawai dari seluruh Indonesia melalui saluran meeting online dan juga media sosial. 

Target utama KKP di antaranya mendorong produktivitas perikanan budidaya berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan nelayan. Program prioritas pun sudah disusun untuk mencapai target-target tersebut. Mulai dari membangun kampung-kampung budidaya berbasis kearifan lokal, hingga meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sumber daya alam perikanan tangkap. 

Mengenai peningkatan produktivitas perikanan budidaya, Menteri Trenggono menegaskan pentingnya mengedepankan riset dan teknologi. Sebab yang ingin dicapai tidak sebatas keuntungan finansial tapi juga keberlanjutan ekosistem perikanan sesuai dengan konsep ekonomi biru yang saat ini menjadi acuan banyak negara. 

"Terus terang di sektor budidaya saya ingin seriusi betul. Produk kita adalah kebijakan, tapi saya belum melihat produk kita adalah kebijakan. Jadi saya minta di seluruh jajaran mulai dari bawah, apalagi kita akan menuju ekonomi biru. Di seluruh dunia saat ini menuju ekonomi biru. Budidaya pun bisa mencemari laut. Nah ini harus kita berpikir bagaimana tidak mencemari laut. Maka budidaya dengan teknologi, dengan cara-cara yang lebih bagus," tegasnya.

Menteri Trenggono pun mengajak jajarannya untuk solid dan aktif menelurkan ide-ide maupun berinovasi. Hal tersebut menurutnya kunci dalam mencapai target meski banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satu tantangannya adalah minimnya anggaran kementerian sehingga pembangunan infrastruktur perikanan tidak bisa hanya bergantung pada APBN.  

"Ini menjadi tantangan yang sangat menarik. Tapi ini kalau tidak didukung oleh bapak ibu semua, tidak akan berhasil. Keberhasilan ini bisa dilakukan apabila kita jadi dreamteam. Insya Allah tahun depan kita bisa bangkit dengan baik," pungkasnya.

 

Sumber : KKP

  

Selasa, 11 Mei 2021

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1442 H


Segenap pimpinan dan pegawai Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan - BRSDM KKP mengucapkan

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1442 H

Taqabbalallahu minna wa minkum


Sabtu, 01 Mei 2021

KKP-Telkomsel Kolaborasi Sajikan Konten Edukasi Sektor KP di MAXstream


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkolaborasi dengan Telkomsel untuk menyajikan konten edukasi dalam bentuk video on demand terkait sektor kelautan dan perikanan melalui channel NeptuneTV di aplikasi MAXstream. 

Langkah KKP menghadirkan NeptuneTV di MAXstream yang dikelola Telkomsel dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat mendapat informasi mengenai konten video kelautan dan perikanan, sarana publikasi, serta menjadi salah satu wadah untuk mengedukasi masyarakat tentang pembangunan dan isu-isu sektor kelautan dan perikanan. 

Sekretaris Jenderal KKP, Antam Novambar menyambut baik dan mendukung kolaborasi yang dijalin dengan Telkomsel. Ini merupakan salah satu upaya KKP dalam mengoptimalkan publikasi konten kelautan dan perikanan dengan cara yang  berbeda.  

“Humas KKP harus mampu menyosialisasikan kebijakan, menyebarluaskan pesan atau informasi serta mengedukasi masyarakat mengenai kebijakan hingga program-program kerja KKP kepada masyarakat. Salah satu bentuknya adalah tayangan video di kanal MAXstream Telkomsel,” ungkap Antam. 

Antam lebih jauh mengatakan upaya ini merupakan bentuk kegiatan konkret stratejik sesuai amanat Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Komunikasi Publik. 

Vice President Digital Lifestyle Telkomsel Nirwan Lesmana mengatakan pihaknya sangat senang dapat berkolaborasi dengan KKP dalam mempublikasikan konten video untuk mengedukasi masyarakat terkait sektor kelautan dan perikanan melalui MAXStream.  “Kami merasa senang dapat berkolaborasi bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan memaknainya sebagai salah satu upaya berkelanjutan dalam menghadirkan MAXstream sebagai platform streaming video yang komprehensif bagi masyarakat. Kami berharap konten video dari KKP yang hadir di MAXstream dapat membuka lebih banyak peluang untuk memberikan edukasi mengenai manfaat aktivitas kelautan dan perikanan bagi masyarakat.” ujar Nirwan Lesmana. 

Senada, Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri KKP Agung Tri Prasetyo mengapresiasi sambutan Telkomsel dalam membangun sinergi dan kolaborasi memenuhi ruang publik dengan konten-konten yang mengedukasi dan menginspirasi masyarakat.  " Kami ingin membawa konten-konten yang dihasilkan KKP menjadi Bigger, Better dan Broader. MAXstream menjadi pilihan seiring trend digital yang koan dominan di era sekarang. Kita percaya kolaborasi KKP dengan MAXstream ini dapat mengoptimalkan penyebaran konten video tema kelautan dan perikanan, sekaligus diharapkan dapat mengisi ruang informasi publik dan media sosial dengan konten video terkait kelautan dan perikanan. Suatu kebanggaan bagi KKP menjadi kementerian pertama yang memiliki channel di MAXstream" terang Agung. 

Sebagai informasi, MAXstream merupakan salah satu aplikasi video yang menampilkan ribuan film dan serial TV dari MAXstream Original, HBO GO, MyPlay, NOMO, Starvision, Sushiroll, Vidio, VIU, WeTV iflix, dan beragam tayangan menarik lainnya. Untuk konten video KKP ini akan dapat dinikmati oleh publik secara cuma-cuma alias tidak berbayar. 

Saat ini, MAXstream menyediakan 56 saluran televisi lokal dan internasional, 14 platform OTT, serta lebih dari 10.000 koleksi film dan serial. Aplikasi MAXstream yang tersedia secara gratis di Google Play Store dan App Store pun sudah mencapai total unduhan sebanyak lebih dari 30 juta kali. Secara keseluruhan, MAXstream telah mencatatkan total 130 juta total views dan sekitar 55 juta menit waktu menonton per bulannya. 

Konten yang akan dipublikasikan KKP mewakili isu-isu kelautan dan perikanan dari  masing-masing unit kerja eselon I lingkup KKP. Pada bulan April ini, akan dipublikasikan sebanyak 18 video yang terdiri dari capaian kinerja KKP, kegiatan dan program-program KKP yang dikemas secara menarik agar mudah diserap dan dinikmati oleh masyarakat.

 

Sumber : KKP


Senin, 26 April 2021

Peringati Hari Kartini, KKP Latih Perempuan Indonesia Diversifikasikan Olahan Hasil Perikanan


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya tingkatkan pemberdayaan perempuan Indonesia, khususnya dalam upaya pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Bertepatan dengan momentum peringatan Hari Kartini, KKP melalui Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) menyelenggarakan serangkaian Pelatihan Pengolahan Hasil Perikanan edisi Hari Kartini secara serentak melalui kelima Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) yang tersebar di penjuru Indonesia. Rangkaian pelatihan meliputi:

                1.Pelatihan Pembuatan Otak-otak ikan oleh BP3 Tegal

                2.Pelatihan Pembuatan Ekkado Ikan oleh BP3 Ambon

                3.Pelatihan Pengolahan Fish Cordon Bleu oleh BP3 Medan

                4.Pelatihan Pembuatan Kebab Tuna oleh BP3 Banyuwangi; dan

                5.Pelatihan Pembuatan Tuna Lasagna oleh BP3 Bitung.

Pelatihan diadakan dalam rangka mendorong peningkatan kapasitas SDM melalui penyelenggaraan berbagai pelatihan bagi pelaku utama kegiatan kelautan dan perikanan dan masyarakat di penjuru daerah. Tak hanya itu, kompetensi mengenai pengolahan hasil perikanan berperan dalam meningkatkan nilai tambah produk sehingga bisa menambah pendapatan dan memajukan taraf ekonomi masyarakat. 

Disiarkan secara online melalui sambungan zoom dan kanal YouTube resmi dari kelima BP3, pelatihan telah menarik minat sejumlah 2.980 peserta dari ke-34 provinsi di Indonesia yang mencakup seluruh jenjang pendidikan dan kalangan pekerjaan. 

Kepala BRSDM Sjarief Widjaja menyebut, pelatihan serentak ini diadakan guna memfasilitasi masyarakat Indonesia, khususnya wanita dalam mengembangkan usaha kuliner berbahan dasar produk perikanan. Hal ini dapat diketahui melalui 3 program prioritas Menteri Trenggono yakni peningkatan kesejahteraan nelayan dan PNBP perikanan, peningkatan produksi budidaya untuk komoditas perikanan ekspor, serta pengembangan kawasan kampung-kampung perikanan, salah satunya yaitu dengan memajukan UMKM di bidang kelautan dan perikanan. 

Hal ini demi mempercepat pembangunan ekonomi nasional di masa pandemi. Sjarief mengungkap bahwa banyak sekali sektor usaha yang tutup oleh terpaan wabah, namun berbeda dengan sektor perikanan yang mampu bertahan. 

“Banyak sekali sektor yang tumbang akibat pandemi, tapi sektor perikanan dan kelautan tetap bisa bertahan bakan bisa didorong untuk lebih naik lagi. Maka dari itu, sektor ini menjadi andalan dalam mempercepat pembangunan ekonomi nasional. Saya harap, pelatihan bisa menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru yang bisa meningkatkan usahanya sampai ke retail dan digital,” jelasnya. 

Terlebih, Sjarief menuturkan bahwa usaha di bidang perikanan memiliki pangsa pasar yang luas dan ketersediaan bahan baku yang berpotensi tinggi. Tak hanya itu, nutrisi yang terkandung dalam produk perikanan pun melimpah dan aman dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat dari semua kategori umur. 

“Saya berharap dengan mengonsumsi Ikan yang banyak mengandung protein dan asam lemak tak jenuh yang baik untuk tubuh, kesehatan masyarakat di masa pandemi dapat senantiasa terjaga. Terutama bagi Ibu-Ibu sekalian ini, wanita tangguh yang berperan penting dalam menjaga kesehatan keluarganya,” tambahnya. 

Dorongan Sjarief kepada masyarakat wanita ini disetujui oleh seluruh jajaran yang hadir di pelatihan hari itu. Pasalnya, walaupun dibuka untuk masyarakat umum, pelatihan ini didominasi oleh kaum hawa, yaitu 72,3% dari total jumlah peserta. 

Mengetahui fakta tersebut, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Lilly Aprilya Pregiwati mengaku sangat mengapresiasi perhatian masyarakat wanita Indonesia terhadap rangkaian pelatihan. Ia menuturkan bahwa semangat kaum hawa ini tergambar sebagai jelmaan sosok Kartini baginya. 

“Hari ini merupakan suatu momentum yang sangat baik karena bangsa Indonesia memperingati pahlawan perempuan Indonesia, R.A. Kartini. Sosok Kartini yang cerdas tangguh merupakan representasi dari wanita Indonesia yang dalam kondisi masih pandemi Covid-19 dan dalam keadaan berpuasa tetap bersemangat juang untuk belajar melalui festival pelatihan ini,” ujarnya. 

“Seperti kutipan Kartini, tubuh boleh saja terpasung namun jiwa dan pikiran kita harus terbang sebebas-bebasnya. Jadikanlah pelatihan ini sebagai ajang bagi para perempuan di Indonesia untuk mengepakkan sayapnya, meskipun pandemi membuat kita berada dirumah, bukan berarti kita berhenti berkreasi,” tambah Lilly. 

Lilly turut mengaku bahwa kesempatan ini dimanfaatkannya untuk mengangkat tema pengolahan dalam rangka mendorong Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN). Pasalnya, angka konsumsi ikan (AKI) nasional pada 2020 lalu bernilai 56,39 kg/kapita, hal ini ditargetkan untuk didorong kembali menjadi senilai 58,08 kg/kapita di tahun 2021 dan diharapkan meningkat menjadi 62,5 kg/kapita di tahun 2024. 

“Memang sengaja dalam kesempatan ini kita mengangkat tema pengolahan supaya memaksimalkan GEMARIKAN. Mudah-mudahan dengan tema pelatihan ini bisa mendorong minat mengonsumsi ikan bagi masyarakat, terutama yang tidak suka makan ikan utuh, sehingga gizi masyarakat pun ikut terpenuhi,” pungkasnya. 

Menyambut baik kegiatan ini, Penyuluh Perikanan Kabupaten Maluku Tengah, Satminkal BP3 Ambon, Amsir Ode mengapresiasi pelatihan yang telah diadakan. Menurutnya, pelatihan memberi bekal yang berguna dalam membantu pekerjaan yang ia emban. 

"Pelatihan membantu menambah wawasan saya sehingga saya bisa membina kelompok pengolah dan masyarakat sekitar wilayah kerja saya dengan lebih baik lagi," ucapnya. 

Fitri, seorang peserta asal Kota Serang, Banten pun turut mengapresiasi berjalannya pelatihan. "Sebagai ibu rumah tangga,saya merasa sangat terbantu karena bisa menambah menu sahur dan berbuka puasa bagi keluarga. Pelatihan juga memotivasi saya dalam membuka usaha kuliner rumahan,” tuturnya. 

Ke depan, KKP melalui Puslatluh KP akan terus menghadirkan berbagai pelatihan guna meningkatkan kapasitas SDM bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Pelatihan-pelatihan ini diharapkan dapat memperluas wawasan pelaku utama kelautan dan perikanan dan masyarakat untuk mendiversifikasi aneka olahan dari hasil perikanan, yang merupakan hilir dari kegiatan kelautan dan perikanan.


Sumber : KKP


Kamis, 22 April 2021

Pemaparan Hasil Kegiatan PKL Taruna/i Politeknik KP Pangandaran di LRMPHP

Pemaparan hasil kegiatan PKL taruna/i Politeknik KP Pangandaran di LRMPHP

Pemaparan hasil kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) taruna/i Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran (PKPP) dilaksanakan pada 22 April 2021 di Ruang Aula LRMPHP. Hadir dalam kegiatan ini, Kepala LRMPHP, Luthfi Assadad, M.Sc, koordinator manajerial dan pembimbing dari LRMPHP (Dr. Bakti Berlyanto Sedayu, Putri Wullandari, M.Sc., dan I Made Susi Erawan, M.Sc).

Kegiatan PKL dimulai tanggal 16 Maret hingga 23 April 2021, diikuti oleh 5 taruna/i Program Studi Pengolahan Hasil Laut PKPP yaitu Windi Septiani, Rafli Syaban, Ros Mala Sari, Taufik Muhhamad dan Intan Yulia Tresna Wati. Selama pelaksanaan kegiatan PKL di LRMPHP, taruna/i ini diwajibkan menjalankan protokol pengendalian penyebaran Covid-19 dan terlebih dulu menunjukkan hasil tes cepat antigen non-reaktif/negative sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi selama pandemi Covid-19.

Pemaparan hasil kegiatan PKL diantaranya tentang pembuatan produk sosis dan tahu ikan menggunakan alat pengisi adonan produk fish jelly semi otomatis, klasifikasi jenis ikan menggunakan software orange data mining, serta pembuatan bioplastik menggunakan semi refine carragenan (SRC) dan refine carragenan (RC) dengan metode ekstrusi. Pada pembuatan produk sosis dan tahu ikan juga  dilakukan pengujian produk tersebut secara sensori maupun kimia (kadar air dan abu). 

Pada kesempatan ini pembimbing lapang dari LRMPHP menyampaikan apresiasinya kepada taruna/i PKPP yang sudah menyelesaikan PKL dengan baik. Masukan dan saran oleh para pembimbing secara umum terkait cara penulisan laporan agar sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah. Sementara itu, Kepala LRMPHP memberikan masukan tentang teknik pembuatan presentasi powerpoint yang baik dan berharap kegiatan PKL dapat memberikan manfaat dan dapat dijadikan pembelajaran untuk bekal dalam penyusunan laporan tugas akhir di kampus. 




Kegiatan PKL taruna/i Politeknik KP Pangandaran di LRMPHP

Rabu, 21 April 2021

Riset KKP untuk Tingkatkan Gizi Masyarakat

Kepala BRSDM KP, Sjarief Widjaja

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak masyarakat meningkatkan gizi dengan mengonsumsi ikan. Ikan memiliki peran penting sebagai sumber energi, protein dan variasi nutrien esensial yang menyumbang sekitar 20% dari total protein hewani. Ikan juga memiliki kandungan gizi lainnya, seperti vitamin, yodium, selenium, seng, besi, kalsium, fosfor, kalium, vitamin A, B dan D. Demikian disampaikan Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja pada Lokakarya Pengembangan Jejaring Pangan Bergizi Untuk Kesehatan Masyarakat, Selasa (20/4/2021), yang diselenggarakan oleh Jejaring Pasca Panen Untuk Gizi Indonesia (JP2GI).

“Mengingat bahwa kita ini dilahirkan di bumi nusantara Indonesia, yang sudah dikaruniai Tuhan sumber daya alam yang luar biasa, terutama yang kita peroleh dari lautan, juga perairan umum daratan lainnya, salah satu sumber protein terbesar dunia yaitu ikan. Masyarakat Indonesia ada sebagian yang sejak nenek moyang terdahulu dari sejak kecil membiasakan makan ikan, tetapi ada pula daerah-daerah yang tidak terbiasa untuk makan ikan. Sehingga kita punya kewajiban bersama bagaimana caranya agar masyarakat secara intens memanfaatkan ikan sebagai salah satu sumber proteinnya. Yang kita tahu ikan memiliki protein yang luar biasa,” ujarnya.

Sjarief menyampaikan, data sementara produksi perikanan tangkap di Indonesia tahun 2020 mencapai 7,7 juta ton. Sementara itu rata-rata konsumsi ikan di Indonesia sekitar 78,4 per gram per orang per hari. Terdapat sekitar 19,4 juta penduduk Indonesia yang tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi hariannya.

“Disini peran kita agar bagaimana caranya ikan tidak hanya didapat dari pasar, dari laut atau perairan umum daratan lainnya, tapi bisa diproduksi dari keluarga nelayan, pembudidaya, pengolah ikan di sekitar rumahnya. Jadi ini upaya kami, upaya kita semua, pertama bagaimana meningkatkan atensi perhatian masyarakat untuk mengonsumsi ikan, kedua mendorong masyarakat bisa menghasilkan untuk memproduksi ikan sendiri, ketiga kita mampu meningkatkan kualitas ikan lebih baik, efektif, efisien, dengan tingkat produksi yang tinggi,” tuturnya.

Seluruh kandungan gizi pada ikan tersebut, menurut Sjarief, harus mengalir ke tubuh manusia. Sayangnya ada kandungan yang terbuang. Sehingga pihaknya mendorong agar kandungan-kandungan ikan yang baik itu mulai dari proses penangkapan dan budidaya sampai ke rantai pasok dan konsumsi tidak terbuang sia-sia.

Menurutnya, salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pelaku perikanan adalah tingginya susut hasil perikanan dan limbah buangan hasil perikanan. Susut hasil (food loss) perikanan adalah keseluruhan nilai kerugian pascapanen hasil perikanan akibat terjadinya kerusakan pada ikan, yang terjadi mulai dari saat ikan ditangkap sampai ke tangan konsumen. Ada beberapa tipe susut hasil yang dikenal, yaitu susut fisik (physical loss), susut mutu (quality loss), susut akibat tekanan pasar (market force loss), susut nutrisi (nutritional loss), susut fungsional (functional loss), dan susut finansial (financial loss).

Untuk itu, pihaknya sudah melakukan berbagai riset, termasuk tentang penyusutan tersebut. Hasil penelitian selanjutnya disebar ke masyarakat untuk diterapkan.

BRSDM dan JP2GI juga telah bekerjasama melakukan serangkaian riset dalam rangka penanggulangan stunting melalui peningkatan konsumsi ikan di 15 lokasi prioritas, yaitu Medan, Jakarta, Cilacap, Probolinggo, Jembrana, Yogyakarta, Tegal, Bitung, Ambon, Kupang, Banyuwangi, Serang, Maros, Bantul, dan Sorong. Yang diteliti adalah tingkat konsumsi masyarakat akan protein. Hasil penelitian menunjukkan banyaknya kasus stunting yang terjadi di masyarakat. Hal ini mengukuhkan persepsi untuk mendorong peningkatan konsumsi ikan di masyarakat untuk menghasilkan generasi baru yang sehat dan cerdas dengan pertumbuhan yang baik, yang diharapkan menjadi kekuatan Bangsa Indonesia di masa mendatang.

Sjarief mengaku pihaknya mengapresiasi lokakarya yang diselenggarakan JP2GI ini dan mengajak JP2GI untuk ke depannya membangun tema-tema baru, misalnya pengembangan pola makan. Sebagai contoh, ikan diolah dan dimasukkan ke dalam makanan yang tidak terlalu kuat terasa rasa ikannya dengan menghilangkan bau amis, sehingga masyarakat yang tidak terbiasa makan ikan dapat mengonsumsinya. Ikan juga dijadikan bahan makanan ringan yang menarik untuk anak-anak. Dengan demikian, masyarakat tersebut belajar mengonsumsi ikan secara bertahap, untuk nantinya dapat mengonsumsi ikan segar secara utuh.


Sumber : KKP