PELATIHAN

LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Kerjasama

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Jumat, 09 Juli 2021

Cara KKP Agar Konsumsi Ikan Masyarakat Tak Terganggu di Tengah PPKM Darurat

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengingatkan pentingnya konsumsi ikan di tengah pandemi Covid-19. Karenanya, agar angka konsumsi ikan tak terganggu dan terus meningkat, kementerian yang dipimpin oleh Menteri Kelautan dan Perikaman Sakti Wahyu Trenggono ini meminta kepala daerah yang menjalankan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat tetap mengizinkan angkutan logistik perikanan. 

Melalui surat bernomor 4510/DJPDSPKP/VII/2021, Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) mengajak gubernur dan bupati/walikota di beberapa wilayah Jawa dan Bali sesuai PPKM Darurat dapat memberikan akses di pintu keluar-masuk wilayah bagi kelancaran pengiriman dan distribusi hasil kelautan dan perikanan. 

"Namun demikian, dalam pelaksanaan harus tetap memperhatikan protokol kesehatan dan Standar Operasional Prosedur sebagaimana yang ditetapkan," kata Direktur Jenderal PDSPKP, Artati Widiarti saat menjelaskan surat untuk kepala daerah di Jakarta, Kamis (8/7/2021). 

Tak hanya itu, Artati memastikan telah meminta Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, Kabupaten/Kota di wilayah Jawa dan Bali untuk terus mendampingi pelaku usaha perikanan yang akan melaksanakan pengiriman dan distribusi hasil kelautan dan perikanan. Tujuannya agar mereka tetap menerapkan protokol kesehatan dan mematuhi ketentuan perjalanan sebagaimana aturan perundang-undangan yang berlaku. 

Artati berharap, melalui upaya ini dapat menjaga ketersediaan ikan di pasar tradisional maupun modern. Terlebih saat kondisi #dirumahaja, masyarakat banyak memanfaatkan pasar online atau fitur e-commerce untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan. Hal ini pun menjadi berkah tersendiri bagi para pengolah dan pemasar hasil kelautan dan perikanan yang telah konsen memanfaatkan fitur e-commerce dalam mempertahankan omsetnya di tengah pandemi. "Sehingga perlu dijaga benar kemudahan dalam pendistribusian ikan hingga ke tangan konsumen," ujar Artati. 

Dia pun memaparkan nutrisi pada ikan memang dibutuhkan oleh tubuh. Ikan mengandung protein tinggi, lemak omega 3, asam lemak tak jenuh, vitamin A, D, B6, dan B12, serta mineral yang semuanya baik untuk daya tahan tubuh. "Mari kita hentikan penyebaran Covid-19 dengan tetap #dirumahaja dan konsumsi ikan untuk membangun imun tubuh," ajak Artati. 

Adapun  Direktur Logistik Ditjen PDSPKP, Innes Rahmania menyebutkan bahwa jajarannya telah menyiapkan stiker untuk ditempel pada moda angkutan sebagai tanda pengenal bagi kendaraan yang mengangkut/mendistribusikan hasil kelautan dan perikanan. "Intinya stiker tersebut untuk memudahkan implementasi di lapangan  sebagai tanda pengenal bagi kendaraan yang mengangkut/mendistribusikan hasil kelautan dan perikanan,” terang Innes. 

Lebih lanjut Innes menegaskan  bahwa penerbitan stiker ini membuktikan komitmen KKP untuk hadir dan turut memberikan kepastian usaha  sektor strategis seperti angkutan bahan pangan berbasis perikanan.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan PPKM Darurat  terhitung sejak 3 hingga 20 Juli 2021. Selama pembatasan berlangsung, pemerintah  menutup sejumlah fasilitas hiburan seperti mall, bioskop dan tempat rekreasi. Warung, restoran pun dilarang melayani makan di tempat dan hanya boleh dibawa pulang.

Manfaat penggunaan stiker ini sudah dirasakan langsung oleh pelaku usaha perikanan, salah satunya Amrozi dari Kelompok Mina Jaya yang berlokasi di Gunung Kidul, DIY. Amrozi mengaku bahwa stiker yang dia pasang di bagian depan mobil logistiknya telah membantu kelancaran pengiriman ikan beku ke Jakarta.

“Kami menggunakan stiker ini sejak pembatasan mudik beberapa bulan lalu. Dan kali ini kami gunakan kembali pada saat diterapkan PPKM Darurat. Alhamdulillah saat pengiriman barang ke Jakarta kemarin, stiker ini sangat membantu kelancaran perjalananya, begitu juga saat perjalanan baliknya,” terang Amrozi.


Sumber : KKP

 


Kamis, 08 Juli 2021

Peneliti LRMPHP Menjadi Narasumber Pada Kegiatan Sharing Session BRSDMTV

Penyampaian materi sharing session dari studio LRMPHP
Dua peneliti muda LRMPHP Bantul, Arif Rahman Hakim, M.Eng dan Putri Wullandari, M. Sc menjadi narasumber pada kegiatan Sharing Session BRSDMTV yang ditayangkan secara live streaming dari studio LRMPHP melalui link https://www.youtube.com/c/BRSDMTV, 7 Juli 2021. Sharing session ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Sumber Daya Manusia, Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) sebagai salah satu ajang berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman.  Pada sharing session ini, Arif Rahman Hakim, M.Eng menyampaikan materi hasil riset “Phase Change Material” Aplikasi Teknologi Baru di Bidang Refligerasi Perikanan, sedangkan Putri Wullandari, M. Sc tentang “Bioplastik dari Rumput Laut dan Rangkaian Alat Pembuatnya”. 

Pemaparan materi sharing session oleh Arif Rahman Hakim, M.Eng

Dalam paparannya, Arif Rahman Hakim, M.Eng menjelaskan bahwa penelitian Thermal Storage Energy (TES) untuk mengatasi permasalahan dalam sistem refrigerasi masif telah dilakukan oleh para ahli refrigerasi. TES adalah teknik untuk menyimpan energi panas maupun dingin kemudian bisa digunakan pada waktu mendatang. Energi yang disimpan dalam TES bisa berupa sensible heat, latent heat dan thermo-chemical heat. Namun energi dari latent heat dinilai lebih unggul dibandingkan sumber lain.

Dalam kerjanya TES membutuhkan material atau bahan yang sesuai sehingga latent heat/panas laten bisa disimpan dan dilepas pada kondisi yang diharapkan. Bahan tersebut disebut Phase Change Materials (PCM). PCM adalah jenis bahan yang mampu menyimpan panas laten melalui proses solidifikasi maupun pelelehan. Bahan menyimpan panas laten ketika berubah fasa dari padat ke cair, ataupun dari cair ke padat, kemudian bahan ini akan melepaskan panas laten ketika fasa berubah sebaliknya. Panas laten pada saat material ditransfer dari perubahan padat ke cair atau dari cair ke padat disebut perubahan fasa.

Penelitian aplikasi PCM oleh peneliti LRMPHP ini dilakukan untuk penyimpanan ikan di suhu rendah, pada cool box, freezer, dan dalam palka kapal. Aplikasi PCM sebanyak 500 ml pada cool box mampu menghasilkan suhu ruang cool box lebih rendah 5 oC dan suhu ikan yang disimpan lebih rendah 2.5 oC, dibandingkan penggunaan es curai sebanyak 1 kg selama 5 jam penyimpanan. Sementara itu pada aplikasi menggunakan freezer untuk penyimpanan ikan tuna, diperoleh laju penurunan suhu ikan pada freezer PCM lebih cepat dibandingkan pada freezer tanpa PCM. Untuk mencapai suhu -5 oC lebih cepat 3 jam, sedangkan untuk mencapai -15 oC lebih cepat 2 jam. Kualitas tuna beku yang dihasilkan dari freezer PCM mempunyai nilai thawing loss lebih rendah dibandingkan freezer tanpa PCM baik di posisi bawah, tengah dan atas cabinet freezer. Sedangkan aplikasi PCM dalam palka penyimpan ikan hasilnya menunjukkan saat palka berisi 75% beban dan mesin pendingin dimatikan, palka dengan PCM mampu mempertahankan suhu 0 oC lebih lama 3 jam dibandingkan palka tanpa PCM sehingga bisa menghemat penggunaan BBM mesin refrigerasi sebanyak 15-17 liter

Pemaparan materi sharing session oleh Putri Wullandari, M.Sc

Sementara itu, Putri Wullandari, M.Sc sebagai narasumber materi hasil riset “Bioplastik dari Rumput Laut dan Rangkaian Alat Pembuatnya”, menyampaikan bahwa produksi plastik secara global sudah mencapai 380 juta ton pada tahun 2015, dan 40 persen diantaranya digunakan untuk pengemasan (Groh et al., 2019). Sisi negatif sampah plastik yang dibuang dapat menimbulkan beberapa masalah lingkungan yang serius, seperti emisi gas rumah kaca, generasi mikroplastik dan efek beracun yang ditimbulkannya (Zhang, Show, & Ho, 2019). Alternatif untuk mengatasinya yaitu bioplastik. Rumput laut merupakan salah satu bahan yang potensial untuk dijadikan bahan baku bioplastik, dimana karaginan adalah salah satu fikokoloid paling menjanjikan yang menunjukkan kemampuan pembentukan film yang sangat baik. 

Metode yang biasa digunakan dalam pembuatan bioplastik yaitu metode casting namun memiliki kelemahan yaitu belum dapat diproduksi secara massal. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan metode ekstrusi untuk membuat bioplastik dengan bahan dasar karagenan. Ekstruksi  adalah  proses  yang  berkesinambungan  selama  bahan  baku  plastik  meleleh dan dibentuk menjadi panjang terus menerus dari produk plastik dengan profil konstan cross-sectional,  dan  produk  kemudian  dapat  dipotong  menjadi  panjang  yang diinginkan oleh peralatan pasca-die tertentu.

Rangkaian alat yang dihasilkan dalam penelitian ini meliputi mixer, extruder, conveyor, dan pelletizer. Mixer dengan spesifikasi kapasitas tanki 5 kg dilengkapi sistem pengaduk berputar (1/2HP) dan pemanas listrik dengan total daya 470 W. Extruder  berupa tipe screw tunggal dengan kapasitas produksi 2,42 kg/jam, dilengkapi 4 elemen pemanas elektrik dengan thermocontrol, memiliki 1 lubang die berdiameter 2 – 3 mm, serta total daya 600 W. Material mesin baik mixer maupun extruder mengunakan stainless steel dan hard chrome. Sementara itu, conveyor dengan spesifikasi panjang 1,5 m, media pendingin air dilengkapi water chiller dan daya 125 watt (220 V), adapun pelletizer menggunakan pisau berputar dengan motor ¼ HP dilengkapi pengatur kecepatan dan daya 70 W (220 V). Conveyor dan pelletizer juga terbuat dari bahan stainless steel. Rangkaian alat extruder tersebut menghasilkan film yang seragam dengan kapasitas produksinya mencapai 2,42 kg/jam. 

Sharing session yang disiarkan  secara live streaming dari studio LRMPHP Bantul melalui link you tube BRSDMKP ini disaksikan lebih dari 50 viewers saat live. Beberapa pertanyaan disampaikan selama live streaming diantaranya tentang keunggulan peralatan yang dihasilkan dan kelayakan secara ekonomisnya. 


Rabu, 07 Juli 2021

TINGKATKAN PERFORMA ALTIS-2, LOKA RISET MPHP BANTUL DESAIN HEATSINK

ALTIS-2 (Sumber : LRMPHP, 2020)

Ikan segar merupakan salah satu produk perikanan dan kelautan yang sangat penting dalam menunjang ketahanan pangan di Indonesia, karena selain kandungan gizi yang lengkap juga dapat diolah menjadi berbagai produk pangan lainya. Salah satu rantai distribusi ikan segar dari pemasok ke konsumen adalah melalui pedagang ikan keliling. Umumnya pedagang ikan keliling menggunakan styrofoam box yang diletakkan di atas sepeda motor untuk membawa dan mendistribusikan ikan, namun penggunaan sarana transportasi tersebut mempunyai beberapa kelemahan diantaranya mudah jatuh, kurang higinis dan tidak berpendingin.

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan telah berhasil mengembangkan alat transportasi ikan segar yang biasa dikenal sebagai ALTIS-2 yang dapat digunakan untuk membantu pedagang ikan keliling dalam mendistribusikan ikan ke konsumen. Alat transportasi ikan segar (ALTIS-2) adalah sarana untuk membawa dan mendistribusikan ikan segar untuk pedagang ikan keliling. Alat ini dilengkapi dengan pendingin sehingga mampu mempertahankan mutu ikan segar. Penyimpanan ikan pada suhu rendah dapat memperlambat aktivitas bakteri serta mengurangi aktivitas pertumbuhan mikroba pembusuk, reaksi oksidasi dan aktivitas enzimatik sehingga kesegaran ikan dapat dipertahankan setelah kegiatan transportasi. ALTIS menggunakan sistem pendingin termoelektrik (TEC) dengan komponen utama elemen peltier dengan sumber arus DC. Selain elemen peltier, komponen utama penyusun TEC adalah heatsink luar yang berfungsi untuk mempercepat proses pelepasan panas pada sisi panas peltier menuju lingkungan dan dudukan elemen peltier yang berfungsi sebagai tempat meletakkan elemen peltier. 

Untuk keperluan peningkatan performansi, LRMPHP terus berupaya melakukan pengembangan, salah satu dengan mendesain heatsink luar yang berfunsi untuk membantu proses pelepasan panas pada ALTIS-2, seperti dilaporkan oleh Widianto yang dimuat pada Jurnal Pasca Panen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan pada tahun 2020. Pada desain tersebut heatsink dibuat dengan memadukan bahan tembaga dengan sirip alumunium. Nilai konduktifitas termal tembaga lebih tinggi daripada alumunium namun memiliki harga cukup mahal serta kontruksi sirip yang membutuhkan biaya tinggi, sehingga dapat digunakan plat tembaga yang tersedia di pasar kemudian dikombinasikan dengan bahan alumunium. Meskipun nilai konduktifitas alumunium lebih rendah daripada tembaga, namun dengan membuat bentuk menjadi bersirip akan dapat meningkatkan luas permukaan sehingga dapat meningkatkan laju perpindahan panas heatsink. Sirip alumunium mudah dikonstruksi, murah serta telah tersedia berbagai model di pasar. Pemilihan dimensi, bentuk dan ketebalan heatsink disesuikan dengan dudukan pendingin TEC pada ALTIS dengan bentuk persegi dengan lebar 85 mm dan tebal sekitar 13 mm. Optimasi ketebalan dudukan peltier mengacu pada ketebalan dudukan pendingin TEC serta ketebalan dinding tempat penyimpanan ikan. Sesuai dimensi dudukan pendingin TEC, dudukan peltier bisa dioptimasi sampai ketebalan 4 mm. Semakin tipis dudukan peltier maka akan mempercepat proses perpindahan panas, namun hal ini dapat mengakibatkan posisi heatsink luar semakin ke dalam yang bisa mempengaruhi proses pelepasan panas ke lingkungan. 

Desain heatsink (Sumber : Widianto, dkk., 2020)

Hasil pengujian pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa desain heatsink luar dengan menggunakan plat tembaga tebal 3 mm dan sirip alumunium dapat mengurangi biaya produksi pembuatan ALTIS-2 sekaligus menghasilkan performansi pendingin TEC yang lebih baik dibandingkan dengan desain heatsink sebelumnya. Capaian suhu ruang penyimpanan ikan dengan heatsink ini sebesar 17,8 oC, sedangkan penggunaan heatsink sebelumnya sebesar 18,3 oC. Dudukan elemen peltier dengan alumunium tebal 4 mm dapat mempercepat proses perpindahan panas dari ruang penyimpanan ikan menuju peltier. 


Penulis : Tri Nugroho Widianto - LRMPHP



Senin, 05 Juli 2021

TANTANGAN SISTEM TRANSPORTASI IKAN HIDUP DI MASA PANDEMI COVID-19

Pengiriman ikan Koi (sumber : jmj-fish.blogspot.com)

Akhir-akhir ini kita sering mendengar dan mendapatkan berita langkanya oksigen untuk kebutuhan penangganan Covid-19. Hal ini terjadi seiring terus meningkatnya penderita Covid-19 ditengah masyarakat. Oksigen sangat dibutuhkan dalam rangka menangani penderita Covid-19 yang darurat melalui ventilator. Hal tersebut juga berdampak juga pada bidang perikanan, khususnya dalam rangka pengiriman ikan hidup, baik ikan konsumsi maupun ikan hias. Pengiriman ikan hidup banyak menggunakan oksigen murni yang dimasukkan ke dalam kantong plasti bersama air dan diikat kemudian dikirim. Salah satunya dilaporkan oleh Afriansyah, dkk yang dimuat dalam Jurnal Mina Sains pada tahun 2016. Penelitian tersebut menggunakan benih ikan nila yang ditransportasikan dengan sistem tertutup menggunakan oksigen.   

Penggunaan oksigen murni juga digunakan dalam pengangkutan ikan hidup sistem terbuka diantaranya dilaporkan oleh Colt dan Kroeger yang dimuat dalam jurnal Aquacultural Engineering pada tahun 2013. Pada sistem tersebut menggunakan oksigen murni sebagai sumber aerasi yang dimasukkan secara terus menerus ke dalam wadah yang di dalamnya terdapat ikan menggunakan media air. Berhubung kondisi oksigen yang sangat terbatas, beberapa penyedia oksigen terpaksa mengutamakan konsumen untuk keperluan medis, sehingga beberapa pembudidaya ikan ataupun pedagang ikan hias/ikan konsumsi terpaksa menunda beberapa pengiriman ikan.

Disinilah peluang untuk terus mengembangkan metode transportasi ikan hidup tanpa menggunakan oksigen murni sebagai sumber aerasi ataupun tanpa menggunakan oksigen. Banyak sekali alternatif metode yang dapat digunakan diantaranya adalah pengembangan transportasi ikan hidup sistem kering. Pada sistem tersebut ikan dilakukan pemingsanan atau metabolisme ikan diturunkan sedemikian sehingga ikan dapat dimuat dalam kondisi pingsan. Setelah ikan pingsan kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang di dalamnya dikondisikan kelembapan cukup salah satunya dengan menggunakan sekam basah atau kertas basah, setelah sampai tujuan ikan baru dipulihkan kembali kesadaranya. Metode ini dapat menggunakan bahan pemingsan alami atapun pendinginan. Salah satunya adalah dilaporkan oleh Cupp, dkk. Yang dimuat dalam North American Journal of Aquaculture pada tahun 2017. Pada penelitian tersebut digunakan bahan anestesi berupa eugenol untuk pemingsanan ikan Nila yang kemudian dilakukan transportasi dalam kepadatan tinggi. Metode sistem kering ini memungkinkan dikembangkan dan dicoba sebagai alternatif pengiriman ikan tanpa menggunakan oksigen yang pada akhir-akhir ini ketersedianya sangat terbatas. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode ini adalah dosis bahan yang digunakan untuk pemingsanan serta lamanya transportasi harus benar-benar telah dihitung dan dikalkulasi sedemikian sehingga tidak terjadi kematian selama dan setelah proses pengiriman ikan. 


Penulis : Tri Nugroho Widianto - LRMPHP


Jumat, 02 Juli 2021

Menang Lagi, KKP Raih Peringkat 2 Kategori Penilaian Kompetensi BKN Award 2021

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meraih peringkat dua untuk kategori Penilaian Kompetensi dalam ajang Badan Kepegawaian Negara (BKN) Award 2021. Capaian ini menambah deretan prestasi kementerian yang saat ini dipimpin oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam ajang tersebut.

Pengumuman pemenang BKN Award 2021 disampaikan dalam Forum Evaluasi Pengelolaan Manajemen Kepegawaian se-Indonesia melalui Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepegawaian 2021 yang diselenggarakan secara hybrid, Kamis (1/7/2021). Peringkat satu kategori Penilaian Kompetensi diraih oleh Kementerian Keuangan, dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional berada di posisi ketiga.

"Ini tentu kabar gembira untuk kami di KKP. Prestasi ini menjadi pemicu semangat untuk para pegawai terus bekerja melayani masyarakat kelautan dan perikanan," ujar Sekretaris Jenderal KKP, Antam Novambar. Dia menambahkan di tengah pandemi Covid-19 dan kompleksitas permasalahan pembangunan kelautan dan perikanan menuntut seluruh jajaran KKP bekerja dengan dedikasi tinggi dan profesional berbasis kompetensi masing-masing.

“Ini bukan kali pertama KKP menjadi juara dalam BKN Award yang sudah berlangsung sejak tahun 2015. Tahun lalu, KKP meraih peringkat dua untuk kategori Penilaian Kinerja,” jelas Antam.

Antam mengatakan, pihaknya rutin melakukan penilaian kinerja jajaran KKP untuk mendorong peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang ada di KKP. Selain itu, program-program yang berkaitan dengan beasiswa pendidikan, jabatan, hingga pola karier disampaikan secara terbuka kepada para pegawai.

"Pegawai itu aset kita dalam melayani masyarakat, sehingga butuh human capital treatment agar kompetensi mereka terjaga dan bahkan terus meningkat," imbuh Antam.

Sebagai informasi, BKN kembali menggulirkan ajang BKN Award 2021 bagi Kementerian/Lembaga/Daerah (K/L/D) sebagai instansi pengelola kepegawaian terbaik dari penilaian indeks implementasi norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK) manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN).

Penilaiannya meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan ASN; pengangkatan ASN; pangkat; jabatan; pola karier; pengembangan karier ASN; mutasi; penilaian kinerja; penggajian, tunjangan, dan fasilitasi; penghargaan; disiplin; cuti; kode etik; pemberhentian; jaminan pensiun dan hari tua; pensiun; dan perlindungan.

Instansi pemenang BKN Award 2021 ditetapkan berdasarkan masing-masing kategori instansi, yakni Instansi Pusat melingkupi Kementerian dan Lembaga Negara/Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK); dan Instansi Daerah meliputi Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, serta Pemerintah Kota sebagai pelaksana manajemen ASN.

Peringkat 2 kategori Penilaian Kompetensi dalam ajang BKN Award 2021 menambah daftar panjang prestasi yang diraih KKP di tahun ini. Sebelumnya KKP meraih predikat Sangat Memuaskan pada hasil pengawasan kearsipan tahun 2020 yang diumumkan oleh ANRI pada pertengahan Juni 2021.


Sumber : kkp

Menang Lagi, KKP Raih Peringkat 2 Kategori Penilaian Kompetensi BKN Award 2021

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meraih peringkat dua untuk kategori Penilaian Kompetensi dalam ajang Badan Kepegawaian Negara (BKN) Award 2021. Capaian ini menambah deretan prestasi kementerian yang saat ini dipimpin oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam ajang tersebut.

Pengumuman pemenang BKN Award 2021 disampaikan dalam Forum Evaluasi Pengelolaan Manajemen Kepegawaian se-Indonesia melalui Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepegawaian 2021 yang diselenggarakan secara hybrid, Kamis (1/7/2021). Peringkat satu kategori Penilaian Kompetensi diraih oleh Kementerian Keuangan, dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional berada di posisi ketiga.

"Ini tentu kabar gembira untuk kami di KKP. Prestasi ini menjadi pemicu semangat untuk para pegawai terus bekerja melayani masyarakat kelautan dan perikanan," ujar Sekretaris Jenderal KKP, Antam Novambar. Dia menambahkan di tengah pandemi Covid-19 dan kompleksitas permasalahan pembangunan kelautan dan perikanan menuntut seluruh jajaran KKP bekerja dengan dedikasi tinggi dan profesional berbasis kompetensi masing-masing.

 “Ini bukan kali pertama KKP menjadi juara dalam BKN Award yang sudah berlangsung sejak tahun 2015. Tahun lalu, KKP meraih peringkat dua untuk kategori Penilaian Kinerja,” jelas Antam.

Antam mengatakan, pihaknya rutin melakukan penilaian kinerja jajaran KKP untuk mendorong peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang ada di KKP. Selain itu, program-program yang berkaitan dengan beasiswa pendidikan, jabatan, hingga pola karier disampaikan secara terbuka kepada para pegawai.

"Pegawai itu aset kita dalam melayani masyarakat, sehingga butuh human capital treatment agar kompetensi mereka terjaga dan bahkan terus meningkat," imbuh Antam.

Sebagai informasi, BKN kembali menggulirkan ajang BKN Award 2021 bagi Kementerian/Lembaga/Daerah (K/L/D) sebagai instansi pengelola kepegawaian terbaik dari penilaian indeks implementasi norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK) manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN).

Penilaiannya meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan ASN; pengangkatan ASN; pangkat; jabatan; pola karier; pengembangan karier ASN; mutasi; penilaian kinerja; penggajian, tunjangan, dan fasilitasi; penghargaan; disiplin; cuti; kode etik; pemberhentian; jaminan pensiun dan hari tua; pensiun; dan perlindungan.

Instansi pemenang BKN Award 2021 ditetapkan berdasarkan masing-masing kategori instansi, yakni Instansi Pusat melingkupi Kementerian dan Lembaga Negara/Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK); dan Instansi Daerah meliputi Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, serta Pemerintah Kota sebagai pelaksana manajemen ASN.

Peringkat 2 kategori Penilaian Kompetensi dalam ajang BKN Award 2021 menambah daftar panjang prestasi yang diraih KKP di tahun ini. Sebelumnya KKP meraih predikat Sangat Memuaskan pada hasil pengawasan kearsipan tahun 2020 yang diumumkan oleh ANRI pada pertengahan Juni 2021.


Sumber : KKP


Rabu, 30 Juni 2021

KKP Dorong Kemandirian Garam Nasional

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menerbitkan Buku Potret Garam Nasional, sebagai salah satu buku telaah akademik dalam rangka mendukung program prioritas KKP. Salah satu sasarannya adalah untuk kemandirian pengolah garam dalam negeri dan kesejahteraan petambak garam. Buku terbitan 2021 tersebut dibedah pada kegiatan Bincang Bahari, Selasa (29/6/2021), secara daring. 

Kepala BRSDM Sjarief Widjaja sebagai salah satu penyusun buku Potret Garam Nasional menyampaikan tujuan buku tersebut adalah untuk memberikan gambaran secara umum terkait kondisi pergaraman nasional dilihat dari kebutuhan, pemenuhan kebutuhan dan produksi nasional; memberikan gambaran berbagai metode produksi garam yang dikenal dan berkembang di masyarakat; memberikan arahan bagi pemberdayaan masyarakat petambak garam sebagai upaya pelaksanaan UU perlindungan nelayan, pembudidaya dan petambak garam; serta memberikan alternatif dan acuan bagi penyusun kebijakan, program dan kegiatan produksi garam menuju swasembada garam nasional. 

Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam penulisan buku ini dimaksudkan guna ketersediaan garam dari produksi dalam negeri untuk pemenuhan kebutuhan garam konsumsi dan garam industri; kemandirian industri pengolahan garam dalam negeri; serta meningkatnya kesejahteraan petambak garam dan industri pengolahan garam. 

Sementara itu, penulis lainnya yang merupakan narasumber pertama Bincang Bahari, Koordinator Perencanaan dan Kerja Sama Pusat Riset Kelautan (Pusriskel) BRSDM Ifan Ridlo Suhelmi mengatakan, kajian yang telah dibuat pada buku ini memuat beberapa ruang lingkup. Ruang lingkup tersebut meliputi gambaran kondisi pergaraman nasional; kebutuhan, produksi, produktivitas dan kualitas garam; jenis garam dan pemanfaatannya; metode produksi; metode pengolahan dan pemurnian; berbagai jenis turunan garam; serta analisis ekonomi pengusahaan dan pengolahan garam. 

“Jadi potret ini adalah mencuplik, menggambarkan sebagian dari permasalahan garam nasional ini. Yang kita bahas utamanya pada buku ini adalah potret bagaimana kita memproduksi garam, kemudian pengolahan yang ada di masyarakat. Tujuan dan sasarannya adalah memang untuk stakeholder kita, para petambak garam, para pengolah garam, sehingga nanti yang dikeluarkannya pun adalah teknologi yang sederhana bisa diakses oleh masyarakat. Jadi tidak berbicara tentang bagaimana untuk farmasi dan teknologi tinggi yang tidak dimiliki oleh UKM. Teknologi yang kita susun adalah yang sederhana yang bisa diakses oleh masyarakat salah satunya untuk memperoleh nilai tambah,” ujar Ifan. 

Penulis lainnya, yang menjadi narasumber kedua, Peneliti Pusriskel Rikha Bramawanto menyampaikan, terdapat tiga cara perolehan garam, yaitu solar salt, rock salt, dan vacum salt. Menurutnya, Indonesia sepenuhnya mengandalkan garam evaporasi (solar salt). 

Dia melanjutkan, terdapat beberapa metode produksi garam antara lain tradisional (Maduris dan Portugis), teknologi geomembran, prisma, tunnel, teknologi bestekin, teknologi integrasi lahan. Adapun proses produksi garam terdiri dari pengeringan lahan, pengolahan air peminihan, proses kristalisasi, proses pemungutan hasil, proses pencucian, dan proses di akhir musim. Lebih lanjut, dia membahas secara teknis terkait metode dan proses produksi, yang dibahas secara rinci pada buku yang dia susun.

Terakhir, sebagai narasumber ketiga, Direktur Jasa Kelautan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP, Miftahul Huda menyampaikan data tahun 2019 terdapat kurang lebih 22.856 hektare lahan garam dengan 14.719 petambak dan 70.000 lebih tenaga kerja pada musim puncak. Produksinya mencapai sekitar 2,4 juta ton garam rakyat ditambah 0,4 juta ton dari PT. Garam, sehingga totalnya hampir 2,9 juta ton. Jumlah SDM dan luas lahannya meningkat pada 2021, yaitu sekitar 16.000 petambak garam dan 23.000 hektare luas lahannya.

Pihaknya telah melakukan kegiatan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar), dengan kegiatan utama adalah integrasi lahan garam untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi; gudang garam sebagai jaminan kontinuitas pasokan garam bahan baku; serta penguatan SDM/kelembagaan melalui koperasi induk untuk menciptakan manajemen yang andal dan akselerasi koperasi primer untuk lebih berkembang maju.

“Beberapa wilayah dengan curah hujan lebih tinggi, seperti Aceh dan Pantai Selatan Jawa, dikembangkan produksi garam dengan metode tertutup, misalnya tunnel. Daerah dengan produksi yang melimpah dibangun Unit Pencucian dan Pemurnian Garam atau Washing Plant. Tujuh unit yang telah dibangun ada di Karawang, Indramayu, Brebes, Pati, Gresik, Pasuruan dan Sampang,” tambahnya.

Sebagai informasi, Buku Potret Garam Nasional merupakan buku telaah akademik ketiga terbitan BRSDM yang dibedah pada Bincang Bahari. Di akhir buku ini dimuat berbagai rekomendasi, yang terdiri dari rekomendasi teknologi produksi, pemurnian, dan sosial ekonomi.

Dua buku telaah akademik BRSDM yang telah dibedah sebelumnya berjudul “Model Pengembangan Kampung Ikan dalam Mendukung Kesejahteraan Masyarakat di Pedesaan” dan “Pengembangan Industri Perikanan Budidaya Berbahan Baku Pakan Lokal Menuju Kemandirian Pakan”. Rencananya pada Bincang Bahari selanjutnya akan dibedah pula buku-buku telaah akademik lainnya antara lain Shrimp Estate Teknologi Super Intensif; Rancangan Pengaturan Pungutan terhadap Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Tangkap Laut di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia; Pengembangan Pelabuhan Perikanan Terintegrasi untuk Mendukung Maluku Sebagai Lumbung Ikan Nasional; Perspektif Pembangunan Ekonomi Kelautan; serta Pengembangan Budidaya Lobster Berkelanjutan.

Kegiatan Bincang Bahari untuk membedah buku tersebut maupun topik lainnya dapat disaksikan pada channel Youtube KKP. Adapun kegiatan Bincang Bahari untuk membedah Buku Potret Garam Nasional dapat disaksikan pada link https://youtu.be/mD-BJdAk1wg.

 

Sumber : KKP