PELATIHAN

LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Kerjasama

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Jumat, 01 Oktober 2021

Perwakilan LRMPHP Ikuti Bimtek Pelayanan Publik Lingkup BRSDM

Staf pelayanan teknis LRMPHP Bantul mengikuti Bimbingan Teknis Pelayanan Publik lingkup Badan Riset Kelautan dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) secara daring, 30 September - 1 Oktober 2021. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Sekretariat BRSDM  di Aula Hydrophila Instalasi Riset Pengendalian Penyakit Ikan Jl. Perikanan Selatan no. 16, Pancoran Mas, Depok, diikuti oleh  UPT lingkup BRSDM.

Bimbingan Teknis Pelayanan Publik Lingkup BRSDM ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik  dengan  materi pembelajaran penyusunan proposal inovasi pelayanan publik dan persiapan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2022 pada aplikasi SINOVIK. 

Narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan Bimtek Pelayanan Publik Lingkup BRSDM yaitu dari Kemen PAN RB dengan materi Sosialisasi Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik, Kepala Pusdatin (setjen KKP) tentang Mekanisme dan Matrik penilaian inovasi, Kepala Pusat Standarisasi dan Kepatuhan – BKIPM tentang Program Pembinaan BKIPM dalam Pengembangan Inovasi Pelayanan Publik, Kepala Balai KIPM Mataram tentang Sharing pengalaman Success Story Inovasi SINOVIK, Inspektur I –Itjen KKP tentang Strategi Penyusunan Proposal SINOVIK, Pusat Standarisasi dan Kepatuhan – BKIPM tentang Paparan dan Penilaian Proposal Jasa Laboratorium,  Paparan dan Penilaian Proposal Jasa AN/ATKAPIN, Paparan dan Penilaian Proposal Jasa BST.

Penyelenggaraan Bimbingan Teknis Pelayanan Publik Lingkup BRSDM ini diharapkan dapat memberikan bahan dan masukan dalam rangka terus meningkatkan pelayanan publik khususnya di LRMPHP. Saat ini LRMPHP terus berbenah dalam memberikan inovasi pelayanan publik diantaranya pengajuan layanan penelitian dan magang secara daring dengan mengisi link formulir pendaftaran pelayanan kegiatan penelitian/magang di http://bit.ly/MekanisasiKP-Maset dan http://bit.ly/MekanisasiKP-MaKlik .


Kamis, 30 September 2021

Laju Pengeringan Bahan

Pengeringan ikan untuk pengawetan (Sumber https://visitklidang.files.wordpress.com/)

Kadar air menjadi parameter yang cukup penting dari produk pertanian dan perikanan. Hal ini karena dapat mempengaruhi aktivitas bakterial dan enzimatis dari suatu produk yang akhirnya akan berimbas pada masa simpan produk tersebut. Aktivitas bakterial dapat terlihat dari tumbuhnya jamur pada permukaan produk sedangkankan aktivitas enzimatik terlihat perubahan rasa atau aroma seperti ketengikan. Dengan mempertimbangkan keadaan tersebut maka beberapa produk pertanian dan perikanan terlebih dahulu dikeringkan atau diturunkan kadar airnya sebelum disimpan. 

Prinsip dalam pengeringan adalah penghantaran panas dan massa dalam waktu yang bersamaan. Kadar air yang ada di dalam bahan dikeluarkan dengan prinsip perbedaan tekanan udara pengering dengan bahan. Proses pengeluaran kadar air ini berlangsung hingga pada titik kadar air kesetimbangan dimana mikroorganisme, serangga dan enzim tidak aktif. Kadar air kesetimbangan merupakan kondisi dimana tekanan uap air bahan sama dengan tekanan uap air lingkungan, sehingga tidak ada lagi aliran uap air dari bahan ke lingkungan. 

Dalam bukunya ,Henderson, S.M dan Perry, RL yang berjudul Agricultural Process Engineering (1976) membagi proses pengeringan dalam tiga tahapan, yaitu initial period pada tahapan ini energi panas digunakan untuk menaikkan temperatur bahan. Selanjutnya constant period dimana terjadi penguapan pada kadar air bebas yang ada dibahan. Pada tahapan ini laju pengeringan berlangsung tetap. Diakhiri dengan falling rate period yaitu kondisi saat kadar air bebas yang ada dibahan telah habis digantikan dengan proses difusi air dari dalam bahan menuju permukaan. Dalam tahapan ini kecepatan laju pengeringan akan semakin menurun seiring dengan lamanya waktu pengeringan dan akan diakhiri pada kondisi kadar air kesetimbangan bahan. Batasan antara constant period dan falling rate period adalah kadar air kritis. Kadar air kritis adalah suatu keadaan dimana jumlah air bebas pada permukaan bahan tidak cukup untuk mempertahankan aktivitas air sama dengan satu. Untuk lebih memudahkan pemahaman tahapan laju pengeringan dapat dilihat pada Gambar 1. 

Gambar 1. Grafik kadar air bahan, suhu bahan dan laju pengeringan bahan (https://kanalpengetahuan.tp.ugm.ac.id/menara-ilmu/2017/755-teknik-pengeringan.html)

Penulis : Koko Kurniawan - LRMPHP


Selasa, 28 September 2021

LRMPHP Ikuti Forum Konsultasi Publik Lingkup BRSDM

 Forum Konsultasi Publik Lingkup BRSDM

Perwakilan LRMPHP mengikuti kegiatan Forum Konsultasi Publik Lingkup BRSDM dengan tema Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik  KP untuk Indonesia Maju yang diselenggarakan secara daring melalui aplikasi zoom pada 28 September 2021, diikuti oleh penyedia layanan publik pada satker lingkup BRSDM dan stake holder. Kegiatan ini sebagai wadah berdialog untuk menyampaikan berbagai kebijakan dan program pelayanan publik, pelaksanaan hingga pengawasannya.

Forum Konsultasi Publik Lingkup BRSDM dibuka oleh Plt. Kepala BRSDM Kusdiantoro, dan menghadirkan tiga narasumber yaitu Kepala BPPP Tegal Muhlisin yang memberikan materi tentang Basic Safety Training, Kepala BRPI Sukamandi Joni Haryadi tentang Jasa Laboratorium dan Kepala BPPP Banyuwangi Achmad Subijakto tentang AN/ATKAPIN.

Dalam sambutannya, Plt. Kepala BRSDM menyampaikan bahwa forum ini pada hakekatnya merupakan tindak lanjut amanah UU No. 25 Tahun 2009 dan Permen KP No. 33 Tahun 2017, yang merupakan kewajiban dari semua satker pemberi layanan untuk terus meningkatkan kualitas pelayanannya sejalan dengan core value setiap ASN. Layanan yang diberikan hendaknya bersifat dinamis dengan terus berinovasi/berkreativitas agar layanan yang diberikan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Melalui Forum Konsultasi Publik ini, diharapkan diperoleh gambaran standar minimal pelayanan publik pada satker lingkup BRSDM, serta masukan dari stake holder berguna untuk penyempurnaan mutu layanan agar sesuai dengan harapan publik.


Senin, 27 September 2021

Zeolit, Kunci Pengelolaan Amonia Pada Transportasi Ikan

Udah tahu kan kalau Indonesia itu merupakan salah satu negara yang dilewati oleh cincin api atau biasa disebut Ring of Fire. Nah, tenyata cincin api ini tidak berbentuk benar-benar bulat seperti cincin melainkan menyerupai tapal kuda membentang sepanjang 40.000 km melewati Selandia Baru ke utara, kemudian berbelok ke barat melewati Indonesia, Jepang, pesisir selatan pantai Benua Amerika hingga pesisir barat berlanjut hingga ke Amerika Tengah (Gambar 1). Daerah cincin api ini sering mengalami gempa bumi tektonik yang disebabkan aktifitas magma dibawah permukaan kerak bumi dan banyak berjajar gunung-gunung berapi yang aktif. Keuntungan negara yang dilewati cincin api itu, salah satunya adalah melimpah akan mineral alam yang disebut zeolit (Gambar 2). Mineral ini biasanya masih tercampur dengan mineral lainnya seperti kalsit, gipsum, feldspar dan kuarsa. Zeolit juga banyak ditemukan mengendap pada daerah sumber air panas. 

Jadi sebenarnya apa sih zeolit ini? Zeolit alam merupakan senyawa alumino-silikat dengan struktur tiga dimensi berbentuk menyerupai sangkar (Gambar 3). Ion-ion logam dalam zeolit dapat digantikan oleh kation lain tanpa merusak struktur zeolit itu sendiri dan mempunyai sifat dapat menyerap air secara bolak-balik. Sifat penukar ion dan sorpsi (menyerap) inilah yang memungkinkan zeolit dipergunakan untuk pengolahan limbah perikanan. 

Salah satu limbah perikanan yang dapat membahayakan kehidupan ikan itu sendiri adalah sisa pakan dan feses yang jika terurai oleh mikroorganisme akan menjadi amonia yang bersifat toksik. Toksisitas amonia ini akan semakin tinggi ketika sistem yang dipergunakan adalah tertutup seperti pada pengangkutan ikan misalnya. 

Inilah salah satu permasalahan dalam pengangkutan ikan sistem tertutup yang dihadapi oleh masyarakat. Model transportasi benih hingga calon induk ikan yang lazim dipergunakan oleh masyarakat adalah sistem tertutup dengan menggunakan plastik yang kemudian diikat dengan karet gelang. Untuk transportasi dengan durasi diatas 1 jam dengan kepadatan yang cukup tinggi biasanya ditambahkan oksigen murni dalam kantong plastik tersebut. Banyaknya amonia dalam air oada transportasi ikan secara langsung berkaitan dengan tingkat pemberian dan protein dalam pakan. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemberokan/pemuasaan ikan sebelum transportasi dengan tujuan mengurangi eksresi amonia sehingga meminimalkan terjadinya akumulasi amonia dalam air. Jumlah akumulasi amonia pada saat transportasi sangat penting karena ikan memiliki nilai toleransi terhadap amonia dalam air dan jika melebihi nilai tersebut maka dapat menimbulkan kematian. Nah, akan tetapi, meskipun ikan sudah dipuasakan sebelum diangkut, ikan masih dapat mengeluarkan nitrogen sebagai pembentuk amonia dalam air melalui insang. Hal tersebut disebutkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Tim Peneliti LRMPHP tahun 2021 mengenai penggunaan zeolit sebagai absorben amonia pada simulasi transportasi koi sistem tertutup. Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa penggunaan zeolit mampu mengurangi kadar amonia dalam air hingga 8,35-12,83 ppm pada durasi transportasi 12 jam dan 14,64-15,98 ppm pada durasi transportasi 24 jam dengan dosis 40gr/liter air. Reaksi pengikatan amonia (NH4+) oleh zeolit ditunjukkan oleh persamaan kimia dibawah ini :

Potensi pertukaran kation logam (ion logam dengan bermuatan positif) tanpa merusak struktur backbone ini memungkinan zeolit dapat dimanfaatkan untuk pengolahan limbah industri yang lain. Selain itu, kelimpahan zeolit di Indonesia yang cukup banyak merupakan potensi alternatif untuk pengolah limbah industri yang murah.


Penulis : Iwan Malhani Al Wazzan - LRMPHP



Kamis, 23 September 2021

Penjajakan Kerjasama LRMPHP dan UGM dalam Kegiatan Penelitian dan Magang

Kepala LRMPHP paparkan peluang kegiatan penelitian dan magang

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan, LRMPHP Bantul mengikuti Workshop Penjajakan Mitra Penelitian dan Magang, 22 September 2021 yang diselenggarakan oleh Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM secara daring melalui aplikasi zoom. Selain LRMPHP, kegiatan ini diikuti oleh Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Yogyakarta, dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut (BBPPBL) Gondol. 

Kegiatan workshop dibuka oleh Ketua Departemen Perikanan Dr. Alim Isnansetyo, M.Sc, sekaligus memberikan sambutan pengantarnya. Dalam sambutannya, Ketua Departemen Perikanan menyampaikan bahwa kegiatan ini untuk memberikan gambaran mengenai kegiatan penelitian dan magang mahasiswa di instansi mitra, sekaligus sebagai penjajakan awal kemungkinan kerjasama pelaksanaan kegiatan tersebut untuk mendukung Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka/MBKM bagi mahasiswa. Narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan ini, Kepala LRMPHP Bantul, BKIPM Yogyakarta, dan BBPPBL Gondol untuk mempresentasikan peluang kegiatan penelitian dan magang bagi mahasiswa di unit kerjanya.

Kepala LRMPHP Luthfi Assadad dalam paparannya menyampaikan  bahwa LRMPHP merupakan salah satu mitra potensial untuk menjadi tempat penelitian dan magang para mahasiswa. Hal ini terlihat dari data mahasiswa penelitian/magang di LRMPHP setiap tahunnya. Pada kesempatan ini, juga disampaikan prosedur layanan pengajuan pelaksanaan kegiatan penelitian/magang di LRMPHP. Pengajuan kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengirmkan surat permohonan penelitian/magang dari universitas/instansi asal yang ditujukan kepada Kepala LRMPHP  atau dapat juga disampaikan secara daring dengan mengisi link formulir pendaftaran pelayanan kegiatan penelitian/magang di http://bit.ly/MekanisasiKP-Maset dan http://bit.ly/MekanisasiKP-MaKlik .


Rabu, 22 September 2021

Identifikasi Benturan Kepentingan LRMPHP 2021

Berikut disampaikan kepada seluruh pegawai LRMPHP, masyarakat publik dan pemangku kepentingan, matriks identifikasi benturan kepentingan Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan tahun 2021.

1. Pejabat di lingkungan LRMPHP: Kepala Loka, koordinator manajerial

2. Pejabat Pengelola Keuangan: KPA, PPSPM, Bendahara Pengeluaran, Pejabat Pengadaan





Senin, 20 September 2021

Samberembe, Ikonik Mina Padi Indonesia

Minapadi Samberembe, Sleman D.I. Yogyakarta 

Hasil penggalian informasi oleh peneliti Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan menerangkan proses terbentuknya kampung minapadi di Samberembe, Sleman, Yogyakarta. Kampung Samberembe terbentuk oleh seorang petani di daerah Samberembe, Sleman Yogyakarta yang telah menjadi petani karena turunan dari leluhurnya. Selama sekitar 10 tahun terus menggeluti dunia pertanian secara konvensional. Tergerak ingin adanya perubahan, pada tahun 2012an mecoba teknologi yang ditawarkan yaitu teknologi minapadi jajar legowo oleh seorang penyuluh perikanan. Setelah 8 tahun lamanya kini petani tersebut terus berkembang didampingi penyuluh perikanan yang telah pensiun. Perubahan yang dirasakan oleh petani tersebut adalah meningkatnya pendapatan dari hasil penjualan panen padi dan ikan. Pendapatan dari minapadi yang didapatkan bisa mencapai 3 (tiga) kali lipat lebih banyak dari padi konvensional, tetapi modal yang diperlukan mengalami kenaikan juga sebesar 3 (tiga) kali saat modal operasional pertama. Dengan modal yang berlipat petani tersebut masih bertahan dengan minapadi karena ada harapan jika padi gagal panen masih tersedia ikan yang dapat dipanen. Peningkatan pendapatan yang diasampaikan oleh petani tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syaukat dan Juliatia pada tahun 2019 yang diterbitkan oleh Journal of the International Society for Southeast Asian Agricultural Sciences

Dalam buku Dari Lereng Merapi Menyentuh Dunia tahun 2020, Frans Hero Making menyebutkan sebuah foto minapadi yang berasal dari Sleman tersebar di Facebook pada tahun 2015 menjadi inspirasi bagi petani tersebut untuk berinovasi. Setelah foto tersebut beredar luas di masyarakat, banyak kunjungan berdatangan untuk mempelajari teknologi minapadi. Tidak hanya masyarakat biasa, orang dalam negeri, bahkan pejabat dan orang dari mancanegara perwakilan dari organisasi pangan dunia Food and Agriculture Organization (FAO) berkunjung ke Sleman.  Petani tersebut berinisiatif mengumpulkan kelompok-kelompok yang ada seperti kelompok petani, kelompok perikanan, dan tokoh masyarakat untuk membuat sebuah kampong wisata yang disebut Kampung Minapadi Samberembe.

Bertambahnya core bisnis petani tersebut mengakibatkan perubahan pada pendapatan yang diterima petani. Hal lain yang berubah adanya manajemen yang lebih teratur untuk membagi pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan-pekerjaan baru yang muncul antara lain penyediaan parkir tamu pengunjung, pengedukasi tamu mengenai minapadi, dan penyediaan kebutuhan konsumsi bagi pengunjung. Pembagian juga terjadi pada kelompok yang mengelola padi dan ikan, mereka membagi keuntungan dan kewajiban di daerah wisata tersebut. Keuntungan yang didapatkan dari daerah wisata ini dapat memotong jalur distribusi penjualan ikan dan padi. Hasil panen ikan dan padi dapat langsung dijual pada konsumen tanpa melalui pihak lain. Untuk memenuhi tenaga penjualan tersebut para wanita dari istri petani diberdayakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pengunjung, sehingga keluarga petani mendapatkan penghasilan tambahan juga. Dengan adanya pengunjung dari luar daerah menumbuhkan kesadaran kelompok petani untuk menjaga kebersihan, keindahan dan kenyamanan daerah Samberembe. Hal ini terlihat dengan adanya perubahan penataan sawah yang terlihat berubah sejak menjadi tempat wisata. Perubahan ini tidak terlepas dari peran organisasi di luar petani yang melihat potensi daerah wisata ini. Potensi kota Yogyakarta sebagai kunjungan wisata menjadi dasar ketertarikan pihak swasta memberikan penanaman modal pada daerah wisata Kampung Minapadi tersebut. Pemerintah ikut mendukung keberadaan Kampung Minapadi ini dengan memberikan bantuan daerah.

Terdapat banyak hal positif yang dapat dipelajari dari Minapadi Samberembe. Keberanian petani untuk berubah dari cara petani konvensional, menjadi petani dengan teknologi minapadi lalu mengembangkan menjadi daerah wisata minapadi. Perubahan terjadi karena ada pertambahan core bisnis yang dilakukan petani. Petani konvensional yang memiliki core bisnis menghasilkan padi berubah menjadi minapadi yang memilki core bisnis penghasil padi dan ikan lalu berubah menjadi daerah wisata yang memilki tambahan wisata sebagai core bisnisnya. Perubahan tersebut memiliki konsekuensi terhadap modal yang dikeluarkan serta penghasilan yang didapatkan. Modal seringkali menjadi penghambat untuk memulai perubahan. Hal tesebut pun menjadi kendala yang telah dilalui oleh petani Samberembe. Mereka dapat melalu halangan tersebut dengan bekerja sama antara kelompok yang ada, dan juga dapat meyakinkan pihak swasta daerah kampung minapadi memiliki potensi ekonomi. 

Keberlanjutan minapadi dapat tejadi ketika para petani hanya bergantung pada kekuatan sendiri. Kampung minapadi dapat meningkatkan faktor ekonomi masyarakat dengan penambahan penghasilan dari penjualan ikan, padi dan wisata. Penguatan sosial terjadi saat semua kelompok saling bekerjasama, sehingga benturan akibat penggunaan air dapat terhindari. Lingkungan dapat terjaga karena masyarakat akan sadar jika lingkungan rusak mengurangi kunjungan wisata.



Penulis : Zaenal Arifin Siregar - LRMPHP