PELATIHAN

LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Kerjasama

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Selasa, 26 Oktober 2021

HUT Ke-22, KKP Siapkan Roadmap Ekonomi Biru untuk Indonesia


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah menyiapkan roadmap pengelolaan sektor kelautan dan perikanan Indonesia dalam jangka waktu panjang hingga 2045. Roadmap ini bentuk komitmen Pemerintah Indonesia melalui KKP dalam menerapkan prinsip ekonomi biru pada sektor kelautan dan perikanan yang berkelanjutan untuk pembangunan ekonomi nasional. 

"Kebijakan ekonomi biru harus menopang pembangunan ekonomi Indonesia," ujar Presiden Joko Widodo melalui tayangan visual saat meluncurkan program Ekonomi Biru, Laut Sehat, Indonesia Sejahtera pada Perayaan HUT ke-22 KKP di Belitung Timur, Selasa (26/10/2021). 

Presiden Joko Widodo menambahkan perlunya terobosan dalam mengimplementasikan prinsip ekonomi biru pada sektor kelautan dan perikanan Indonesia. Sejauh ini terobosan yang sudah dilakukan KKP meliputi rencana kebijakan penangkapan terukur, peningkatan produktivitas komoditas budidaya berorientasi ekspor, serta pembangunan kampung-kampung budidaya. 

"Berbagai terobosan terus dilakukan KKP mulai dari pemanfaatan potensi budidaya laut secara terukur yang tetap menjaga kelestarian alam, keseimbangan ekologi, dan keanekaragaman hayati. Juga penguatan produksi unggulan ekspor serta pembangunan kampung-kampung budidaya yang tentunya berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan serta pesisir," tambah Presiden Joko Widodo. 

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, KKP tengah menyiapkan roadmap sebagai acuan pembangunan sektor kelautan dan perikanan hingga 25 tahun ke depan (2045) yang sesuai dengan prinsip ekonomi biru. 

Sebagai langkah awal implementasi ekonomi biru, KKP akan meluncurkan kebijakan penangkapan terukur pada 2022. Melakui kebijakan ini, KKP mengatur area panangkapan di WPPNRI dalam sistem zona dan kuota yang diperuntukkan bagi industri, nelayan lokal dan penghobi. 

Kemudian di subsektor perikanan budidaya akan dilakukan revitalisasi tambak tradisional menjadi lebih modern dan terintegrasi. Dari sekitar 247 ribu hektare tambak tradisional yang ada saat ini, 14 ribu hektare diantaranya akan direvitalisisai sehingga lebih produktif dan prosesnya ramah lingkungan. Untuk komoditas perikanan budidaya yang akan digenjot produktivitasnya adalah udang, lobster, kepiting dan rumput laut, yang seluruhnya unggulan ekspor. 

Pihaknya juga akan membangun kampung-kampung budidaya berbasis kearifan lokal untuk pengentasan kemiskinan dan menjaga komoditas perikanan lokal bernilai ekonomi tinggi dari kepunahan. Kampung budidaya ini tersebar untuk komoditas perikanan darat (tawar), payau atau pesisir, serta laut.

"Tahun 2022 akan menjadi tonggak sejarah, dimana kita akan melakukan yang terbaik untuk implementasi tiga program terobosan KKP, yaitu penangkapan terukur, budidaya yang berorientasi ekspor, dan kampung budidaya yang berbasis pada kearifan lokal. Dalam hal ini, KKP tengah menyiapkan blue print pembangunan jangka panjang sampai 2045," ujar Menteri Trenggono dalam sambutannya pada acara HUT ke-22 KKP di Belitung Timur.

Menteri Trenggono menambahkan, bahwa implementasi ekonomi biru merupakan kewajiban semua pihak mulai dari pemerintah pusat, daerah serta masyarakat kelautan dan perikanan. Untuk itu menurutnya perlu komitmen bersama dalam menghadirkan laut Indonesia yang sehat untuk pembangunan ekonomi nasional.


"Saya titip pada pemda, bagaimana menjaga laut tetap sehat, tidak kotor dan kumuh. Jadi definisi ekonomi biru adalah komitmen bersama menjaga laut tetap sehat untuk masa depan generasi mendatang," tegasnya.

Ketua Komisi IV DPR Sudin mendukung penuh program-program terobosan berbasis ekonomi biru yang sudah dicanangkan oleh KKP. Sebab sektor kelautan dan perikanan bukan hanya sebagai sumber ekonomi, tapi juga kebutuhan pangan sehingga pemanfaatannya harus berkelanjutan.

"Saya menyakini dengan transformasi pendekatan ekonomi biru ini, maka ke depan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan dapat lestari demi memenuhi kebutuhan pangan dunia dan keberlanjutan untuk generasi yang akan datang," ujar Sudin.

Sudin juga menekankan perlunya peningkatan anggaran kementerian untuk mendukung pelaksanaan program ekonomi biru di sektor kelautan dan perikanan. Anggaran KKP dinilainya sangat kecil tidak lebih 1 persen dari APBN. Padahal, potensi kelautan dan perikanan Indonesia sangat besar dalam memberikan devisa negara.

Sementara itu, Wakil Gubernur Bangka Belitung Abdul Fatah juga menyampaikan dukungan atas program ekonomi biru yang diluncurkan oleh KKP pada HUT ke-22 ini. Program tersebut diakuinya sudah ditunggu daerahnya yang merupakan daerah kepulauan, dimana 80 persen wilayah Bangka Belitung merupakan perairan.

Pada perayaan HUT ke-22, KKP menggelar beragam kegiatan sosial, mulai dari donor darah, penanaman vegetasi pantai, bersih pantai dan sungai, pelepasliaran biota laut hingga melakukan edukasi mengenai alat tangkap ramah lingkungan ke tengah masyarakat.

KKP juga menyerahkan bantuan untuk masyarakat yang nilainya mencapai Rp234 miliar, melalui direktorat dan badan yang ada di lingkup kementerian. Diantaranya bantuan 8 unit kapal hasil penindakan praktik illegal fishing, bioflok, mesin pakan, excavator, alat tangkap ramah lingkungan, serta bantuan pinjaman modal usaha.

Di momen HUT ini juga, KKP turut melakukan pelepasan ekspor serentak produk perikanan melalui berbagai pelabuhan dan bandara sebanyak 18.979 ton dan 1,2 juta ekor ikan hias ke 46 negara.

 

Sumber : kkp


Jumat, 15 Oktober 2021

LRMPHP Terima Kunjungan Kepala Dinas Perikanan Kab. Tanah Bumbu

Kepala LRMPHP menerima kujungan Kadis Perikanan Kab. Tanah Bumbu, Yulian Herawati

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) menerima kunjungan Dinas Perikanan Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan, 14 Oktober 2021. Kunjungan yang dipimpin oleh Kepala Dinas Perikanan Kab. Tanah Bumbu, Yulian Herawati beserta penyuluh perikanan setempat diterima Kepala LRMPHP, Luthfi Assadad beserta staf.

Kepala Dinas Perikanan Kab. Tanah Bumbu menyampaikan bahwa kunjungannya ini dalam rangka kunjungan edukasi bidang pengolahan produk perikanan dan mekanisasi pengolahan hasil perikanan. Kegiatan ini juga sebagai media pembekalan bagi penyuluh perikanan untuk menambah wawasan  dalam memberikan pembinaan kepada pelaku perikanan di Kab. Tanah Bumbu. Kepala Dinas Kab. Tanah Bumbu berharap akan mendapatkan masukan tentang pengembangan produk perikanan guna pengembangan perikanan yang lebih baik di Kab. Tanah Bambu.

Kunjungan ke ruang display peralatan LRMPHP

Selain sharing pengetahuan dan pengalaman dibidang pengolahan produk perikanan dan mekanisasi, juga dilakukan kunjungan ke ruang display peralatan LRMPHP untuk melihat berbagai peralatan hasil riset. Peralatan hasil riset LRMPHP ini akan dijadikan sebagai bahan studi komparasi dalam pengadaan peralatan perikanan di Kabupaten Tanah Bumbu agar spesifikasi yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan pengguna dan bernilai ekonomis. 

Pada kesempatan ini,  Kepala LRMPHP berharap dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan perikanan Kab. Tanah Bumbu khususnya dibidang mekanisasi pengolahan hasil perikanan. Kepala LRMPHP juga menawarkan kesempatan kerjasama program magang maupun pelatihan bagi pelaku usaha perikanan Kab. Tanah Bumbu. 

Kamis, 14 Oktober 2021

HUT Ke-22, KKP Raih Anugerah Prahita Ekapraya


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menerima Anugerah Parahita Ekapraya (APE) 2020 dengan kategori Mentor dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).

APE merupakan penghargaan yang diberikan kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang dinilai telah berkomitmen dalam pencapaian dan perwujudan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak, serta memenuhi kebutuhan anak.

Selain itu, penghargaan ini sebagai bentuk pengakuan atas komitmen dan peran para pimpinan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dalam upaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam Strategi PUG (pengarus utamaan gender). 

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebut raihan Anugerah Parahita Ekapraya yang bertepatan dengan bulan HUT ke-22 KKP, merupakan kado istimewa. 

"Pemberian penganugerahan ini merupakan kado untuk ulang tahun KKP yang ke-22 dan menjadikan penyemangat dalam menyejahterakan para nelayan, pembudidaya ikan, pengolahan dan pemasar hasil kelautan serta petambak garam," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan dalam video testimoni atas penghargaan yang diterima. 

Menurutnya, pengarus utamaan gender pada peningkatan peran, akses, kontrol, dan manfaat dalam pembangunan kelautan dan perikanan, akan meningkatkan perspektif keadilan dan kesetaraan gender, terutama dalam setiap program prioritas yang dilakukan KKP, baik di pusat maupun daerah. 

Penyerahaan penghargaan APE 2020 berlangsung secara daring pada Rabu (13/10/2021). Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar hadir mewakili Menteri Trenggono.


Sumber : kkp





LRMPHP Kembangkan Bioplastik Ramah Lingkungan dari Karaginan Rumput Laut (Bagian Plasticizer)

Bioplastik ( Sumber : https://www.krjogja.com/peristiwa/nasional/masyarakat-bakal-terbebani-dengan-penerapan-cukai-plastik)


Menurut Kipngetich dan Hillary yang dipublikasikan dalam International Journal of Green and Herbal Chemistry pada tahun 2013, setiap tahun terdapat sekitar 265.000.000 ton plastik yang diproduksi dan digunakan di dunia untuk keperluan industri maupun rumah tangga. Plastik ini tidak dapat terurai dalam waktu singkat sehingga dapat menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan, seperti banjir dan munculnya marine debris. Solusi untuk permasalahan ini yaitu dengan menggunakan bioplastik. Radhiyatullah, et al dalam Jurnal Teknik Kimia USU pada tahun 2015 menyampaikan bahwa bioplastik merupakan plastik yang dapat terurai oleh mikroorganisme dan terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui. 

Tim peneliti dari LRMPHP telah mengembangkan metode dan peralatan yang digunakan untuk mengolah biji bioplastik dari karaginan rumput laut. Metode yang digunakan yaitu metode ekstrusi; sedangkan peralatan yang digunakan yaitu : mixer yang berfungsi untuk mencampurkan bahan hingga homogen, single screw extruder yang berfungsi untuk memproses campuran bahan tersebut dengan suhu dan kecepatan tertentu hingga membentuk ekstrudat, dan pelletizer yang berfungsi untuk memotong ekstrudat tersebut menjadi ukuran yang ditentukan.

Plasticizer merupakan salah satu komponen utama dalam pembuatan bioplastik. Menurut Parra et al. yang dipublikasikan dalam Jurnal Carbohydrate Polymers pada tahun 2004, penambahan plasticizer untuk bioplastik bertujuan untuk mengatasi kerapuhan film yang disebabkan oleh gaya antarmolekul yang tinggi. Plasticizer mengurangi kekuatan ini dan meningkatkan mobilitas rantai polimer, sehingga meningkatkan fleksibilitas dan ekstensibilitas film bioplastik. Di sisi lain, plasticizer umumnya mengurangi permeabilitas gas, uap air dan zat terlarut dari film bioplastik serta dapat menurunkan elastisitas dan kohesi.

Maneking, et al dalam Jurnal MIPA Universitas Sam Ratulangi tahun 2020 membuat bioplastik dari pati singkong dengan gliserol dan air sebagai plasticizer, sedangkan Kumoro dan Purbasari dalam Jurnal Teknik membuat bioplastik dari tepung nasi aking dan tepung singkong dengan gliserol sebagai plasticizer. Boortom (2008) dalam International Food Research Journal menyampaikan bahwa penggunaan gliserol memberikan kelarutan yang lebih tinggi pada film plastik dibandingkan sorbitol, sedangkan menurut Ginting, et al. (2015) yang dipaparkan dalam The International Journal of Engineering and Science, bioplastik dengan plasticizer gliserol memiliki fraktur yang halus dan rongga yang kecil.


Penulis : Putri Wullandari - LRMPHP


Jumat, 08 Oktober 2021

Peluang Kitosan Sebagai Biosensor

Kitosan (Sumber : https://chitomicassava.wordpress.com/)

Sensor adalah perangkat yang mampu menerima dan merespon sinyal dan mengubahnya menjadi energi listrik yang dapat dikenali. Perangkat seperti itu yang digunakan pada bidang biologi disebut biosensor. Sehingga dapat diartikan bahwa biosensor adalah perangkat analitik yang menggunakan reaksi biokimia dari salah satu elemen identifikasi seperti protein, enzim dan DNA. Banyak keuntungan yang didapat dalam menggunakan teknologi ini antara lain bentuk yang sederhana, mudah dibawa-bawa, hasil cepat dan akurat, serta hasil yang mudah dibaca.

Kitosan menjadi pertimbangan sebagai bahan pembuat biosensor karena sifat fisikokimianya yang dapat diubah dengan cara merubah berat molekul dan derajat deasetilasinya. Kitosan merupakan salah satu polimer yang jumlahnya melimpah di alam dan ramah lingkungan karena memiliki tingkat toksisitas yang rendah. Selain itu kitosan juga memiliki sifat penghambat bakteri, biodegradable, permeabilitas tinggi, pembentukan gel yang baik dan permukaannya dapat dimodifikasi menggunakan gugus fungsi secara kimiawi. Karakteristik tersebut membuat kitosan banyak diaplikasikan dibanyak bidang terutama medis dan teknik sebagai bahan biosensor.

Kitosan dapat digunakan sebagai biosensor dengan cara memodifikasi permukaannya menggunakan BRE (biological recognition elements). Contoh dari BRE antara lain DNA, enzim, protein, antibodi dll. Jenis BRE yang digunakan pada nanokomposit berbasis kitosan menentukan jenis sinyal seperti warna, intensitas, dll. Serta menjadi faktor utama dalam pembuatan biosensor. Kitosan menjadi salah satu polimer yang populer dalam bidang biosensor karena telah berhasil digunakan untuk berbagai macam pendeteksian. Salah satu yang berhasil adalah penelitian yang dilakukan Ibrahim El Sherbiny yang dimuat pada Internatonal Journal of Biological Macromolecules pada tahun 2016. Pada penelitiannya dia menggunakan biosensor berbasis kitosan untuk mendeteksi kadar ammonia dengan konsentrasi rendah. Nilai regresi linear yang didapatkan antara biosensor dan ammonia dengan konsentrasi 10-50 ppm adalah 0,98.


Penulis : Toni Dwi Novianto - LRMPHP


Senin, 04 Oktober 2021

Loka Riset Mekanisasi Kembangkan Sistem Akuakultur Cerdas

Dengan perkembangan teknologi, budidaya perikanan (akuakultur) telah berubah dari sistem tradisional yang secara intensif menggunakan tenaga kerja manusia menjadi sistem mekanisasi dan perlahan berubah menjadi sistem otomatis. Sistem tradisional sangat tergantung dari pengalaman tenaga kerja dan biaya upah yang tinggi sedangkan sistem mekanisasi dan otomatis bisa mengurangi jumlah tenaga kerja dan penggunaan sumber daya alam seperti air dan pakan juga bisa lebih efisien. Terlebih saat ini ketertarikan tenaga kerja dibidang akuakultur semakin berkurang sementara permintaan produk akuakultur terus meningkat, sehingga kebutuhan terhadap model akuakultur berbasis intelligences (kecerdasan) menjadi hal yang mendesak. Hadirnya Internet of Things (IoT), big data, artificial intelligence, 5G networks, cloud computing, dan teknologi robot menjadi dasar bisa tercapainya akuakultur cerdas.

Prinsip kerja dari akuakultur cerdas adalah sebagai berikut:

  1. Pengumpulan data dan informasi dasar dalam akuakultur antara lain data suhu, kadar oksigen terlarut, pH, ammonia dan berbagai parameter kualitas air serta data pendukung seperti suhu udara, kelembaban, curah hujan maupun intensitas sinar matahari. Data-data ini dikumpulkan menggunakan berbagai jenis sensor, kamera pengambil data digital. 
  2. Data-data yang terkumpul tersebut dikirim ke pusat kontrol melalui jaringan komunikasi. 
  3. Data kemudian diolah di pusat kontrol untuk memberikan keputusan terkait status kualitas air dan ikan dalam kolam. Pusat control bisa terletak dimana saja tidak harus dekat dengan lokasi akuakultur atau sering disebut cloud platform.  
  4. Feedback dari informasi tersebut untuk eksekusi alat dan mesin operasional dalam kolam, sehingga pengoperasian alat dan mesin menjadi lebih efektif dan efisien.

Sebagai contoh penerapan sistem ini adalah aerator cerdas yang sedang dikembangkan para Peneliti Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) pada kolam udang (Gambar 1). Pada sistem tradisional pembudidaya akan mengoperasikan aerator secara manual tapi dengan sistem otomatis pembudidaya dapat mengoperasikan aerator menggunakan telepon genggam maupun komputer dan tanpa harus di lokasi kolam. Data yang dikumpulkan melalui sensor real-time berupa oksigen terlarut (DO), suhu, pH dan arus air akan dikirimkan ke pusat kontrol melalui jaringan internet yang kemudian diolah untuk diputuskan apakah aerator harus hidup (ON) atau mati (OFF) dan berapa aerator yang harus hidup serta di lokasi mana saja aerator yang ON. Nilai keputusan dari data ditentukan oleh pembudidaya, misal pada nilai DO 0-5, pH < 6 semua aerator ON dan bila DO bernilai 5.1-6 hanya 2 aerator yang ON dan pengaturan lain. Saat data menunjukkan nilai tersebut maka sistem akan memerintahkan aerator untuk ON/OFF secara otomatis. Dengan sistem otomatis tersebut waktu operasi aerator dapat dikendalikan dengan kualitas air tetap terjaga dan biaya operasional aerator dapat diminimalkan. Banyak contoh lain terkait akuakultur cerdas yang saat ini sudah dipraktekkan oleh para pembudidaya. 

Penerapan akuakultur cerdas di tambak udang

Sistem akuakultur cerdas akan meningkatkan keberlanjutan dan efisiensi penggunaan sumber daya alam, juga mengurangi biaya operasional, meningkatkan produktifitas serta kualitas produk yan dihasilkan. Namun, meski memiliki banyak keunggulan, penerapan akuakultur cerdas tetap mempunyai beberapa kendala yang perlu diperhatikan antara lain; 

  1. Pemilihan sensor yang tepat, langkah awal dalam pemilihan sistem adalah sensor. Pengumpulan data dimulai dengan menggunakan sensor. Sensor yang digunakan harus benar-benar akurat dan juga memiliki durabilitas yang tinggi, hal ini karena dalam akuakultur penggunaan sensor sebagian besar akan terendam dalam air bahkan air bersalinitas tinggi. Dan sensor dengan kriteria ini harganya mahal.
  2. Stabilitas jaringan internet. Tidak dipungkiri bahwa keberadaan lokasi aquakultur di Indonesia berada di daerah-daerah yang jaringan internetnya tidak bagus. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap proses pengiriman data baik sebelum proses maupun setelah diproses.
  3. Untuk membangun akuakultur cerdas dibutuhkan modal awal yang belih besar dibandingkan sistem tradisional untuk pengadaan komponen sistem cerdas. Meskipun biaya ini bisa ditutupi oleh turunnya biaya operasional.


Penulis : Arif Rahman Hakim - LRMPHP


Minggu, 03 Oktober 2021

KKP Gelar Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari Peringati HUT Ke-22



Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-22 bertemakan Ekonomi Biru untuk Indonesia. Penghargaan tersebut bentuk apresiasi kepada insan pers yang selama ini membantu menginformasikan program-program KKP ke tengah masyarakat.

Penganugerahan terbagi dalam tiga kategori, masing-masing tulisan terbaik untuk media online dan cetak, serta foto jurnalistik terbaik. Total hadiah sebesar Rp100 juta dan penyerahan berlangsung di puncak peringatan HUT ke-22 KKP pada 26 Oktober 2021.

 

“Peringatan HUT tahun ini ada beberapa kegiatan yang kami gelar. Salah satunya Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari sebagai bentuk apresiasi dan terima kasih kami kepada teman-teman media,” ujar Sekretaris Jenderal Antam Novambar dalam siaran resmi KKP, Jumat (1/10/2021).

 

Periode pengumpulan karya tulis jurnalistik maupun foto jurnalistik berlangsung mulai 1 sampai 22 Oktober 2021. Karya jurnalistik yang diikutsertakan dalam lomba merupakan hasil publikasi di media pada periode 1 Agustus sampai 22 Oktober 2021.

 

Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan yang juga Ketua Pelaksana HUT ke-22 KKP, Doni Ismanto mengatakan, tema yang diangkat dalam lomba karya jurnalistik ini sesuai dengan program terobosan Menteri Sakti Wahyu Trenggono untuk periode 2021-2024.

 

“Penangkapan ikan terukur, budidaya perikanan yang kompetitif berorientasi ekspor atau sesuai dengan kearifan lokal, hingga peningkatan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang digunakan untuk meningkatkan pembangunan sektor Kelautan dan Perikanan selama ini digaungkan Pak Menteri. Tema-tema ini diangkat dalam lomba, karena kita ingin melihat melalui kacamata media menyajikan sesuai dengan standar jurnalistik,” katanya.

 

Diharapkannya, melalui Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari akan muncul karya-karya jurnalistik yang bermutu tinggi dalam memberitakan sektor kelautan dan perikanan. “Kami mengharapkan kerjasama dengan teman-teman media juga semakin erat dalam rangka menjadikan sektor Kelautan dan Perikanan sebagai Prime Mover perekonomian bangsa di masa depan. Karya jurnalistik yang memberi inspirasi dan membangkitkan semangat tentu akan membuat sektor kelautan dan perikanan makin maju sesuai prinsip ekonomi biru,” tutupnya.

 

Selain anugerah karya jurnalistik, KKP menggelar Tiktok Video Challenge berupa testimoni 22 Tahun KKP, yang isinya bisa berupa pengetahuan atau penjelasan menarik mengenai tema Ekonomi Biru untuk Indonesia. Pengumpulan karya mulai 5 sampai 22 Oktober 2021.

 

Berikut informasi lebih detail mengenai syarat dan ketentuan peserta Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari dan Tiktok Video Challenge dalam rangka peringatan HUT ke-22 KKP:

 

Syarat dan Ketentuan Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari

1. Peserta adalah jurnalis Indonesia yang bekerja di berbagai media, baik cetak ataupun online lokal, nasional, kantor berita asing
2. Tema Ekonomi Biru untuk Indonesia dengan turunan Penangkapan Ikan Terukur, Dukungan PNBP Sektor Kelautan dan Perikanan, Komoditas Ekspor Budidaya Berbasis Kawasan, serta Pengentasan Kemiskinan Melalui Kampung-Kampung Budidaya
3. Setiap peserta dapat mengirim lebih dari satu karya jurnalistik
4. Karya jurnalistik yang dikirim harus sesuai dengan tema dan merupakan karya orisinil yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan saduran, dan non-SARA
5. Karya jurnalistik yang diikutsertakan dalam lomba merupakan hasil publikasi di media pada periode 1 Agustus – 22 Oktober 2021
6. Khusus foto Jurnalistik, editing diperbolehkan hanya sebatas basic, yaitu brightness/contrast level/hue/saturation serta cropping tidak diizinkan melebihi 10 persen dari foto asli
7. Karya jurnalistik yang akan dilombakan dikirim dalam bentuk softcopy (Format PDF untuk tulisan, dan JPEG/JPG untuk Foto) dengan bukti/link tayang di media
8. Dokumen wajib dilengkapi KTP dan Kartu Pers, dikirim melalui email ke humas.kkp@kkp.go.id dengan subyek Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari
9. KKP memiliki hak dan wewenang untuk mempublikasikan karya jurnalistik peserta lomba dengan mencantumkan penulisnya
10. Karya diterima Panitia paling lambat pada 22 Oktober 2021, pukul 23.59 WIB
11. Keputusan dewan juri adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

 

Syarat dan Ketentuan Tiktok Video Challenge
1. Lomba membuat konten tiktok kreatif
2. Peserta berasal dari berbagai kalangan dan usia
3. Karya tiktok bertemakan "Testimoni 22 Tahun KKP", bisa berupa pengetahuan atau penjelasan menarik mengenai tema tersebut
4. Video dibuat sekreatif mungkin dan merupakan karya orisinil, tidak mengandung SARA, serta sumber dicantumkan berdasarkan sumber terpercaya
5. Penggunaan hashtag #EkonomiBiruuntukIndonesia #LombaHUTKKP22 #KKPGOID
6. Periode pengumpulan karya mulai tanggal 5 Oktober sampai 22 Oktober pkl 23.59 WIB
7. Pemenang akan diumumkan pada Hari Ulang Tahun KKP yang ke 22 tanggal 26 Oktober 2021 melalui media sosial KKP (Tiktok dan Instagram)
8. Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat.

 

Di samping perlombaan untuk eksternal, KKP juga menggelar kegiatan yang diperuntukkan bagi para pegawai yang ada di pusat dan daerah, serta stakeholder kelautan dan perikanan. Kegiatan berupa lomba penulisan dan anugerah Insan Bahari.

 

Sumber : kkp