Seiring dengan meningkatnya kebutuhan pangan khususnya ikan yang dibatasi oleh menurunnya stok ikan di alam akibat kegiatan eksploitasi yang terus menerus, maka kegiatan perikanan saat ini dan masa mendatang secara global bertumpu pada produksi perikanan budidaya. Bahkan FAO memprediksi pada tahun 2030 mendatang, 75 persen kebutuhan konsumsi ikan dunia akan disediakan oleh ikan-ikan hasil produksi budidaya. Karenanya, manajemen pemberian pakan ikan menjadi salah satu isu penting dalam sektor budidaya perikanan.
Manajemen pemberian pakan secara konvensional yang dilakukan saat ini dinilai masih jauh dari efektif dan efisien karena menyebabkan biaya pakan yang tinggi, rendahnya produktifitas pekerja, tingginya tekanan oleh kondisi lingkungan sekitar, tingginya resiko dalam hal pemijahan ikan, serta kegiatan pemberian pakan tidak dapat diatur menyesuaikan kondisi-kondisi tertentu dari stok ikan yang ada di lapangan (An dkk., 2021).
Ilustrasi mesin pemberi pakan ikan otomatis (sunber: www.agriexpo) |
Seiring dengan pesat kemajuan teknologi di bidang artificial intelligent (AI), pemberian pakan pintar ikan (smart feeding) juga kini telah dikembangkan oleh peneliti-peneliti di dunia dengan memanfaatkan teknologi computer vision. Berbeda dengan cara kerja mesin pemberi makan otomatis yang sudah banyak digunakan oleh pembudidaya dan perusahaan, pemberi pakan pintar memiliki beberapa keunggulan. Pada mesin pemberi pakan otomatis, hanya menyediakan atau menebar sejumlah pakan dengan jumlah tertentu dalam rentang periode yang telah diatur sebelumnya, dengan kata lain fungsinya hanya menggantikan petugas pemberi pakan manual. Mesin pakan otomatis tidak dapat menyesuaikan jumlah pakan yang dibutuhkan pada waktu riil berdasarkan perubahan perilaku ikan atau saat terjadi perubahan lingkungan tambak. Namun dengan memanfaatkan teknologi computer vision, mesin yang dihasilkan menjadi “pintar” yaitu dengan memanfaatkan sensor serta metode pendukung lainnya untuk dapat mengatur program dalam mesin pemberian pakan konvensional.
Ilustrasi prinsip kerja sistem pemberian pakan ikan pintar (sumber: Alammar and Al-Ataby, 2018) |
Beberapa pengembangan mesin pakan pintar berbasis computer vision dilaporkan oleh Liu dkk. (2014) yang mendeteksi kebiasaan makan ikan berdasarkan computer vision feeding index (CVAI). Data yang diperoleh melalui CVAI secara prinsip diambil berdasarkan pergerakan ikan yang ditangkap oleh kamera yang kemudian dianalisis dan dihitung jumlah dan waktu yang tepat untuk pemberian pakannya. Sedangkan Atoum dkk (2015) secara kontinu mengatur sistem pemeliharaan ikan di tambak menggunakan informasi dari signal yang diambil dan diproses melalui sensor kamera. Mesin pakan pintar yang dikembangkannya dapat menentukan apakah pakan ikan perlu ditebarkan atau tidak. Jumlah pakan yang ditebarkan oleh mesin disesuaikan dengan informasi yang didapat dari visual dari kamera yang telah difilter terhadap area-area spesifik di kolam yang telah ditentukan. Sistem yang dikembangkan oleh Atoum dkk tidak hanya menentukan jumlah pakan yang ditebarkan namun juga dapat menilai apakah jumlah pakan yang diberikan terlalu banyak pada pemberian periode selanjutnya. Selain itu, pengembangan mesin pakan pintar juga dilakukan oleh Zhou dkk. (2016) dengan menggunakan sensor kamera near-infrared (NIR) dan model neuro fuzzy untuk mengontrol waktu dan jumlah pakan ikan berdasarkan kebiasaan makannya.
Masih banyak lagi peneliti-peneliti lainnya yang sedang mengembangkan mesin pakan ikan berbasis computer vision, yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi perikanan budidaya, sekaligus secara efektif mengurangi biaya operasional yang dikeluarkan untuk pekerja di tambak.
Penulis: Bakti Berlyanto Sedayu - LRMPHP