PELATIHAN

LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Kerjasama

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Sabtu, 04 Desember 2021

Pengembangan Teknologi Computer Vision pada Mesin Pemberi Pakan Ikan

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan pangan khususnya ikan yang dibatasi oleh menurunnya stok ikan di alam akibat kegiatan eksploitasi yang terus menerus, maka kegiatan perikanan saat ini dan masa mendatang secara global bertumpu pada produksi perikanan budidaya. Bahkan FAO memprediksi pada tahun 2030 mendatang, 75 persen kebutuhan konsumsi ikan dunia akan disediakan oleh ikan-ikan hasil produksi budidaya. Karenanya, manajemen pemberian pakan ikan menjadi salah satu isu penting dalam sektor budidaya perikanan.

Manajemen pemberian pakan secara konvensional yang dilakukan saat ini dinilai masih jauh dari efektif dan efisien karena menyebabkan biaya pakan yang tinggi, rendahnya produktifitas pekerja, tingginya tekanan oleh kondisi lingkungan sekitar, tingginya resiko dalam hal pemijahan ikan, serta kegiatan pemberian pakan tidak dapat diatur menyesuaikan kondisi-kondisi tertentu dari stok ikan yang ada di lapangan (An dkk., 2021).

Ilustrasi mesin pemberi pakan ikan otomatis (sunber: www.agriexpo)

Seiring dengan pesat kemajuan teknologi di bidang artificial intelligent (AI), pemberian pakan pintar ikan (smart feeding) juga kini telah dikembangkan oleh peneliti-peneliti di dunia dengan memanfaatkan teknologi computer vision. Berbeda dengan cara kerja mesin pemberi makan otomatis yang sudah banyak digunakan oleh pembudidaya dan perusahaan, pemberi pakan pintar memiliki beberapa keunggulan. Pada mesin pemberi pakan otomatis, hanya menyediakan atau menebar sejumlah pakan dengan jumlah tertentu dalam rentang periode yang telah diatur sebelumnya, dengan kata lain fungsinya hanya menggantikan petugas pemberi pakan manual. Mesin pakan otomatis tidak dapat menyesuaikan jumlah pakan yang dibutuhkan pada waktu riil berdasarkan perubahan perilaku ikan atau saat terjadi perubahan lingkungan tambak. Namun dengan memanfaatkan teknologi computer vision, mesin yang dihasilkan menjadi “pintar” yaitu dengan memanfaatkan sensor serta metode pendukung lainnya untuk dapat mengatur program dalam mesin pemberian pakan konvensional.

Ilustrasi prinsip kerja sistem pemberian pakan ikan pintar (sumber: Alammar and Al-Ataby, 2018)

Beberapa pengembangan mesin pakan pintar berbasis computer vision dilaporkan oleh Liu dkk. (2014) yang mendeteksi kebiasaan makan ikan berdasarkan computer vision feeding index (CVAI). Data yang diperoleh melalui CVAI secara prinsip diambil berdasarkan pergerakan ikan yang ditangkap oleh kamera yang kemudian dianalisis dan dihitung jumlah dan waktu yang tepat untuk pemberian pakannya. Sedangkan Atoum dkk (2015) secara kontinu mengatur sistem pemeliharaan ikan di tambak menggunakan informasi dari signal yang diambil dan diproses melalui sensor kamera. Mesin pakan pintar yang dikembangkannya dapat menentukan apakah pakan ikan perlu ditebarkan atau tidak. Jumlah pakan yang ditebarkan oleh mesin disesuaikan dengan informasi yang didapat dari visual dari kamera yang telah difilter terhadap area-area spesifik di kolam yang telah ditentukan. Sistem yang dikembangkan oleh Atoum dkk tidak hanya menentukan jumlah pakan yang ditebarkan namun juga dapat menilai apakah jumlah pakan yang diberikan terlalu banyak pada pemberian periode selanjutnya. Selain itu, pengembangan mesin pakan pintar juga dilakukan oleh Zhou dkk. (2016) dengan menggunakan sensor kamera near-infrared (NIR) dan model neuro fuzzy untuk mengontrol waktu dan jumlah pakan ikan berdasarkan kebiasaan makannya.

Masih banyak lagi peneliti-peneliti lainnya yang sedang mengembangkan mesin pakan ikan berbasis computer vision, yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi perikanan budidaya, sekaligus secara efektif mengurangi biaya operasional yang dikeluarkan untuk pekerja di tambak.

Penulis: Bakti Berlyanto Sedayu - LRMPHP


Jumat, 03 Desember 2021

KKP Luncurkan Prangko Seri Ikan Hias Endemik Indonesia


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) resmi meluncurkan Prangko Seri Ikan Hias Endemik Indonesia berkolaborasi dengan PT. Pos Indonesia dan juga Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kamis (2/12/2021), di Jakarta.
 
Peluncuran ditandai dengan penandatanganan Sampul Hari Pertama (SHP) oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono didampingi oleh Plt. Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kusdiantoro beserta Direktur Utama PT. Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi. Selain itu juga dilakukan pengiriman kartu pos secara simbolis oleh Menteri Trenggono.
 
"Begitu banyaknya jenis ikan hias dan Indonesia juga punya ikan hias endemik. Terima kasih PT. Pos Indonesia karena sudah berhasil mencetak beberapa jenis ikan hias, ada empat ikan hias, untuk menjadi prangko," ucap Menteri Trenggono dalam kesempatan tersebut.
 
Peluncuran prangko bergambar ikan hias endemik Indonesia ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah untuk memublikasikan secara nasional akan kayanya biodiversitas jenis ikan endemik, salah satunya melalui mediator dalam menampilkan ikon-ikon ikan dalam bentuk prangko.
 
Adapun empat ikan hias endemik Indonesia yang dijadikan prangko terdiri dari tiga ikan air tawar yakni Ikan Cupang Kepala Ular (Betta Channoides), Ikan Cupang Alam (Betta Imbellis), dan Ikan Ringau (Datnioides Microlepis) serta satu ikan air laut, yaitu Ikan Capungan Banggai (Pterapogon Kaudemi).
 
Ke depannya Menteri Trenggono berharap inovasi yang dilakukan oleh KKP melalui BRSDM tidak berhenti di kerja sama dalam pembuatan prangko bersama PT Pos Indonesia ini. Menurutnya, kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengedukasi masyarakat terlebih generasi muda mengenai asal mula ikan hias haruslah juga diutamakan.
 
"Bagaimana ikan hias menjadi sesuatu yang dapat dipelihara, filosofinya apa, yang membuat generasi muda lebih sadar dan paham. Kembangkan kerja sama dengan seniman, penulis, dan juga pihak-pihak lain yang kompeten," tambahnya.

 
Untuk mengungkap kekayaan jenis ikan di perairan Indonesia, agar dapat dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi komoditas perikanan yang memiliki nilai manfaat ekonomi bagi bangsa Indonesia perlu dilakukan riset yang mendalam. Hal ini disampaikan oleh Plt. Kepala BRSDM Kusdiantoro dalam kesempatan yang sama.
 
"Pemanfaatan beragam jenis ikan endemik tentunya memerlukan pengkajian dan riset secara berkesinambungan, sehingga pengelolaan sumber daya dapat dilakukan secara berkelanjutan," ujar Kusdiantoro dalam laporannya.
 
Selain menandatangani SHP Prangko Seri Ikan Hias Endemik Indonesia dan pengiriman kartu pos secara simbolis, dalam kesempatan tersebut juga terdapat pengumuman serta penyerahan hadiah untuk para pemenang kompetisi Lensa Mina yang diselenggarakan oleh BRSDM bekerja sama dengan Minapoli. Selain itu, juga dilaksanakan penyerahan 31 produk hasil riset BRSDM kepada Direktorat Jenderal Budidaya sebagai bentuk dukungan terhadap program terobosan KKP.

Sumber : kkp


Kamis, 02 Desember 2021

Apresiasi KKP bagi Petugas Belajar Terbaik

Aparatur Sipil Negara (ASN) andal merupakan investasi berharga, terlebih saat ini birokrasi dituntut untuk memberikan pelayanan publik yang efektif dan efisien. Untuk itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur untuk meningkatkan kinerjanya, memastikan dan memelihara kemampuannya sesuai kualifikasi yang dipersyaratkan, sehingga dapat memberikan kontribusi optimal bagi organisasi. Salah satu bentuk pengembangan pegawai adalah dengan pendidikan melalui Tugas Belajar (Tubel). Beberapa pesertanya meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4 dan lulus dalam waktu singkat, di antaranya 1,3 tahun.

Bagi 20 peserta Tubel lingkup KKP yang dinyatakan sebagai peserta terbaik, KKP melalui Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM), memberikan apresiasi dan penghargaan, Selasa (30/11/2021), di Jakarta. Mereka adalah lulusan S2 dan S3 terbaik dalam dan luar negeri Tahun 2019-2021. Rinciannya, lulusan dalam negeri terbaik sebanyak 15 orang (masing-masing 5 orang per tahun) serta lulusan luar negeri terbaik sebanyak 5 orang. Beberapa lulusan meraih IPK 4 dan lulus selama 1 tahun 4 bulan dan ada pula yang 1 tahun 6 bulan. Lulusan lainnya meraih IPK 3,98, 3,97, dan sebagainya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan, SDM yang berintegritas, produktif, kreatif dan inovatif berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi berkelanjutan sebagai kunci utama dalam percepatan pembangunan kelautan dan perikanan. Menurutnya, SDM tangguh sangat diperlukan dalam mendukung tiga program prioritas KKP untuk keberlanjutan sumber daya laut dan perikanan nasional, yaitu penangkapan ikan terukur, pengembangan budidaya berbasis pada ekspor, dan pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.

Plt. Kepala BRSDM Kusdiantoro mengatakan, pendidikan bagi aparatur dapat berkontribusi pada peningkatan produktivitas, efektivitas dan efisiensi organisasi. Secara umum, tujuan pendidikan yaitu meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional. Sedangkan sasarannya adalah terwujudnya aparatur yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan persyaratan jabatan masing-masing.

Ia berharap, para peserta Tubel dapat menyiapkan perencanaan yang baik dan proposal penelitian sejak dini serta menjalankan Tubel dengan sungguh-sungguh agar dapat lulus tepat waktu, efektif, dan efisien. Ia juga berharap para lulusan dapat menghasilkan penelitian sesuai dengan kebutuhan unit kerja dan program prioritas KKP, bukan atas dasar keinginan pribadi. Diharapkan penelitian tersebut dapat memecahkan berbagai permasalahan dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

"Tidak semua pegawai bisa Tubel, ini merupakan kesempatan langka. Kesempatan tidak datang dua kali, jadi harus banyak bersyukur, dijalankan sebaik-baiknya, dan selesai secepat-cepatnya. Saya yakin yang lulus kurang dari dua tahun telah menyiapkan milestone sebelumnya. Untuk S3 lima tahun sudah terlalu panjang, apalagi S2 waktu dua tahun sudah cukup lama. Institusi melepas pegawainya untuk Tubel, pertama akan kehilangan pegawai tersebut untuk sementara waktu. Kedua akan keluar budget, yang tidak terkena refocusing. Ini sebagai komitmen KKP untuk terus meningkatkan SDM," ujar Kusdiantoro.

Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan (Pusdik KP) Bambang Suprakto menyampaikan, ASN yang telah selesai melaksanakan tugas belajar dari tahun 2019 sampai dengan 2021 sebanyak 195 orang, dengan rincian untuk tugas belajar dalam negeri sebanyak 163 orang masing-masing: 12 orang program DIV/S1, 134 orang program magister dan sebanyak 17 orang program doktoral; dan tugas belajar luar negeri sebanyak 32 orang yaitu 25 orang program magister dan 7 orang program doktoral. Dari 195 orang peserta tugas belajar tersebut diundang 20 orang terbaik untuk diberikan apresiasi.

"Adapun kriteria pemberian apresiasi yaitu lima terbaik dengan IPK tertinggi, selesai cepat/tepat waktu/tidak perpanjangan, tidak dijatuhi hukuman disiplin pegawai. Pembahasan kriteria dan penetapan peserta terbaik dilaksanakan melalui rapat pada tanggal 24 November 2021 yang dihadiri oleh pengelola kepegawaian unit kerja eselon 1 lingkup KKP atas penugasan Sekretariat masing-masing," ujarnya.


Para peserta Tubel menyampaikan rasa syukur dan ucapan terima kasih, baik dari peserta dalam negeri maupun luar negeri melalui penayangan video. Saat ditanya suka dan dukanya, semua peserta menyampaikan jauh lebih banyak sukanya, seperti dapat kesempatan menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, mendapat teman dan pengalaman baru, serta pelayanan dan fasilitas yang baik. Sedikit dukanya antara lain karena suasana pandemi maka perkuliahan dilakukan secara daring, sehingga kurang bisa merasakan atmofser kampus. Khusus untuk peserta Tubel luar negeri, sedikit dukanya adalah kesulitan adaptasi dengan situasi dan kondisi setempat, seperti perbedaan waktu, cuaca, budaya, dan makanan. Meski demikian, semua peserta mengaku dapat menjalaninya dengan baik.

Tak hanya pemberian apresiasi dan penghargaan bagi lulusan Tubel terbaik, sebagai rangkaian acara pada kesempatan tersebut juga diselenggarakan kegiatan-kegiatan lainnya. Misalnya, paparan "Peningkatan Daya Saing Bangsa Melalui Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan" oleh Direktur Beasiswa LPDP Dwi Larso dan Workshop Penyusunan Proposal Penelitian dengan narasumber Prof. Henry M. Manik, Ph.D dari Institut Teknologi Bandung dan LPDP. Selain itu dilakukan juga penyampaian orasi ilmiah "Dinamika Blue Carbon 3 Teknologi Budidaya Udang Sebagai Unsur Penentu Penataan Areal Pertambakan" oleh salah satu peserta Tubel terbaik M. Rifqi dari Ditjen Perikanan Budidaya KKP, lulusan S3 Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Institut Pertanian Bogor. Ada pula Tes Potensi Akademik dan TOEFL bagi para calon peserta Tubel.



Sumber : kkp


Selasa, 30 November 2021

Chitosan, Gula Yang Banyak Manfaatnya

Struktur kimia chitosan 

Chitosan adalah senyawa polisakarida atau sejenis gula yang dihasilkan dari proses deasetilisasi chitin. Strukturnya terdiri dari D-glukosamin yang berikatan dengan N-asetil D-glukosamin oleh ikatan β-1,4-glikosidik. Distribusi subunit-subunit ini tergantung pada cara pembuatan kitosan. Tahapan pembuatan chitosan yaitu : demineralisasi, deproteinasi, dekolorisasi dan deasetilisasi. 

Demineralisasi dilakukan dengan perendaman asam seperti asam klorida, asam nitrit maupun asam asetat. Deproteinasi dilakukan karena chitin pada cangkang crustacea berikatan dengan gugus amino atau protein. Deproteinasi dilakukan dengan larutan alkaline seperti natrium hidroksida ataupun kalium hidroksida. Dekolorisasi atau bleaching dilakukan dengan mengunakan larutan natrium hipoklorit dan proses deasetilisasi kembali menggunakan larutan alkali yaitu natrium hidroksida. Setelah semua proses dilakukan kemudian dilakukan pembilasan hingga chitosan yang diperoleh tidak bersifat alkali/basa dan dikeringkan hingga membentuk flakes. 

Raw Chitosan dalam bentuk flakes 

Dalam tulisan berjudul Chitosan yang dipublikasikan pada 2015, Chawla dkk menyebutkan bahwa chitosan memiliki berbagai bioaktifitas yaitu antimikrobia, faktor yang mempengaruhi aktifitas antimikrobia, antioksidan. Selain itu, chitosan juga dapat dimanfaatkan sebagai coating atau pelapis yang dapat dimakan (edible) pada pengawetan buah dan sayuran, bahan pembersih pada cuka dan anggur, dan bahan tambahan makanan. 

Dalam dunia kedokteran membran yang dibuat dari kombinasi chitosan dan alginat telah diujicoba untuk merawat luka diabetes yaitu luka yang sulit untuk mengering karena kondisi hiperglikemik. Dalam penelitian Breder dkk yang dilakukan pada 2020, diketahui bahwa CAM (chitosan-alginate membrane) mampu mengontrol proses inflamasi yang terjadi pada luka diabetes sehingga luka akan membaik dalam waktu 5-10 hari. Pada tahun 2021, Sung-Il Ahn dkk dalam hasil penelitiannya menyebutkan bahwa chitosan mampu menurunkan kolesterol dan trigliserida dalam darah dan hati dan membuangnya melalui feses.

Karapas udang, salah satu sumber chitin bahan baku chitosan

Sumber utama chitin adalah cangkang luar atau karapas udang-udangan dan kepiting. Bahan ini biasanya dianggap limbah dan hanya dibuang begitu saja atau belum termanfaatkan dengan baik. Padahal dengan kelimpahan yang begitu besar, limbah ini berpotensi sebagai bahan baku untuk pembuatan chitosan. 

Besarnya potensi chitosan untuk kesehatan membuat perusahaan farmasi berlomba-lomba untuk meneliti dan mengembangkan chitosan. Beberapa telah berhasil mengembangkannya sebagai suplemen makanan yang dikemas dalam bentuk kapsul yang mudah untuk dikonsumsi. Harga dari suplemen ini juga cukup tinggi jika dibandingkan dengan suplemen makanan yang lain. Manfaat signifikan ditemukan pada orang dengan tekanan darah tinggi yang secara teratur mengonsumsi suplemen kitosan.


Penulis : Iwan Malhani Al Wazzan - LRMPHP


Senin, 29 November 2021

Penentuaan Spesies Dan Panjang Ikan Secara Otomatis Menggunakan Komputer Visi

Diagram skematik dari mesin CatchMeter. Sumber Gambar: White, Svellingen, and Strachan (2006)

Kemampuan sortasi spesies ikan pada kapal ikan riset dan komersial masih dilakukan secara manual. Karena sortasi dilakukan secara manual maka waktu proses menjadi lebih lambat sehingga efisiensinya juga terbatas dan perlu tenaga kerja yang lebih banyak. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan sistem sortasi ikan otomatis yang mampu merekam data panjang, bobot, dan spesies ikan. Kebutuhan ini didasari oleh suatu tujuan untuk mengurangi jumlah tenaga kerja pada kapal tagkap sekaligus melakukan logging hasil tangkapan secara otomatis. Semua tindakan ini akan bermuara pada pemenuhan sejumlah aturan dan meningkatkan sistem kemamputelusuran.

Riset yang telah dipublikasikan hasilnya pada jurnal Fisheries Research Vol. 80 tahun 2006 oleh White, Svellingen, and Strachan, telah memadukan perangkat keras dan teknik pemrograman untuk menciptakan sistem sortasi otomatis generasi mendatang. Salah satu metode unik yang dikembangkan adalah penentuan arah ikan berdasarkan kalkulasi moment poligon yang dihasilkan oleh siluet ikan. Dengan metode perhitungan moment of variant ini memungkinkan ikan dengan berbagai arah dan posisi dapat diumpankan pada sistem konveyor. Selanjutnya dengan sistem komputer Visi, pengukuran panjang dapat dilakukan dengan galat kurang dari 1 cm, sedangkan spesies ikan ditentukan berdasarkan analisis bentuk dan warna.

Algoritma pada software analisa citra yang dikembangkan meliputi (1) Kalibrasi dengan subrutin untuk kalibrasi dan pengambangbatasan warna, (2) Penentuan region of interest dengan subrutin penemuan ikan dan deteksi tepi, (3) Penentuan orientasi meliputi subrutin rotasi, menentukan ekor atau kepala, menentukan perut atau punggung, pipih atau bundar, (4) Perhitungan parameter kunci mencakup Grid bulat atau grid pipih, warna dan bentuk, panjang tubuh; dan (5) Penentuan spesies ikan dengan pengklasifikasi Analisis Diskriminan.

Sistem sortasi otomatis dengan aplikasi mesin komputer visi yang dinamakan CatchMeter tersebut dari hasil pengujian memiliki kemampuan penentuan tipe ikan pipih atau bulat dengan akurasi 100%, pengukuran panjang ikan dengan standar deviasi 1,2 mm, dan kemampuan pemisahan 7 kelas spesies dengan akurasi mencapai 99,8%. Sementara hasil pengukuran kapasitas mesin yang dihitung dari sistem pengumpanan mampu mencapai 30 000 ekor ikan ukuran 10 cm dalam 1 jam.  Mesin yang dikembangkan ini diharapkan dapat berkontribusi pada suplai informasi hasil tangkapan secara detil kepada para ilmuwan yang bekerja di kapal riset serta memiliki nilai komersial yang cukup potensial.


Penulis : I Made Susi Erawan - LRMPHP


Jumat, 26 November 2021

LRMPHP Terima Kunjungan Direktur Politeknik KP Karawang

Kepala LRMPHP menerima kunjungan Direktur Politeknik KP Kerawang

LRMPHP menerima kunjungan lapang Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang, Dr. Moch Nurhudah, A.Pi, M.Sc dan jajarannya pada 26 November 2021. Kunjungannya ini dalam rangka peningkatan penguatan jejaring kerjasama antar kedua instansi serta peningkatan pengetahuan bagi pendidik dan tenaga kependidikan Politeknik KP Karawang di bidang riset perikanan.

Dalam sambutannya, Kepala LRMPHP, Luthfi Assadad memaparkan alsinkan hasil riset LRMPHP serta pemanfaatannya oleh mitra. Selain itu juga disampaikan tingkat kesiapterapan teknologi (TKT)  alsinkan tersebut agar dapat digunakan dan diadopsi oleh masyarakat.

Hal serupa disampaikan Direktur Politeknik KP Karawang bahwa LRMPHP dan Politeknik KP Karawang mempunyai keterkaitan yang erat karena Politeknik KP Karawang merupakan salah satu pendidikan vokasi dimana lulusannya dituntut kompeten dibidangnya sehingga program kerjasama dengan LRMPHP berupa kerja praktek akhir (KPA) dan lainnya akan sangat bermanfaat. Direktur Politeknik KP Karawang juga berharap ada peralatan LRMPHP yang bisa ditempatkan di Politeknik KP Karawang mengingat 55% siswa Poltek Karawang merupakan anak nelayan sehingga secara tidak langsung dapat dijadikan target diseminasi peralatan tersebut ke masyarakat.

Dalam kunjungannya ini dibahas kegiatan bersama yang telah dilakukan dan rencana dimasa mendatang terkait riset dan pengembangan SDM. Adapun rencana output dari kegiatan tersebut yaitu sharing tenaga ahli, pemanfaatan alsinkan hasil riset untuk kegiatan pendidikan, publikasi bersama dan melanjutkan pelaksanaan kerja praktek akhir (KPA) bagi siswa Politeknik KP Karawang. 

Kunjungan kerja Direktur Politeknik KP Karawang beserta jajarannya dilanjutkan dengan melihat alsinkan hasil riset LRMPHP di ruang workshop serta fasilitas pendukungnya. Selama kunjungannya ini dilakukan pemaparan mengenai fungsi dan mekanisme kerja beberapa alsinkan hasil riset LRMPHP diantaranya peralatan grading rumput laut, alat ekstruder dan deteksi ikan secara cepat.




Direktur Politeknik KP Karawang beserta jajarannya  melihat alsinkan hasil riset LRMPHP


Kamis, 25 November 2021

Rayakan Puncak Harkannas, Menteri Trenggono Makan Ikan Bareng se-Indonesia

Makan ikan secara serentak di 34 Provinsi dan 13 negara menjadi acara puncak perayaan Hari Ikan Nasional (Harkannas) 2021. Kegiatan dilaksanakan secara daring dengan menyiapkan menu ikan masing-masing. 

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono berharap kebutuhan protein masyarakat bisa terpenuhi dari ikan. Menurutnya, KKP memiliki 3 program terobosan guna memastikan keberlanjutan sumber daya ikan. 

"(Kita) mengelola sumber daya kelautan tetep sehat supaya hasilnya bisa memberikan manfaat yang luar biasa bagi masyarakat Indonesia," ujar Menteri Trenggono saat berbicara di puncak Harkannas 2021, Kamis (25/11/2021). 

Adapun ketiga terobosan KKP yakni penangkapan ikan secara terukur guna meningkatkan kesejahteraan nelayan, kemudian perikanan budidaya untuk meningkatkan ekspor yang didukung dengan riset kelautan dan perikanan. Terakhir, pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya air tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal.

Di puncak Harkannas, Menteri Trenggono juga meminta akademisi untuk melahirkan riset mendalam tentang kelautan dan perikanan. 

"Produktivitas sektor perikanan kita akan diregulasi dengan penangkapan yang terukur berbasis kuota. Pengembangan kampung budidaya kita kembangkan dengan perikanan-perikanan darat yang punya ekonomi tinggi, salah satunya ikan belida," sambungnya. 

Usai membuka puncak Harkannas 2021, Menteri Trenggono menyempatkan diri untuk meninjau inovasi produk yang ditampilkan di kegiatan tersebut. Dia pun mengapresiasi produk olahan rumput laut berupa kemasan dan sedotan biodegradable buatan Balai Besar Pengujian dan Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP). 


“Ini salah satu solusi untuk lingkungan dan merupakan Langkah nyata terkait sustainable blue economy. Dan saya harap UKM UKM kita dapat memproduksinya karena ini satu peluang yang luar biasa,” ungkap Menteri Trenggono.

Di tempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves), Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Harkannas sebagai momentum meningkatkan kesadaran akan pentingnya makan ikan. Terlebih dengan tema Harkannas ke-8 tahun ini, diharapkan ikan bisa menjadi asupan yang berperan dalam menciptakan generasi yang tangguh dan unggul. Dia pun mengajak masyarakat untuk selalu makan ikan.

"Harkannas ke-8 dapat jadi momentum kesadaran masyarakat pentingnya makan ikan untuk memunculkan generasi tangguh dan menjadikan sektor kelautan dan perikanan penggerak ekonomi nasional. Ayo kita makan ikan," kata Menkomarves Luhut yang hadir secara daring. 

Sebagai informasi, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Artati Widiarti menyebut bahwa sejumlah rangkaian Harkannas 2021 terselenggara atas kerja sama Ditjen PDSPKP KKP, Institut Pertanian Bogor (IPB), Foodbank of Indonesia, Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Pusat dan Daerah, serta mitra organisasi kemasyarakatan, profesi dan pelaku usaha. Untuk kegiatan hari ini, merupakan tindak lanjut dari Kesepakatan Bersama antara KKP dan IPB yang ditandatangani Menteri Kelautan dan Perikanan dan Rektor IPB pada tanggal 16 Juni 2021. 

Adapun rangkaian kegiatan Harkannas lainnya di antaranya, Kick off Dapur Ngebul bekerja sama dengan Foodbank of Indonesia (FoI) tanggal 14 Oktober 2021, lomba foto/video Adu Masak Ibu Hebat bersama FoI yang diluncurkan tanggal 18 Oktober 2021, Webinar Series Harkannas #1 bersama FINA/ HAC-IPB tanggal 9 November 2021. Kemudian Webinar Series Harkannas #2 bersama Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Kelautan dan Perikanan tanggal 11 November 2021, Webinar Series Harkannas #3 bersama Marine Stewardship Council (MSC) tanggal 16 November 2021.

"Dalam kegiatan-kegiatan tersebut kita selalu sampaikan pentingnya dan manfaat makan ikan," tutup Artati.



Sumber : kkp