PELATIHAN

LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Kerjasama

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Rabu, 27 September 2023

Kepala LRMPHP Hadiri Monev BKK Desa Maritim Tahun 2023 di Kulon Progo

Memenuhi undangan dari Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DI Yogyakarta nomor 005/5854 tanggal 15 September 2023, Kepala LRMPHP dan tim menghadiri kegiatan Monitoring dan Evaluasi Bantuan Keuangan Khusus (Monev BKK) Desa Maritim Tahun 2023 di Balai Kalurahan Karangwuni, Kulon Progo pada hari Rabu, 27 September 2023.

Kegiatan ini dalam rangka monev pelaksanaan BKK Desa Maritim Tahun 2023 yang bersumber dari Dana Keistimewaan sekaligus diskusi dan koordinasi. Program dan kegiatan BKK Desa Maritim dilaksanakan untuk pengembangan potensi dan pemberdayaan desa dan percepatan program strategis Gubernur DI Yogyakarta di wilayah pesisir yang berbasis budaya bahari. 

Monev BKK dihadiri oleh Paniradya Kaistimewaan DIY, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan DI Yogyakarta dan jajaran DKP DIY,  Perwakilan OPD Pemda DIY, Lurah Karangwuni dan Lurah Banaran beserta perangkat desa, Panewu Wates dan Panewu Galur, Tenaga Ahli DKP DIY dari Departemen Perikanan UGM, Kepala LRMPHP, dan  pelaku usaha kelautan dan perikanan serta masyarakat Karangwuni.

Rangkaian acara dalam kegiatan Monev BKK Desa Maritim Karangwuni meliputi pembukaan dan pengantar acara oleh Sekretaris Dinas KP DIY yang memaparkan kebijakan dan strategi pengembangan Desa Maritim di DIY dan teknis monev BKK Desa Maritim, paparan progres/capaian pelaksanaan kegiatan BKK oleh Lurah karangwuni dan lurah Banaran, tanggapan dan konfirmasi dari Sekretaris Dinas KP DIY dan Paniradya Pati, tanggapan dan evaluasi dari dari Departemen Perikanan UGM sebagai Tenaga Ahli. 

Kepala LRMPHP, Kartika Winta Apriliany dalam kesempatan ini memaparkan materi tentang usaha pengolahan hasil perikanan dalam mendorong perekonomian masyarakat pesisir. Substansi penting dari paparan ini adalah ketersediaan paket pelatihan dan teknologi di LRMPHP untuk memfasilitasi pelaku usaha.

Selain narasumber dari LRMPHP, dalam Monev BKK juga menghadirkan narasumber dari Praktisi Pokdakan Berkah Galeri Jaya yang menyampaikan materi “Teknik dan Budidaya Ikan untuk Meningkatkan Produktivitas dalam Usaha Budidaya Perikanan”.


Kamis, 21 September 2023

LRMPHP Berikan Bimtek Pengolahan di SVF Kendalbulur

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan Bantul menjadi narasumber pada kegiatan bimbingan teknis (bimtek)/ workshop di SFV Desa Kendalbulur, Tulungagung, 20 September 2023. Kegiatan bimtek ini dalam rangka mendukung pelaksanaan program prioritas BPPSDM KP yaitu Smart Fisheries Village (SFV) melalui peningkatan kapasitas SDM masyarakat setempat dalam bentuk bimtek/workshop dan pendampingan pelaku usaha perikanan di Desa Kendalbulur.

LRMPHP memberikan bimtek tentang pengoperasian Alpindel untuk pengolahan sosis - corn fish patin dan ikan patin asap menggunakan asap cair. Bimtek di SFV Kendalbulur diikuti 20 peserta ibu-ibu di sekitar lokasi SFV Desa Kendalbulur. Para peserta mendapatkan materi bimtek berupa teori dan praktik langsung dengan dipandu oleh instruktur dari LRMPHP. 

Bimtek diawali dengan pemaparan materi pembuatan sosis - corn fish dan ikan asap menggunakan bahan baku ikan patin lokal. Pembuatan sosis ini menggunakan teknologi Alpindel dari LRMPHP yaitu peralatan pengisi adonan ke dalam selonsong casing collagen dengan memanfaatkan tuas manual tanpa energi listrik. Sementara itu dalam pembuatan ikan asap digunakan asap cair agar kualitas produk ikan asap konsisten dan lebih aman dari deposit tar dan senyawa-senyawa yang berbahaya bagi kesehatan. “Penggunaan asap cair ini juga memudahkan dalam pengaturan konsentrasi dan pengaplikasinya juga lebih praktis,” jelas narasumber.

Dengan antusias dan bersemangat para peserta bimtek mengikuti setiap tahapan pembuatan sosis - corn fish patin dan ikan patin asap. Dipandu instruktur dari LRMPHP, para peserta membuat sosis ikan patin sesuai prosedur yang diajarkan yaitu penggilingan fillet ikan serta penambahan bumbu, pengistirahatan adonan, pengisian selongsong sosis, pengukusan hingga matang serta penggorengan. Sementaran itu dalam pembuatan ikan patin asap diajarkan teknik pembuatan larutan asap cair, perendaman ikan patin dalam larutan dan pengovenannya.

Dalam kesempatan ini Kepala Pusat Riset Perikanan, Yayan Hikmayani dan Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan (Puslatluh) KP, Lilly Aprilya Pregiwati beserta staf  ikut hadir menyemangati para peserta bimtek. Pelatihan dalam rangka SVF ini diharapkan dapat memotivasi masyarakat Desa Kendalbulur untuk menjadikan desanya sebagai kawasan SFV. 

Salah satu peserta bimtek, Ibu Sumartin menyampaikan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi dirinya dan juga masyarakat Desa Tegalbulur. Harapannya kegiatan pelatihan seperti ini rutin diselenggarakan dengan produk olahan yang berbeda. 

Selain narasumber dari LRMPHP, rangkaian bimtek di SFV Tegalbulur juga  menghadirkan beberapa narasumber dari UPT BPPSDM KP diantaranya bimtek  pembenihan dan pendederan ikan patin, pelatihan pembuatan pakan ikan patin, bimtek pembenihan ikan hias unggul dan formulasi pakan ikan hias, bimtek manajemen kesehatan ikan dan vaksinasi ikan, bimtek pengolahan kualitas air untuk aktivitas perikanan berkelanjutan, dan bimtek teknologi pengolahan minyak ikan patin dan produk turunannya.


Senin, 18 September 2023

Uji Terap ALTIS oleh Pedagang Ikan Keliling

Salah satu penyebab rendahnya mutu ikan saat diterima konsumen adalah karena lemahnya penanganan ikan selama transportasi dan distribusi. Umumnya kegiatan transportasi dilakukan oleh pedagang ikan keliling dengan menggunakan styrofoam box atau blong plastik yang tidak higienis. 

Melihat banyaknya pedagang ikan keliling di berbagai daerah maka LRMPHP mengembangkan alat transpotasi ikan segar yaitu ALTIS berupa peti berinsulasi dan dilengkapi sistem pendingin yang dapat dirangkai dengan sepeda motor roda dua. Peralatan ini digunakan untuk membantu pedagang ikan keliling dalam mendistribusikan ikan segar kepada konsumen. 

Alat Transportasi Ikan Segar Roda Dua (ALTIS) telah dikembangkan sejak tahun 2013 dan dilanjutkan serangkaian pengembangan dan uji kinerja di berbagai daerah dalam rangka mengetahui aspek teknis dan performansi alat. Pengujiaan ini untuk mengetahui tingkat efektifitas teknologi ALTIS yang meliputi produktivitas dan nilai tambah oleh pedagang ikan keliling di berbagai daerah yakni Bantul, Gunungkidul, Pacitan, Jembrana, Padang, Bitung, Cirebon, dan Pekalongan.

Secara umum hasil pengujian menunjukkan operasional ALTIS cukup mudah dan mampu membantu pedagang ikan keliling dalam proses kegiatan transportasi/jual beli ikan. Selama melakukan uji terap, para pedagang ikan keliling juga tidak mengalami kendala yang berarti baik saat setting ALTIS di atas kendaraan bermotor maupun proses melepasnya dari atas kendaraan. 


Jumat, 15 September 2023

KKP Gaungkan Perikanan Berkelanjutan di Harkannas ke-10

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyambut Hari Ikan Nasional (Harkannas) ke-10 dengan mengingatkan pentingnya kesadaran konsumen terhadap produk perikanan berkelanjutan.

"Pesan penting yang ingin disampaikan dalam menyambut Harkanas ke-10 ini adalah pentingnya meningkatkan konsumsi produk perikanan yang berkelanjutan", ujar Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/9/2023).

Budi menyebutkan bahwa semakin meningkatnya konsumsi ikan diharapkan dapat mendukung asupan gizi masyarakat dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Lebih lanjut Budi menjelaskan bahwa Angka Konsumsi Ikan (AKI) Nasional (setara utuh segar) meningkat dari 55,16 kg/kapita pada tahun 2021 menjadi 56,48 kg/kapita pada tahun 2022.

"Fakta yang menggembirakan ini tentu harus didukung oleh ketersediaan ikan yang bermutu secara kontinyu dan mudah diakses oleh masyarakat. Mengingat kecukupan kebutuhan ikan berbanding lurus dengan ketersediaan sumber daya perikanan," ujar Budi.

Budi menambahkan, pada peringatan Harkannas ke-10, KKP mengusung tema "Ikan untuk Generasi Emas". Menurutnya, tema tersebut menjadi panggilan kepada berbagai elemen bangsa dalam menjaga keberlanjutan sumberdaya perikanan untuk generasi mendatang.

"Kata kunci generasi emas adalah era Indonesia memiliki SDM yang berdaya saing," tuturnya.

Senada, Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP, Erwin Dwiyana dalam Webinar Menyongsong Harkannas 2023 beberapa waktu lalu mengatakan generasi emas adalah generasi yang cerdas, sehat, kuat, dan memiliki karakter yang baik.

"Harkanas mengingatkan kembali komitmen kita dalam peningkatan konsumsi ikan sebagai investasi gizi generasi mendatang," tuturnya.

Di tempat yang sama, Dessy Anggraeni, Direktur Program Sustainable Fisheries Partnership (SFP) Indonesia, memberikan apresiasi kepada KKP yang telah memasukkan tema konsumsi ikan yang bertanggung jawab pada peringatan Harkannas ke-10.

Menurutnya, peringatan tahunan tersebut tidak saja mempromosikan pentingnya mengkonsumsi ikan yang memberikan segala kebaikannya untuk kesehatan kita, namun juga bagaimana memilih produk perikanan yang bertangung jawab, seperti: dimana ikan itu ditangkap, apa alat tangkapnya, dan bagaimana cara menangkapnya.

"Ini merupakan kearifan dalam mengelola sumber daya ikan yang kita miliki saat ini, dan akan menjadi kunci keberhasilan dalam menjamin ketersediaan ikan yang berkualitas di masa mendatang dalam mewujudkan Generasi Emas Indonesia,” terang Dessy.

Sementara Direktur Program Kelautan dan Perikanan Yayasan WWF Indonesia, Dr. Imam Musthofa Zainudin, mengaku siap mendukung KKP terkait perikanan berkelanjutan untuk ketahanan pangan Indonesia. Bahkan dia memastikan akan turut menyebarluaskan pentingnya memilih seafood yang ramah lingkungan (eco-friendly) kepada konsumen.

Menurutnya, peran konsumen sangat penting dalam mendorong para pemasok seafood untuk menyediakan produk perikanan yang berasal dari praktik penangkapan dan budidaya yang bertanggung jawab, seperti ukuran ikan hasil tangkapan, legalitas alat tangkap dan budidaya, serta asal-usul ikan/ketertelusuran ikan.

"Untuk mempermudah, WWF juga menyediakan panduan bijak memilih seafood bertanggung jawab yang dapat diunduh di smartphone kita,” terang Imam.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan KKP mengusung lima kebijakan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Kelima kebijakan prioritas tersebut yakni (1) memperluas kawasan konservasi laut, (2) penangkapan ikan terukur berbasis kuota, (3) pembangunan budidaya laut, pesisir dan darat yang berkelanjutan, (4) pengawasan dan pengendalian kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta (5) pembersihan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan.



Sumber : kkp



Selasa, 12 September 2023

Sistem Pendingin TEC pada ALTIS

ALTIS adalah alat transportasi ikan segar yang dapat digunakan sebagai sarana transportasi ikan segar oleh pedagang ikan keliling dalam mendistribusikan ikan segar kepada konsumen. Salah satu keunggulan alat ini yaitu telah dilengkapi dengan sistem pendingin termoelektrik (TEC) sehingga mampu mempertahankan mutu ikan segar. 

Sistem pendingin TEC (Thermo-Electric Cooler) atau dikenal dengan sebutan pendingin peltier merupakan sebuah komponen pendingin yang dibuat dari bahan semikonduktor. Peltier inilah yang akan dimanfaatkan sebagai komponen pendingin dalam pembuatan boks ALTIS. Selain peltier, beberapa komponen lainnya yang digunakan untuk merangkai sistem pendingin yaitu heatsink aluminium dan tembaga, kipas, bracket alumunium, rechargable baterai dan thermal compound

Heatsink adalah suatu material yang memiliki nilai konduktifitas termal yang tinggi dan digunakan sebagai penukar panas untuk membantu mengoptimalkan proses pelepasan panas. Untuk ALTIS digunakan heatsink kombinasi tembaga dan alumunium. Kombinasi kedua bahan tersebut mampu membuang panas sisi elemen peltier dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengujian heatsink selama 60 menit mampu menurunkan suhu hingga 17-18 0C.  

Dalam merakit sistem pendingin ALTIS yang terdiri dari peltier, bracket alumunium, heatsink serta kipas diperlukan dudukan TEC. Dudukan dibuat menggunakan akrilik dengan ketebalan 5 mm dengan dua buah lubang persegi dengan ukuran menyesuaikan ukuran bracket alumunium. Bahan menggunakan warna untuk mengurangi perpindahan panas dari luar ke dalam boks peti insulasi, sehingga suhu dalam peti tetap rendah. 

Beberapa kelebihan sistem pendingin TEC yang digunakan pada ALTIS tersebut diantaranya ukuran yang kecil dan ringan, tidak berisik, ketahanan alat yang baik, perawatan yang mudah serta ramah lingkungan karena tidak menggunakan refrigeran yang dapat merusak ozon.


Kamis, 07 September 2023

Penanganan Ikan Segar dengan ALTIS


Ikan segar merupakan salah satu produk perikanan dan kelautan yang sangat penting dalam menunjang ketahanan pangan di Indonesia, karena selain kandungan gizi yang lengkap juga dapat diolah menjadi berbagai produk pangan lainya. Namun demikian, ikan mudah mengalami penurunan mutu yang disebabkan oleh reaksi pembusukan ikan secara kimiawi dan enzimatis setelah ikan mati. Faktor lain yang dapat menyebabkan penurunan mutu ikan adalah kerusakan fisik ikan yang diakibatkan oleh benturan dan tekanan fisik selama proses penangkapan dan transportasi ikan. Kerusakan tersebut menyebabkan daging memar, robek yang dapat mempercepat proses pembusukan ikan. 

Proses pembusukan ikan dapat dihambat dengan menerapkan sistem rantai dingin yaitu mengkondisikan ikan pada suhu rendah. Pada suhu rendah aktivitas pembusukan secara kimiawi dan enzimatis dapat diperlambat. Selain penerapan sistem rantai dingin, cara penanganan ikan juga harus hati-hati sehingga tidak menyebabkan kerusakan fisik selama kegiatan transportasi. Jumlah ikan yang terlalu banyak dalam sebuah alat transportasi dapat menyebabkan tekanan fisik yang mengakibatkan kerusakan ikan terutama pada ikan yang letaknya di bagian bawah alat transportasi. Informasi karakteristik fisik ikan diperlukan dalam mendesain alat transportasi sehingga dapat mengurangi kerusakan fisik ikan. Pengurangan penggunaan bongkahan es atau penggunaan sistem pendingin lain dalam alat transportasi dapat mengurangi kemungkinan gesekan antara ikan dengan es, sehingga dapat mengurangi kerusakaan fisik ikan. Dengan penanganan ikan segar yang baik diharapkan diperoleh mutu ikan segar yang sangat baik dan menarik.

Salah satu rantai distribusi ikan segar dari pemasok ke konsumen adalah melalui pedagang ikan keliling. Umumnya pedagang ikan keliling menggunakan styrofoam box atau blong/drum plastik yang diletakkan di atas sepeda motor untuk membawa dan mendistribusikan ikan kepada konsumen, namun penggunaan sarana transportasi tersebut mempunyai beberapa kelemahan diantaranya mudah jatuh, kurang higinis dan tidak berpendingin.

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan telah berhasil mengembangkan alat transportasi ikan segar yaitu ALTIS. Peralatan ini digunakan untuk membantu pedagang ikan keliling dalam mendistribusikan ikan segar kepada konsumen. ALTIS dibuat dari komponen bahan-bahan yang ringan namun kuat serta dinding kontainer dari bahan plat alumunium dengan sistem insulasi menggunakan polyuretan. ALTIS juga telah dilengkapi sistem pendingin di dalam dinding kontainer menggunakan thermoelectric cooler (TEC). Selain lebih higienis dan lebih kuat secara fisik, keuntungan lainnya menggunakan  ALTIS yaitu tidak perlu membawa es untuk mempertahanan suhu ikan. 


 


Selasa, 05 September 2023

ALTIS- Alat Transportasi Ikan Segar

ALTIS atau ALat Transportasi Ikan Segar adalah sarana penunjang transportasi dan distribusi ikan segar untuk pedagang ikan keliling. ALTIS dikembangkan sejak tahun 2014 oleh Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) dengan beberapa keunggulan yaitu mampu mempertahankan mutu ikan segar, berpendingin, bersih, higienis, dan dapat mempermudah aktifitas penjualan ikan oleh pedagang ikan keliling. 

Dengan keunggulan tersebut, ALTIS sudah banyak mengukir prestasi diantaranya sebagai inovasi paling prospektif (BIC) tahun 2016, teknologi yang direkomendasikan oleh KKP, juara 2 kompetisi IPLAN Challenge tahun 2018 yang diselenggarakan oleh Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN), Kementerian Kesehatan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Nanyang Technological University of Singapore, serta telah bersertifikat paten. 

Serangkaian pengujian dan uji terap telah dilakukan pada lebih dari 70 pedagang ikan keliling di beberapa daerah di Indonesia meliputi Padang, Pacitan, Cirebon, Bantul, GunungKidul, Bitung, Pekalongan dan Jembrana. Hingga kini ALTIS telah berkembang dengan baik dan diharapkan menjadi karya nyata LRMPHP Bantul untuk masyarakat.