Pencarian bahan alternatif pengganti plastik sintetis kian berkembang seiring dengan semakin parahnya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh sampah plastik serta dikeluarkannya regulasi-regulasi pelarangan penggunaan plastik secara global. Sebagai negara maritim penghasil rumput laut merah terbesar di dunia, Indonesia berpotensi untuk mengembangkan plastik alternatif ramah lingkungan berbahan rumput laut. Selain sumber bahan bakunya yang melimpah, rumput laut juga memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan penggunaan bahan biomasa lainnya dalam pembuatan bioplastik skala besar.
Pembuatan plastik dari rumput laut yang dilakukan saat ini umumnya menggunakan metode casting, dimana ekstrak rumput laut biasanya dilarutkan dalam air yang dipanaskan kemudian ditambahkan bahan-bahan tambahan lainnya, lalu larutan dituangkan ke wadah yang rata dan dibiarkan mengering dan membentuk plastik film. Sedangkan cara yang umum lainnya adalah dengan menuangkan larutan ekstrak rumput laut ke dalam cetakan-cetakan seperti gelas, wadah makanan, dan lainnya.
Contoh pemanfaatan film plastik rumput laut (sumber: www.greeners.co) |
Meskipun cara
ini terbilang sangat sederhana, namun untuk memenuhi permintaan bioplastik
skala komersial cara casting ini masih menghadapi kendala. Hal ini
disebabkan oleh produksinya yang tidak kontinu atau batch sehingga sulit
untuk mencapai produksi dengan kapasitas besar. Untuk mengatasi kendala
tersebut, tim peneliti Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan
(LRMPHP) mendesain dan mengembangkan perangkat alat produksi bioplastik rumput
laut sistem kontinu yaitu menggunakan sistem ekstrusi panas.Mesin ekstrusi bioplastik rumput laut rancangan
LRMPHP
Dengan sistem ekstrusi ini, formulasi ekstrak rumput laut yang telah dicampurkan merata dengan bahan-bahan lainnya di proses menggunakan ekstruder pada suhu sekitar 130 – 150°C. Prinsip kerja sistem ekstrusi yaitu mencampur dan bahan-baku bioplastik dalam kondisi tekanan dan suhu tinggi di dalam sebuah selongsong (barrel). Di dalam barrel juga terjadi proses shearing (pemotongan) adonan formulasi bioplastik, sehingga selain terjadi perubahan secara fisik juga terjadi perubahan terhadap struktur kimia dari adonan bahan bioplastik selama proses ekstrusi. Adonan bioplastik rumput laut diaduk dalam barel dan ditekan menggunakan ulir hingga akhirnya keluar melalui lubang outlet (dies).
Hasil ekstrusi bahan-bahan rumput laut yaitu bijih bioplastik merupakan ektrudat berbentuk filamen yang kemudian dipotong-potong menjadi pelet kurang dari 1 cm menjadi bijih bioplastik rumput laut. Bijih bioplastik inilah yang kemudian diproses lebih lanjut menjadi brang-barang jadi seperti wadah makanan, piring, dan lainnya yaitu menggunakan sistem compression molding atau injection molding.
Bijih bioplastik rumput laut dan wadah bioplastik |
Penulis : Bakti Berlyanto Sedayu - LRMPHP
.